tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja ekspor Indonesia pada sebesar 21,51 miliar dolar AS. Ekspor ini mengalami penurunan 5,81 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto mengatakan, salah satu penyebab penurunan ekspor pada bulan lalu karena adanya larangan ekspor minyak sawit (CPO) dan turunannya oleh pemerintah. Larangan ekspor tersebut diterapkan mulai 28 April hingga 23 Mei 2022.
"Penurunan ekspor nonmigas yang terbesar ini yaitu lemak dan minyak hewani/nabati HS15, ini mengalami penurunan sebesar 2,14 miliar dolar AS atau turun 71,79 persen," kata dia dalam rilis BPS, di Kantornya, Jakarta, Rabu (15/6/2022).
Dampak pelarangan ekspor CPO dan turunannya ini membuat ekspor lemak dan minyak hewani/nabati ke sejumlah negara seperti India, Pakistan, dan China juga mengalami penurunan. Imbasnya kinerja ekspor juga menurun.
Jika dilihat lebih rinci, ekspor nonmigas pada Mei 2022 mencapai 20,01 miliar dolar AS atau turun 22,71 persen dibanding April 2022. Namun demikian, ekspor nonmigas tercatat masih naik 25,34 persen dibanding dengan periode sama tahun lalu.
Selain karena adanya larangan ekspor, Setianto menyebut, faktor musiman juga membuat ekspor pada bulan lalu mengalami penurunan. Misalnya, karena adanya libur hari raya Idulfitri yang dibarengi dengan cuti bersama sehingga produksi berkurang.
"Kalau kita liat kinerja ekspor Mei 2022 kita ini juga ada hal lain misalnya, berkurangnya hari kerja produksi karena adanya hari libur hari raya Idulfitri di bulan Mei ini," pungkas dia.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Maya Saputri