tirto.id - Presiden Joko Widodo bertemu dengan Suroto, peternak unggas yang viral akibat membentangkan poster unjuk rasa saat kunjungan kerja Jokowi di Blitar, Jawa Timur di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (15/9/2021). Saat bertemu Jokowi, Suroto bersama 14 peternak lain dari perwakilan asosiasi peternak telur dan perunggasan.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) dan Menteri Pedagang M. Luthfi ikut mendampingi Jokowi dalam pertemuan tersebut. Usai pertemuan, SYL mengaku para peternak telur dan unggas mengeluhkan 3 permasalahan kepada presiden.
"Ada 3 hal terkait dengan tentu saja budidayanya, atau bibit yang terkait dengan kesiapan-kesiapan yang ada, dan bagaimana menstrategikan bibit agar tidak terjadi overkebutuhan yang ada," kata SYL usai pertemuan di Istana Negara.
Politikus Nasdem ini menambahkan, "Kedua adalah bagaimana tentang pakan dan jagung yang cenderung jagung naik harganya, dan ketiga adalah harga dari telur yang kelihatannya sekarang ini sangat-sangat rendah."
SYL mengaku, Jokowi mengambil sejumlah kebijakan setelah mendengar soal tiga keluhan tersebut. Agenda pertama atau terdekat adalah melakukan langkah cepat untuk memenuhi kebutuhan jagung di wilayah Klaten, Blitar, dan Lampung. Presiden pun menginstruksikan agar harga jagung di daerah tersebut segera normal.
"Perintahnya kepada mendag dan menteri pertanian adalah melakukan langkah cepat minggu ini juga agar kebutuhan jagung khususnya di tiga tempat yang bersoal, Klaten, Blitar dan Lampung bisa tertangani dengan harga yang sangat normatif dan kalau perlu menggunakan subsidi-subsidi tertentu untuk tiga daerah sentra karena tiga daerah itu merupakan sentra peternakan," kata SYL.
Langkah kedua, kata dia, Kementerian Pertanian diminta untuk mendekatkan pasokan jagung ke daerah-daerah yang membutuhkan. Hal tersebut perlu dilakukan karena harga jagung ikut terdampak akibat COVID. Jokowi ingin agar jagung didekatkan pada sentra peternakan.
Sementara langkah ketiga, pemerintah segera membuat regulasi bersama untuk melindungi para peternak yang hadir dalam pertemuan. Pemerintah ingin membentuk cadangan pangan dalam jumlah terbatas.
Jokowi juga menginstruksikan agar ada pembangunan sentra pangan berupa tepung dan telur di Blitar dalam 1-2 bulan ke depan. Mantan Wali kota Solo itu juga mendorong agar ada industri pakan di dekat peternak.
"Yang kedua mulai dipikirkan tentang industri tambahan pakan. Jadi kita tidak tergantung dengan pabrikasi-pabrikasi, tapi ada pemerintah sendiri bisa melakukan industri untuk itu. Ini tentu jangka panjang, jadi seperti itu sehingga perputaran ini bisa dilakukan," kata SYL.
Di tempat yang sama, Menteri Perdagangan M. Luthfi mengakui bahwa ada masalah keseimbangan harga di sektor perunggasan. Ia mengatakan, permasalahan berakar dar kenaikan harga jagung dan gandum yang membuat ongkos produksi para peternak naik di tengah penurunan harga unggas akibat COVID.
"Ini yang terjadi adalah ketika harga komoditas terutama pakan untuk perunggasan untuk peternak ini naik, terutama dari komoditas jagung dan wheat itu, gandum ini menyebabkan ongkos daripada produksi petani atau peternak layer dan broiler ini menjadi sangat tinggi sedangkan karena Covid harga kebutuhan itu menurun yang menyebabkan terjadi delta yang besar," kata Luthfi.
Luthfi mengaku, pemerintah akan menyelaraskan harga serta memastikan harga terjangkau bagi semua pihak. Sebab, kata Luthfi, Indonesia sudah tidak lagi impor jagung beberapa tahun terakhir.
"Kalau jagung sekarang ini, kita yang dari kita tadinya impor 3 juta, hari ini kita tidak impor sama sekali. Mungkin malah justru merembes keluar ini sebenarnya," kata Luthfi.
Luthfi menegaskan, pemerintah akan mengupayakan harga jagung tidak akan melebihi harga yang dipatok Kementerian Perdagangan. Ia menekankan bahwa stabilisasi harga unggas dan telur penting dilakukan karena berkaitan dengan program perbaikan gizi masyarakat.
Oleh karena itu, mantan Dubes RI untuk Amerika Serikat ini berharap agar solusi masalah perunggasan bisa segera diselesaikan setelah pemerintah mengeluarkan terobosan bersama antara Kemendag dan Kementan dalam kasus unggas dan telur dalam waktu dekat.
"Mudah-mudahan kita akan segera menyelesaikan pada akhir minggu ini dengan terobosan-terobosoan tentunya untuk terutama pakan bagi perunggasan," kata Luthfi.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz