tirto.id - Salah satu lagu yang dipopulerkan oleh Iklim, grup musik asal Negeri Jiran adalah ""Hanya Satu Persinggahan"". Iklim dikenal publik dengan lagu beraliran slow rock nya.
Meskipun tembang "Hanya Satu Persinggahan" dirilis pada 1997 lalu, tetapi kini lagu "Hanya Satu Persinggahan" banyak dicover dan menjadi viral di media sosial Tiktok.
Lagu tersebut juga pernah dipopulerkan oleh Rahmat Ekamatra, salah satu penyanyi berkebangsaan Malaysia.
Lirik lagu "Hanya Satu Persinggahan" yang menggambarkan sebuah kisah cinta sekadar jadi tempat persinggahan ini dikarang oleh S. Amin Shahab.
Penulis lagu membawakan cerita tentang sepasang kekasih yang terpaksa mengakhiri asmara lantaran keadaan mereka tak sepadan untuk bersanding dalam sebuah ikatan cinta.
Wan Zul memunculkan perasaan galau dalam lirik lagu ini dengan penciptaan musik yang berhasil merebut banyak pendengar.
Sebelum mempopulerkan lagu ini, Iklim merupakan grup musik yang kerap tampil di kafe dan belum memiliki nama.
Grup musik rintisan AM Salim Abdul Majeed, atau dikenal dengan Saleem-Iklim, juga menerima undangan untuk bermain di beberapa pesta pernikahan.
Pada akhir dekade 1980 terbentuklah grup musik dengan nama Iklim di Trengganu, Malaysia. Selanjutnya, pada dekade 1990 awal The Rock Record of Malaysia (SCS Record) memberikan kepercayaan kepada Iklim untuk membuat rekaman album pertama mereka.
Debut singel pertama mereka, Suci Dalam Debu, menjadi hits single puncak. Bersamaan dengan single lainnya, Iklim menjadi populer di Malaysia dan Indonesia di era 1990-an.
Iklim mengalami timbul tenggelam selama perjalanannya sebagai grup musik. Masalah bermunculan dari dalam tubuh Iklim. Beberapa personil sempat didepak dari keanggotaan grup musik ini. Kendati demikian, karyanya abadi dan terus didengarkan sampai saat ini.
Lirik lagu "Hanya Satu Persinggahan"
Adapun lirik lagu berdurasi lima menit sepuluh detik ini sebagai berikut:
Di sini kasih pernah berbunga
Tiada harum, tiada warna
Di sini cinta pernah membara
Tanpa bahang dan tanpa apinya
Begini yang kurasa
Hidup kita berdua
Di sini langit mendung selalu
Tiada cahya menyinariku
Di sini aku tiada berdaya
Mengikut kata tanpa bicara
Kerana engkau tahu
Aku tidak sepadan denganmu
Hubungan kita suatu persinggahan
Bukan pengabadian yang rela
Pemergianku, oh, kerana terpaksa
Demi hidup yang lebih sempurna
Anggaplah kehadiranku
"Hanya Satu Persinggahan"
Aku tidak menjanjikan mahligai impian
Sebagaimana kau harapkan
Biarlah jauh dari pandangan
Dari pada dekat penuh siksa
Biar berduka, biar melara
Dari sengketa sepanjang masa
Janganlah engkau harap
Ku menghambakan diri
Nanti kau tahu ertinya sepi
Bagaikan pisau menghiris hati
Nanti kau tahu ertinya rindu
Bagai tersusuk duri sembilu
Batin akan tersiksa
Jasad pasti merana olehnya
Hubungan kita suatu persinggahan
Bukan pengabadian yang rela
Pemergianku, oh, kerana terpaksa
Demi hidup yang lebih sempurna
Anggaplah kehadiranku
"Hanya Satu Persinggahan"
Aku tidak menjanjikan mahligai impian
Penulis: Auvry Abeyasa
Editor: Nur Hidayah Perwitasari