Menuju konten utama

Lion Air Group Tunda THR untuk Pilot, Pramugari Hingga Manajemen

THR hanya akan diberikan kepada kelompok pegawai dengan penghasilan total sama dengan UMR.

Lion Air Group Tunda THR untuk Pilot, Pramugari Hingga Manajemen
Sejumlah armada pesawat Lion Air Group terparkir di Apron Terminal 1 C Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (30/4/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/aww.

tirto.id - Lion Air Group mengeluarkan kebijakan menunda pencairan tunjangan hari raya (THR) bagi pegawai-pegawainya, mulai dari pilot, pramugari sampai pejabat struktural di tiga anak perusahaan Lion Air Group.

Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro mengatakan penundaan THR ini disebabkan adanya pandemi Covid-19 yang mengganggu operasional penerbangan sehingga menyebabkan tak adanya pemasukan.

"Karena kondisi operasional yang tidak ada pemasukan dan bertujuan agar perusahaan masih bisa beroperasi atau bertahan sampai waktu normal itu tiba," kata Danang dalam keterangan resmi yang diterima Tirto.id, Rabu (20/5/2020).

Ada dua kelompok pegawai yang harus menerima penundaan THR pada Lebaran kali ini. Pertama kelompok pegawai berpenghasilan menengah seperti mekanik, awak kabin (pramugari/pramugara) dan staf. Mereka akan menerima THR jika operasional penerbangan sudah normal kembali serta kondisi sudah baik dan stabil.

Kelompok kedua yakni adalah para pegawai dengan penghasilan tingi seperti pilot, pejabat struktural atau manajemen. Kelompok ini juga akan menerima THR apabila kondisi operasional penerbangan sudah normal dan kondisi sudah sangat baik.

Danang menjelaskan THR hanya akan diberikan kepada kelompok pegawai dengan penghasilan total sama dengan UMR seperti tenaga kebersihan, pengamanan, pengemudi, porter dan staf tertentu.

"Nilai nominal THR yang diberikan belum sepenuhnya, rencana akan dipenuhi jika operasional normal kembali dan kondisi perusahaan membaik (jumlah penumpang dan jumlah frekuensi penerbangan)," jelas Danang.

Danang mengatakan Lion Air Group tengah berada di masa sulit akibat terkena imbas pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 menjadikan industri penerbangan tidak beroperasi normal secara domestik dan internasional. Sementara, biaya-biaya yang harus ditanggung tanpa beroperasi masih cukup besar, sehingga menimbulkan kesulitan yang sangat berat.

"Kebijakan ini dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Pada kondisi pendapatan yang sangat minimal karena terjadi pembatasan perjalanan, hanya beroperasi 5 persen dari kapasitas normal sebelumnya rata-rata 1.000 penerbangan per hari," terangnya.

Lion Air Group sudah melakukan pembicaraan terkait penundaan THR ini dengan mitra-mitra usaha serta melakukan pemotongan pengahasilan seluruh manajemen dan karyawan dengan nilai prosentase yang bervariasi sejak Maret lalu.

"Semakin besar penghasilan semakin besar nilai nominal potongannya. Kebijakan-kebijakan tersebut telah mulai dilaksanakan dan diterpakan pada Maret, April, Mei sampai waktu yang belum ditentukan," jelas Danang.

Meski begitu, Danang memastikan perusahaan-perusahaan di lingkungan Lion Air Group belum berpikir atau membuat kajian untuk melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap pegawai/ karyawan. Pertimbangan utama ialah sebagai keluarga besar yang terdapat didalamnya kurang lebih 29.000 karyawan menggantungkan pada bisnis ini untuk keberlangsungan hidup.

Manajemen, lanjut Danang masih terus memonitor, mengumpulkan data dan informasi serta mempelajari kapan saatnya industri penerbangan domestik dan internasional akan beroperasi normal kembali.

"Lion Air Group masih terus mempelajari situasi yang terjadi untuk mempersiapkan strategi dan langkah yang akan diambil guna menjaga kelangsungan hidup perusahaan termasuk meminimalisir beban yang ditanggung selama pandemi Covid-19," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait THR LEBARAN atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Bisnis
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Bayu Septianto