tirto.id - Emir Kuwait Sheikh Sabah al-Ahmad Al-Sabah menerima utusan Arab Saudi dan menelepon pemimpin Qatar pada Senin (5/6/2017), setelah kerajaan itu dan beberapa Negara Teluk lain memutuskan hubungan dengan Doha.
Kantor berita Kuwait, KUNA mewartakan, Pangeran Khaled al-Faisal, penasihat Raja Arab Saudi Salman sekaligus Gubernur Makkah, menyampaikan sebuah pesan lisan kepada Sheikh Sabah al-Ahmad Al-Sabah berkenaan dengan "hubungan bilateral... dan perkembangan regional serta internasional terbaru."
Namun KUNA tidak menjelaskan rincian isi pesan yang disampaikan pada hari ketika Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar, anggota Dewan Kerja Sama Teluk (Gulf Cooperation Council/GCC).
Sheikh Sabah kemudian menelepon Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani dan "mendesaknya untuk menahan diri dan tidak mengambil langkah yang bisa memperparah" situasi.
Penguasa Kuwait itu juga menelepon Sheikh Tamim untuk memberikan "kesempatan bagi upaya yang ditujukan guna mengatasi ketegangan dalam hubungan antara kedua saudara tersebut."
Kuwait, salah satu dari enam negara anggota aliansi GCC yang tidak ikut memutuskan hubungan dengan Qatar seperti anggota GCC lainnya.
Penguasa Kuwait memainkan peran penting dalam krisis serupa tahun 2014, yang pada akhirnya menyelesaikan sengketa antara Qatar dengan para tetangganya.
Emir Qatar Sheikh Tamim melakukan kunjungan kehormatan ke Kuwait pada awal bulan Ramadan pekan lalu.
Keempat negara anggota GCC, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Mesir, dan Bahrain pada Senin (5/6/2017) memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar, karena negara tersebut dianggap mendukung aksi terorisme. Keempat negara memutuskan hubungan dengan dalih untuk menjaga keamanan nasional.
Sebelumnya, Parlemen Kuwait pada Senin (5/6/2017) menyeru pemerintah melakukan upaya mediasi untuk menyelesaikan pertengkaran terkini dalam hubungan GCC, demikian menurut warta kantor berita Antara dari AFP.
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra