tirto.id - Film Kucumbu Tubuh Indahku(Memories of My Body) karya Garin Nugroho dipilih untuk mewakili Indonesia dalam ajang Academy Awards (Piala Oscar) tahun 2020 kategori Best International Feature Film Award yang sebelumnya bernama Best Foreign Language Film.
Terkait hal ini Kepala Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) RI Triawan Munaf turut mengapresiasi film karya sutradara Garin Nugroho, Kucumbu Tubuh Indahku (Memories of My Body) sebagai wakil Indonesia untuk memperebutkan piala Oscar di kategori International Feature Film.
"Saya ucapkan selamat, untuk satu film nasional karya Garin yaitu 'Kucumbu Tubuh Indahku', yang terpilih sebagai wakil Indonesia di kategori International Feature Film untuk Oscars. Semoga bisa membawa nama Indonesia kepada dunia, karena kebanggan itulah yang diperlukan Indonesia saat ini," kata Triawan di sela-sela pembukaan Akatara 2019 di Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (18/9/2019), sebagaimana dikutip Antara.
Ia menyisipkan dukungan dan harapan bagi film tersebut agar bisa masuk sebagai nominasi utama dalam kategori tersebut di ajang Academy Awards ke-92 itu.
Ketua Komite Oscar 2020 Indonesia atau The Indonesian Academy Awards Selection Committee yang diketuai Christine Hakim telah menyeleksi 3 (tiga) film yang diajukan untuk mewakili Indonesia, yaitu Kucumbu Tubuh Indahku (Garin Nugroho), Ave Maryam (Robby Ertanto), dan 27 Steps of May (Ravi Bharwani).
Setelah proses seleksi dilakukan, komite memilih Kucumbu Tubuh Indahku untuk mewakili Indonesia dalam ajang tersebut. Bagi Garin Nugroho, ini adalah karya kedua yang pernah dipilih untuk mewakili Indonesia di Academy Awards, sebelumnya Daun Diatas Bantal (1998) juga pernah mewakili Indonesia di ajang yang sama.
The Indonesian Academy Awards Selection Committee 2020 terdiri dari: Christine Hakim (Ketua), Sheila Timothy selaku (Sekretaris), Firman Bintang, Reza Rahadian, Mathias Muchus, Lola Amaria, Roy Lolang, Benny Setiawan, Adisurya Abdy, Fauzan Zidni, Benny Benke, Alim Sudio, dan Thoersi Argeswara sebagai anggota.
Kucumbu Tubuh Indahku menceritakan kisah tentang perjalanan hidup seorang penari bernama Juno (Muhammad Khan) yang adaptasi dari kisah perjalanan hidup penari Rianto. Sejak Juno kecil, dia terpaksa harus hidup sendiri sejak ayahnya meninggalkannya akibat kekerasaan yang dialami.
Di tengah kesendiriannya, Juno akhirnya bergabung dengan sanggar tari Lengger. Trauma dialami Juno pertama kali ketika ia melihat konflik guru tari lengger senior di desanya. Sejak itu, Juno harus hidup berpindah pindah dari satu desa ke desa lain.
Seiring dengan perjalanannya menjadi dewasa, Juno mendapat perhatian dan kasih sayang dari guru tarinya, bibinya seorang penjual ayam, pamannya seorang penjahit, seorang petinju, dan seorang Warok. Semua pengalaman yang dilalui membuat Juno memiliki sebuah perjalanan yang membawanya menemukan keindahan hidup.Film Kucumbu Tubuh Indahku ini telah berhasil meraih beberapa penghargaan internasional di antaranya Bisato D’oro Award Venice Independent Film Critic (Italia, 2018), Best Film pada Festival Des 3 Continents (Perancis, 2018), dan Cultural Diversity Award under The Patronage of UNESCO pada Asia Pasific Screen Awards (Australia, 2018).
Di tingkat nasional beberapa penghargaan yang telah diraih film ini yaitu Film Pilihan Tempo di Festival Film Tempo 2018 dan Sutradara pilihan Tempo Festival Film Tempo 2018.
“Pilihan yang mengejutkan dan berani, karena tema ini sensitif, namun juga menunjukkan penghormatan juri pada nilai cultural diversity, yakni tiap manusia berhak hidup dalam keberagaman yang damai tanpa kekerasan, diskriminasi dan persekusi," ujar Garin Nugroho, sebagaimana dikutip keterangan pers yang diterima Tirto, Rabu (18/9/2019).
"Semoga dipilihnya film ini akan berdampak pada peningkatan kebebasan berekspresi untuk perfilman di Indonesia. Dan akan membuka mata untuk orang-orang atau kelompok yang menentang diputarnya film ini di negerinya sendiri. Sudah seharusnya Indonesia menjunjung tinggi keberagaman untuk menjadi bangsa yang lebih baik," ujar ungkap Ifa Isfansyah, produser Kucumbu Tubuh Indahku.
Saat diputar di bioskop-bioskop Indonesia, film Kucumbu Tubuh Indahku sempat diberi petisi dan diboikot karena dianggap mengampanyekan LGBT sehingga membuat peredaran film dicekal di Kota Depok, Kubu Raya dan Pontianak.
Narina Saraswati dari Fourcolours Films, rumah produksi Kucumbu Tubuh Indahku menyebutkan dalam keterangan persnya, pemutaran film Kucumbu Tubuh Indahku di Balikpapan dan Semarang juga didatangi ormas yang mengatasnamakan ormas Islam.
"Hal tersebut dilakukan bahkan tanpa menonton karya filmnya secara utuh. Padahal film tersebut diproduksi dan diedarkan sudah melalui prosedur hukum yang berlaku di Indonesia. Sangat ironis jika film yang mewakili dan mengharumkan nama Indonesia, bahkan dipilih oleh UNESCO sebagai film yang mewakili keberagaman kebudayaan justru tidak diterima di negerinya sendiri," tulis Fourcolours Films.
Sebelum Kucumbu Tubuh Indahku, film dari Fourcolours Film juga pernah dipilih untuk mewakili Indonesia di Oscar, yaitu film Turah karya Wicaksono Wisnu Legowo. Academy Awards atau Oscar rencananya akan digelar pada Februari 2020.
Editor: Dipna Videlia Putsanra