tirto.id - Daging merupakan salah satu sumber nutrisi yang esensial bagi tubuh. Daging ayam, sapi, dan kambing adalah beberapa jenis daging yang lazim dikonsumsi. Namun, ada beberapa orang yang belum mengetahui bahwa ada variasi daging lain yang sama bergizinya, yaitu daging kelinci.
Secara historis, daging kelinci merupakan sumber protein yang populer pada masa perang dunia ke-2. DilansirLos Angeles Times, ribuan orang di AS menernakkan kelinci untuk memenuhi kebutuhan pangan.
Daging kelinci dapat dimasak layaknya daging pada umumnya. Cara mengolah daging kelinci yang lazim adalah dengan dipanggang atau direbus menjadi sate dan gulai.
Daging kelinci memiliki tekstur empuk dan serat yang lembut. Karena berwarna sedikit pucat, daging kelinci dapat dikategorikan sebagai daging putih. Umumnya daging putih seperti daging ayam memiliki kadar lemak yang rendah dan glikogen yang tinggi.
Kandungan Gizi Daging Kelinci dan Manfaatnya bagi Tubuh
Daging kelinci disebut sebagai sumber protein yang baik karena rendah kolesterol dan natrium. Dilansir WebMD, 100 gram daging kelinci mengandung 197 kalori. Sebagai perbandingan, daging merah yang berlemak seperti rib eye mengandung sekitar 291 kalori.
Merujuk data di situs resmi pemerintah Northwest Territories, selain kaya akan protein, daging kelinci juga mengandung zat besi, vitamin B, dan omega-3 yang baik untuk tubuh.
1. Protein
Seperti produk hewani lain, daging kelinci memiliki kandungan protein yang tinggi. Dalam 100 gram daging kelinci, terkandung 29,1 gram protein. Dengan mengonsumsi 100 gram daging kelinci, sudah memenuhi sepertiga dari kebutuhan protein harian.
Protein adalah salah satu nutrisi yang esensial bagi tubuh karena dibutuhkan di hampir semua bagian tubuh. Fungsi utamanya adalah membangun dan memperbaiki jaringan tubuh seperti otot, kulit, rambut, dan kuku.
Meskipun tinggi protein, kandungan kolesterol daging kelinci justru lebih rendah dibanding daging sapi, ayam, domba, dan babi yang mengandung sekitar 220 hingga 250 mg kolesterol per 100 gramnya. Sementara itu, daging kelinci dengan porsi yang sama hanya mengandung 164 mg kolesterol.
2. Vitamin B12 dan B3
Sumber utama vitamin B12 adalah daging-dagingan dan olahan susu. Vitamin ini penting bagi tubuh untuk membentuk sel-sel darah merah.
Beruntungnya, daging kelinci kaya akan vitamin B12. Dilansir laman resmi Kemenkes RI, 100 gram daging kelinci mengandung sekitar 8,3 µg (mikrogram).
Daging kelinci juga mengandung B3 atau yang disebut juga Niacin. Dalam 100 gram daging kelinci, terkandung Niacin sebanyak 8,4 mg, setara dengan 42 persen dari kebutuhan harian. Niacin berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit, sel saraf, dan sistem pencernaan
3. Selenium
Selenium adalah zat yang membantu meningkatkan sistem imun dan menjaga fungsi kelenjar tiroid. Kebanyakan orang dewasa memerlukan asupan selenium sebanyak 55 µg per hari.
Daging kelinci adalah salah satu jenis daging-dagingan yang kaya akan selenium. Setiap 100 gram daging kelinci mengandung sekitar 38,5 µg, cukup untuk memenuhi lebih dari setengah kebutuhan selenium harian pada orang dewasa.
Cara Menyimpan dan Mengolah Daging Kelinci
Dalam mengonsumsi daging kelinci, penting untuk mengikuti cara menyimpan dan mengolahnya dengan benar.
USDA menyarankan untuk memasak daging kelinci sampai matang, yaitu ketika suhu bagian dalam kelinci mencapai 160 derajat Fahrenheit atau 71 derajat Celcius. Hal tersebut dilakukan untuk membunuh patogen berbahaya yang terkandung dalam daging kelinci.
Daging kelinci perlu disimpan di dalam lemari es untuk menjaga kualitasnya. Daging kelinci akan tahan selama dua hari penyimpanan dengan suhu maksimal 40 derajat Celcius. Sementara itu, untuk menyimpan daging kelinci dengan waktu yang lebih lama, simpan dalam kondisi beku dengan suhu nol derajat Celcius.
Penulis: Putri Raissa Zaravina
Editor: Nur Hidayah Perwitasari