Menuju konten utama

Kurang Guru dan Kepsek, Kota Bogor Merger 23 SD jadi 11 Sekolah

Langkah ini dalam upaya mengatasi kurangnya tenaga pendidikan sekaligus memperbaiki mutu pendidikan.

Kurang Guru dan Kepsek, Kota Bogor Merger 23 SD jadi 11 Sekolah
Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim usai membahas persiapan kelanjutan merger SD dengan jajaran Disdik Kota Bogor. (Sumber: bogor24update)

tirto.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bersiap merjer 23 Sekolah Dasar (SD) menjadi 11 sekolah. Langkah ini dalam upaya mengatasi kurangnya tenaga pendidikan dan kosongnya 43 posisi kepala sekolah (Kepsek) tingkat SD.

Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, telah membahas persiapan lanjutan terkait merger sekolah ini di Kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor.

"Jadi beberapa SD akan kami laksanakan penggabungan atau merger. Kenapa harus dilakukan? Karena kami kalau tidak hati-hati, maka defisit guru itu semakin hari semakin besar, sementara penambahan guru dalam lima tahun ke depan belum bisa kami prediksi," ujar Dedie, pada Selasa, 12 Agustus 2025.

Menurutnya, upaya merger menjadi salah satu jalan yang harus ditempuh untuk mengatasi berbagai persoalan di bidang pendidikan khususnya kelangkaan guru. Termasuk pula, kosongnya 43 posisi kepsek SD di Kota Bogor.

"Tapi untuk pemenuhan syarat bagi kepala sekolah saya minta Kepala Disdik untuk segera, apa saja yang segera bisa dipenuhi atau menunggu proses merger," ujar Dedie.

Kepala Disdik Kota Bogor, Herry Karnadi, menambahkan merger sekolah menjadi salah satu strategi untuk mengantisipasi kekurangan guru. Selain itu, menurutnya langkah ini efektif untuk menaikkan mutu pendidikan.

Ia pun mengungkap, merger sudah menjadi wacana yang diperhitungkan sejak lama. Dia bersyukur Langkah ini akan dipercepat lewat perwali merger sekolah.

"Kekurangan kepala sekolah 43 orang, kekurangan guru SD itu hampir 600 orang. Bagaimana kami bicara mutu pendidikan, kalau pengajar aja kekurangan. Merger menjadi salah satu untuk menutupi kekurangan itu, dengan mutu pendidikan," tutur Herry.

Dalam waktu dekat, Herry mengatakan beberapa sekolah yang akan merger di antaranya SD Sumeru 5 dengan SD Menteng; SD Pengadilan 2 dan Pengadilan 5; SD Polisi 1, 2, 4, 5 juga akan dimerger hingga ada SD Ciheuleut. Total, sekitar 23 sekolah akan dimerger menjadi 11 sekolah SD.

"Yang pasti tahun depan akan ada yang kami merger, supaya mengurangi kekurangan guru. Karena makin lama, semakin berkurang guru, karena ada yang pensiun," ujarnya.

"Untuk kekurangan guru ditingkat SD juga kami akan bekerja sama dengan mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang magang, akan diberdayakan menjadi tenaga pengajar," tambahnya.

Adapun untuk SMP, Herry menyebut, konsepnya adalah membuat pembelajaran online nanti dibantu sama pihak Lenovo.

"Nanti perangkat Lenovo kami sebar ke beberapa sekolah SMP, sehingga satu guru bisa mengajar di beberapa sekolah. Kenapa Lenovo?, karena Lenovo yang ingin memberikan donasinya," tutup Herry.

Persiapkan Perwal Modus Pindah KK

Dalam kesempatan yang sama, Dedie turut menyinggung sistem penerimaan murid baru (SPMB) di Kota Bogor. Dia pun mengaku tengah menyusun perwali terkait indikasi kecurangan dengan modus pindah kartu keluarga (KK), agar anak dekat ke sekolah unggulan atau sekolah favorit tanpa ada pendampingan orang tua.

"Jadi modus lama ini, orang tuanya di kelurahan A, anaknya dipindahkan ke kelurahan C karena dekat dengan sekolah favorit. Nah ini kami akan antisipasi dari sekarang dan ke depan tidak boleh terjadi praktik seperti ini," jelasnya.

=====

Bogor24update.id adalah akun IG City Info yang merupakan bagian dari #KolaborasiJangkarByTirto.

Baca juga artikel terkait MERGER atau tulisan lainnya dari bogor24update.id

tirto.id - Flash News
Kontributor: bogor24update.id
Penulis: bogor24update.id
Editor: Siti Fatimah