tirto.id - Massa menyerang pemukiman Kristen hingga membakar 5 gereja di Kota Jaranwala, distrik Faisalabad, Pakistan pada Rabu, 16 Agustus 2023. Petugas keamanan telah menangkap setidaknya 146 orang yang dianggap terlibat dalam peristiwa tersebut.
Serangan di Jaranwala itu terjadi selama lebih dari 10 jam. Reuters memberitakan pada Kamis, (18/8), tidak ada polisi di lokasi kejadian, meskipun hal ini kemudian dibantah oleh pihak berwenang.
Massa lalu merusak dan membakar beberapa gereja serta sejumlah rumah warga. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
Penyebab Massa Bakar Gereja: Diduga Dipicu Penyobekan Al-Qur'an?
Menurut sejumlah sumber, aksi perusakan yang dilakukan massa Muslim dipicu karena dugaan penodaan agama. Lembaran Al-Quran disobek dan digunakan sebagai konten untuk menghujat agama. Hal ini ditemukan di dekat daerah Isa Nagri (tempat komunitas Kristen) di Jaranwala.
AP News memberitakan, Raja Amir beserta temannya diduga merobek-robek halaman Al-Quran, melemparkannya ke tanah, dan menulis kata-kata yang tidak patut di halaman lainnya.
Massa yang datang ke pemukiman itu lalu menuntut agar 2 orang ini segera menyerahkan diri, meskipun mereka sudah melarikan diri. Ribuan orang yang tiba itu membawa tongkat besi, pisau, hingga belati selama melakukan aksinya.
Kata Rizwan Khan, kepala polisi lokal, massa mulai menyerang sejumlah gereja dan rumah-rumah warga Kristen, membakar perabotan dan barang-barang lainnya.
Polisi mengklaim, pihaknya sudah mengerahkan pasukan untuk menjaga pemukiman Kristen serta memasang kawat berduri untuk mengantisipasi keadaan.
Mereka sempat melepaskan tembakan ke udara dan menggunakan pentungan untuk membubarkan massa disertai bantuan ulama Muslim setempat.
Sebanyak 50 rumah dibakar akibat serangan itu. Akmal Bhatti, tokoh masyarakat setempat mengatakan ratusan orang Kristen kini mengungsi ke wilayah terdekat.
"Para penjahat menyeret barang-barang berat dari rumah-rumah dan membakarnya di jalan-jalan dan mengambil barang-barang berharga kecil yang dapat mereka bawa dengan mudah," ungkap Akmal Bhatti.
Dilaporkan Al-Jazeera, 6 ribu polisi dibantu pasukan paramiliter sudah berjaga-jaga untuk mengendalikan situasi.
Pihak keamanan juga sudah menangkap sedikitnya 146 orang sehari pasca-massa Muslim membakar 5 gereja dan puluhan rumah lainnya. Mereka juga masih mengejar Raja Amir yang bersembunyi demi menghindari massa.
"Kami melanjutkan operasi untuk menahan orang-orang yang terlibat," kata Usman Anwar, petugas kepolisian di Provinsi Punjab.
Salah satu gereja yang dibakar itu adalah Gereja Salvation Army di Jaranwala. Sejumlah video di media sosial menunjukkan sejumlah pria menaik atap gereja dan menyerang fasad, serta mencabut salib.
Selain rumah hingga tempat usaha, serangan juga menyasar pemakaman milik komunitas Kristen.
"Seluruh rumah saya terbakar habis, tidak ada yang bisa diselamatkan. Saya bahkan tidak punya kursi untuk duduk. Semuanya telah menjadi abu," ujar Farooq Masih, 47 tahun.
"Saya tinggal di rumah bersama 3 saudara laki-laki dan kami terdiri dari 19 orang di sini. Saya tidak tahu apa yang akan kami lakukan sekarang, yang kami miliki hanyalah iman kepada Tuhan," sambungnya.
Di lain sisi, Gulshan Barkat, staf pengajar di National Catholic Institute of Theology, Karachi menganggap kasus dugaan penistaan agama ini termasuk tuduhan palsu.
Ia justru menuding masjid-masjid juga layak disalahkan. Pasalnya, pengeras suara yang dipasang di menara pada pagi harinya telah menyerukan kepada umat Islam untuk berkumpul dan menyerang gereja serta komunitas Kristen.
"Emosi saudara-saudara Muslim kita berkobar dengan sangat cepat, bahkan hanya karena desas-desus," ungkap Gulshan Barkat.