Menuju konten utama

Lawan dan Kawan Sama-Sama Ingin Edy Rahmayadi Mundur dari PSSI?

Tak cuma pihak yang menyoroti kepemimpinannya, 'orang-orang dekat' Edy Rahmayadi di PSSI diduga punya niat pula untuk melengserkan Gubernur Sumatera Utara itu.

Lawan dan Kawan Sama-Sama Ingin Edy Rahmayadi Mundur dari PSSI?
Edy Rahmayadi Ketua Umum PSSI. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

tirto.id - Edy Rahmayadi telah mengumumkan pengunduran diri dari jabatan Ketua Umum PSSI pada Minggu (20/1/2019) lalu. Kendati demikian, hingga kini pertimbangan dari langkah tersebut memunculkan kesan ganjil. Apalagi hanya sehari sebelumnya, Edy masih bersikap kukuh untuk mempertahankan posisi sebagai Ketua Umum PSSI.

"Masa saya tinggalkan PSSI saat sedang morat-marit? Kan tidak manusiawi," kata Edy Sabtu (19/1/2019).

Belakangan, diketahui bahwa setelah melontarkan pernyataan di atas, Edy melakukan diskusi dengan 'orang-orang terdekatnya' di internal PSSI. Keterangan ini disampaikan langsung oleh salah satu anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Gusti Randa dalam program 'Mata Najwa: PSSI Bisa Apa Jilid 3', Rabu (23/1/2019) malam.

"Beliau [Edy Rahmayadi] meminta sampai subuh untuk memikirkan jawaban [soal mundur]," imbuh Gusti.

Gusti juga mengindikasikan bahwa sebelum memutuskan mundur, Edy mengendus adanya rencana dari sejumlah anggota PSSI untuk melengserkannya dari tampuk kepemimpinan. Pertemuan ini disebut-sebut Gusti bukan diinisiasi oleh PSSI.

"Lalu beliau [Edy] mengumpulkan Exco, dimintai respons: apakah saya perlu mundur?," sambungnya.

Tanpa tedeng aling-aling, Gusti menuding jika sejumlah pihak yang ingin menggulingkan Edy telah bergerak jauh-jauh hari. Menurutnya, sejumlah voters PSSI yang menginginkan Edy lengser sempat mengadakan pertemuan tertutup.

Beberapa yang disebut hadir dalam pertemuan ini adalah manajer Madura FC, Januar Herwanto dan Presiden Klub Persijap Jepara, Esti Puji Lestari.

Saat dimintai klarifikasi, Januar dan Esti membenarkan kehadiran mereka dalam acara yang diselenggarakan organisasi Komite Penyelaman Sepak Bola Nasional (KPSN) itu. Hanya saja, mereka mengatakan jika kegiatan tersebut bukan sesuatu yang sifatnya tertutup.

"Tidak ada rahasia di sini [KPSN], karena itu juga diliput televisi," kata Esti.

Pengamat sepak bola nasional, Yesayas Oktavianus berusaha menengahi upaya saling tuduh antara sebagian orang PSSI dan KPSN. Yesayas berbicara dengan kapasitasnya yang mengaku sebagai salah satu inisiator KPSN.

"Tujuan KPSN adalah mundurkan Edy," kata Yesayas singkat.

Tak Cuma Lawan, Kawan Juga Ingin Edy Mundur

Dalam program Mata Najwa, Presiden Persijap, Esti Puji Lestari jadi salah satu pihak yang sependapat dengan KPSN untuk melengserkan Edy. Namun, Esti membagikan informasi bahwa orang-orang yang 'dekat' dengan Edy di PSSI pun ingin melakukan hal yang sama.

Esti mengatakan bahwa orang-orang tersebut bahkan melakukan pertemuan untuk merencanakan langkah pengajuan mosi tidak percaya terhadap Edy Rahmayadi apabila Kongres PSSI digelar. Bahkan, ia mendapat informasi jika para voters yang menandatangani mosi tersebut mendapat imbalan 1.000 dolar Singapura.

"Seminggu sebelum Kongres [PSSI], saya sudah mendengar soal adanya pertemuan di luar Kongres," kata Esti.

Pernyataan Esti ini juga mendapat dukungan dari manajer Madura FC, Januar Herwanto. Ia merasa ada yang ganjil karena dalam acara makan malam sebelum Kongres, Edy Rahmayadi tiba-tiba menyinggung soal pengunduran diri. Januar meyakini bahwa Edy mencium gelagat tak sedap dari orang-orang internal PSSI.

"Saat gala dinner disampaikan bahwa memang Pak Edy tidak mau mundur, feeling saya ini ada Kongres di luar Kongres, terkait wacana kemunduran Pak Edy," beber Januar.

Gusti Randa tak menampik perkataan Esti dan Januar soal digelarnya pertemuan. Namun ia membantah bahwa pertemuan tersebut dilakukan untuk merencanakan mosi tidak percaya terhadap Edy.

"Saya datang karena Exco Bu Papat diperiksa [Satgas Antimafia Bola] dua kali. Dia konsultasi kepada saya selaku komite hukum. Di sana ada saya, Haruna [Haruna Soemitro, manajer Madura United], juga Pak Joko Driyono. Bukan pertemuan formal," ujar Gusti.

Gusti juga berupaya membantah tuduhan perkara bagi-bagi uang dengan mengatakan dirinya tidak tahu menahu hal itu.

"Soal tudingan bagi-bagi uang, kalau cuma 1.000 dolar Singapura, itu terlalu murah bagi voters untuk menggadaikan suaranya," kelakar Gusti.

Jika ditinjau lagi, Edy Rahmayadi pun sempat mengirim sinyal bahwa dirinya tahu semua pihak di PSSI--baik kawan maupun lawan--sama-sama ingin menjatuhkannya dari posisi Ketua Umum. Setidaknya, hal ini bisa dibaca dari caranya menyampaikan argumen saat mengumumkan pengunduran diri Minggu (22/1/2019) lalu.

"Karena kita saling mencintai. [Kalau saya bertahan] nanti akhirnya kalian berkelahi. Biar saya keluar dari rumah ini, biar kalian akur, saling menyayangi demi PSSI," ucap Edy saat itu.

Baca juga artikel terkait EDY RAHMAYADI MUNDUR atau tulisan lainnya dari Herdanang Ahmad Fauzan

tirto.id - Olahraga
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Editor: Herdanang Ahmad Fauzan