Menuju konten utama
Bahasa Indonesia

Macam Gaya Membaca Puisi dan Caranya: Deklamasi-Teatrikal

Gaya membaca puisi dapat dilakukan melalui beberapa cara, dititikberatkan kepada penafsiran makna, yaitu gaya teatrikal, deklamasi, hingga tekstual.

Macam Gaya Membaca Puisi dan Caranya: Deklamasi-Teatrikal
gadis muda membaca dan mendeklamasikan sebuah buku di taman. FOTO/Istockphoto

tirto.id - Gaya membaca puisi dapat dilakukan melalui beberapa cara, dititikberatkan kepada penafsiran makna, yaitu gaya teatrikal, deklamasi, hingga tekstual.

Puisi adalah karya sastra yang terikat oleh sebuah aturan, tak seperti prosa yang cenderung bebas. Dalam hal ini, puisi terikat oleh rima dan irama, sehingga dalam struktur utuhnya akan terlihat lebih bersahaja.

Seperti dijelaskan dalam buku Wirjosoedarmo (1984: 5), puisi merupakan karangan yang terikat oleh banyak baris dalam tiap bait, banyak kata, banyak suku kata di tiap baris, rima, serta irama.

Sementara menurut E. Kosasih dalam buku Bahasa Indonesia (2017), puisi merupakan sebuah karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam keindahan kata-kata. Untuk mencapai hal tersebut, penyair akan menggunakan irama, rima, diksi, kata kiasan, dan lainnya.

Puisi juga dapat menjadi sebuah representasi dari penyair terhadap suatu impresi yang dilihat maupun dirasakannya. Dalam penciptaan puisi, terdapat beberapa unsur yang harus, yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik puisi.

Unsur intrinsik puisi mencakup diksi atau pemilihan kata, kemudian imaji, majas atau gaya bahasa, bunyi, rima, ritme, dan tema. Sedangkan unsur ekstrinsik puisi menurut Sutji Harijanti dalam Analisis Unsur Pembangun Puisi (2020) terdiri dari unsur historis, unsur psikologis, dan unsur filsafat atau kedalaman makna yang dihadirkan di dalamnya.

Setelah fasih dalam membuat sebuah puisi, maka penyair dapat melantunkannya menggunakan gaya membaca puisi yang tepat agar terdengar lebih indah serta tersampaikan makna puisi tersebut dengan baik.

Dalam hal ini, membaca puisi tidak sama seperti membaca dongeng maupun membaca karya sastra lainnya seperti prosa ataupun sajak bebas. Meskipun sajak bebas menjadi era pembaharu dari puisi, akan tetapi gaya membaca puisi memiliki kekhasan tersendiri di antara yang lainnya.

Seperti disinggung dalam repositori.kemdikbud.go.id, dalam membaca puisi atau deklamasi puisi sekalipun, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, terutama rima dan irama yang membuat pembaca puisi tidak melantunkannya terlalu cepat atau terlalu lambat.

Gaya membaca puisi juga para penyair dianjurkan untuk menekankan artikulasi atau kejelasan suara, kemudian ekspresi wajah yang menyesuaikan tema puisi, serta intonasi atau ketepatan dalam mengucapkan sebuah kata.

Selain itu, dalam membaca puisi para penyair dapat menelaah terlebih dahulu mengenai suasana, tema, dan makna puisi, dengan tujuan agar pada saat puisi dibacakan lebih terjiwai serta tersampaikan dengan baik.

Macam-Macam Gaya Membaca Puisi

Mengutip Kemdikbud, gaya membaca puisi dititikberatkan kepada penafsiran makna, secara umum terdapat sekitar 3 macam gaya membaca puisi, di antaranya:

1. Pembacaan Tekstual

Gaya membaca puisi secara tekstual ini memiliki ciri membawa teks puisi di tangan. Seperti halnya pembaca teks berita, pembacaan tekstual sesekali penyair akan melihat teks puisi yang dibawanya, atau tidak dihafal sepenuhnya.

Pembacaan tekstual dapat divariasikan juga dengan berbagai gaya maupun gerakan tubuh lainnya pada saat membaca puisi, mulai sambil berdiri, duduk, hingga gerakan lainnya sesuai ritme dan tema puisi yang diambil.

2. Pembacaan Deklamasi

Gaya membaca puisi selanjutnya yakni dengan cara deklamasi. Pembacaan deklamasi puisi ini merupakan suatu gaya yang dilakukan dengan cara teks puisi yang sebelumnya harus dihafalkan terlebih dahulu.

Tak seperti pembacaan tekstual, deklamasi puisi ini penyair tidaka akan membawa teks puisi pada saat pembacaannya. Dalam hal ini, pembaca atau penyair akan lebih bebas dalam bergerak karena tidak terikat oleh teks secara visual.

Meskipun demikian, penyair harus mampu menampilkan penghayatan yang lebih baik pada saat tidak membawa teks puisi serta menghafalnya. Beberapa hal yang menjadi poin penting dalam deklamasi puisi adalah ekspresi, suara, dan gerak tubuh.

3. Pembacaan Teatrikal

Terakhir, gaya membaca puisi secara teatrikal, dimana pembaca akan dituntut untuk menampilkan ekspresi, penghayatan, hingga penjiwaan penuh terhadap isi puisi yang akan dibacakannya, tentunya harus dihapal juga.

Gaya membaca puisi satu ini hampir sama dengan pertunjukan teater, dimana pembaca puisinya dapat menampilkan pertunjukan puisi yang dibantu dengan alat bantu serta media pendukung seperti kostum, aksesoris, musik, latar, hingga tata letak panggung.

Baca juga artikel terkait PUISI atau tulisan lainnya dari Imanudin Abdurohman

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Imanudin Abdurohman
Penulis: Imanudin Abdurohman
Editor: Yulaika Ramadhani