tirto.id - Wilayah Kongo timur kembali dilanda kerusuhan setelah polisi menembakan gas air mata ke arah massa demonstrasi yang melancarkan aksi protes pada Rabu, 18 Januari 2023.
Aksi itu meletus di wilayah Goma, Kongo timur, yang diklaim sebagai aksi penolakan kedatangan pasukan Sudan.
Seperti diberitakan AP News, pihak berwenang merespons aksi protes itu dengan melepaskan tembakan gas air mata ke arah demonstran.
Setelah berhasil diredam, pihak kepolisian menahan beberapa orang yang diduga sebagai provokator dan beberapa wartawan yang melakukan liputan terkait protes di Kongo.
Kronologi Aksi Protes di Kongo
Kronologi demo di Kongo bermula saat pasukan Sudan hendak berlabuh di beberapa titik wilayah Kongo timur.
Hal itu berkaitan dengan keputusan para pemimpin Komunitas Afrika Timur pada tahun lalu yang ingin membentuk dan mengerahkan pasukan ke Kongo timur.
Tujuannya untuk menghadang aksi teror kelompok pemberontak M23, yang diduga menjadi penyebab meningkatnya angka kekerasan di wilayah tersebut.
Sebelum kedatangan pasukan Sudan yang diperkirakan akan tiba dalam beberapa hari ke depan di Kongo timur, pasukan Kenya sudah terlebih dahulu berlabuh di beberapa titik rawan pemberontakan sejak tahun lalu.
Namun, pada saat warga Goma mengetahui pasukan Sudan akan segera berlabuh di Kongo timur, mereka langsung melancarkan aksi protes untuk menolak kedatangan pasukan asing.
Mereka khawatir pasukan Sudan tidak bisa membantu mengurangi kekerasan kelompok pemberontak bersenjata, seperti pasukan Kenya.
“Militer Kenya datang ke sini sebagai turis. Mereka berkeliling kota setiap hari dan tidak melakukan apa-apa,” ujar seorang demonstran bernama Gloier Bagaya.
Bagaya menjelaskan, alasan mereka menolak pasukan Sudan karena negara itu juga sedang dilanda konflik besar.
“(Warga Sudan Selatan) juga sedang berperang di dalam negeri, tetapi mereka mengatakan ingin membawa perdamaian ke negara kami,” tambah Bagaya.
Bagaya menyarankan kepada Sudan agar menjalankan perdamaian di negaranya sendiri terlebih dahulu sebelum membawa misi perdamaian ke negara lainnya.
Kedatangan militer Sudan ini dikhawatirkan akan sama seperti militer Kenya yang dianggap tak berkontribusi langsung dalam menjaga keamanan dari teror kelompok bersenjata di Kongo.
Sebelumnya wilayah Kota Kasindi, Provinsi Kivu Utara, Kongo timur, sempat dilanda kerusuhan setelah adanya aksi terorisme dengan mengebom gereja di Kongo yang menewaskan 10 orang pada 15 Januari 2023 lalu.
Peristiwa bom di gereja Kongo itu diklaim dilakukan oleh Pasukan Demokratik Sekutu (ADF) yang telah bergabung dengan kelompok ekstremis Islam atau ISIS.
Aksi pemberontakan di Kongo timur yang semakin meningkat sejak tahun lalu itu telah menimbulkan krisis kemanusiaan hebat yang menelan korban jiwa hingga ratusan orang serta menyebabkan sekitar 6 juta penduduk terpaksa mengungsi.
Penulis: Imanudin Abdurohman
Editor: Alexander Haryanto