tirto.id - Kapuspen TNI, Mayjen Kristomei, mengungkapkan kelompok sipil bersenjata di Yahukimo, Papua, tak hanya menembak di bagian dada kanan Serka Seger Mulyana. Dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa korban tidak hanya ditembak, tetapi juga mengalami serangan di sejumlah bagian tubuhnya.
“Diserang dan dianiaya secara brutal dengan luka tembak di dada kanan, luka bacok di leher, dagu, tangan kiri dan pergelangan tangan kiri, serta luka tusuk di dada kiri,” ujar Kristomei dalam keterangan tertulis, Senin (16/6/2025).
Dia menjelaskan, para pelaku diketahui merupakan kelompok sipil bersenjata Kodap XVI Yahukimo pimpinan Elkius Kobak. Pembunuhan itu pun diketahui berada di Jembatan Kali Biru, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Senin (16/5/2025).
Lebih lanjut ia menerangkan, Serka Seger Mulyana dibunuh usai mengikuti apel pagi di Makodim 1715/Yahukimo. Usai apel, beliau melakukan pemeriksaan kondisi anggota Makodim yang sedang sakit.
“Sekitar pukul 09.50 WIT, Serka Seger bersama tiga anggota lainnya menuju RSUD Dekai untuk berkoordinasi mengenai pengadaan obat bagi anggota yang memerlukan perawatan,” tutur dia.
Setelah urusan di rumah sakit selesai, kata Kristomei, Serka Seger kembali ke markas seorang diri untuk mengantarkan obat-obatan tersebut. Namun, dalam perjalanan pulang sekitar pukul 10.45 WIT, dia disergap dan ditembak.
Setelah dilakukan penyisiran oleh personel Kodim 1715/Yahukimo, jenazah Serka Seger ditemukan di tepi jalan bersama sepeda motornya. Korban juga sempat dilarikan ke RSUD Dekai dan dinyatakan gugur pada pukul 11.10 WIT.
Kristomei memastikan TNI akan terus hadir dengan langkah-langkah terukur dan proporsional terhadap setiap pelaku kekerasan bersenjata yang mengganggu stabilitas dan keamanan di Papua, serta memastikan aktivitas masyarakat tetap berjalan aman dan kondusif.
“TNI sangat berduka atas gugurnya Serka Seger, prajurit yang menjalankan tugas kemanusiaan dengan penuh tanggung jawab. Kepada keluarga besar almarhum, kami turut berbelasungkawa sedalam-dalamnya,” ucap dia.
Penulis: Ayu Mumpuni
Editor: Bayu Septianto
Masuk tirto.id

































