Menuju konten utama

Korlantas Paparkan Penyebab Kecelakaan Lalin Selama Mudik 2024

Sejumlah penyebab kecelakaan lalin selama mudik, di antaranya, pengemudi gagal menjaga jarak hingga lalai rambu lalu lintas.

Korlantas Paparkan Penyebab Kecelakaan Lalin Selama Mudik 2024
Kendaraan terjebak kemacetan di jalur satu arah atau one way Tol Cikopo-Palimanan, Karawang KM 75, Jawa Barat, Minggu (14/4/2024). Kemacetan yang mengular sekitar 5 km dari KM 77 itu terjadi akibat penyempitan jalur contraflow di KM 72. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/nz

tirto.id - Kakorlantas Polri, Irjen Pol Aan Suhanan, menyatakan, angka kecelakaan lalu lintas saat periode mudik Lebaran 2024 menurun bila dibandingkan dengan angka kecelakaan lalu lintas periode mudik Lebaran 2023.

Menurut dia, selain angka kecelakaan lalu lintas yang menurun, angka fatalitas pada arus mudik dan balik Lebaran 2024 juga menurun bila dibandingkan dengan tahun kemarin.

“Pengelolaan arus tahun ini berjalan dengan baik angka kecelakaan lalu lintas secara umum ada penurunan delapan persen untuk kejadian dan untuk tingkat fatalitas turun 12 persen,” kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (21/4/2024).

Ia menguraikan, kecelakaan lalu lintas selama periode Lebaran 2024 disebabkan sejumlah hal. Beberapa di antaranya, pengemudi gagal menjaga jarak, lalai rambu lalu lintas, serta melampaui batas kecapatan.

Menurut Aan, dari sejumlah penyebab kecakaan tersebut, gagal menjaga jarak menjadi penyebab kecelakaan terbanyak selama periode mudik tahun ini. Berdasarkan data, ada 1.117 kasus gagal jaga jarak.

“Kasus yang kedua ceroboh terhadap lalu lintas yang ada di depannya ini ada 956 kasus, kemudian ceroboh saat belok 553 kasus, melampaui batas kecepatan ada 397 kasus, kemudian marka jalan ada 442 kasus,” urai dia.

Sementara itu, Aan mengungkapkan, angka kecelakaan yang melibatkan pengemudi motor pada tahun ini menurun delapan persen. Penurunan angka kecelakaan ini disebut terjadi karena kesadaran pengemudi motor atas keselamatan berkendara.

“Tahun lalu ada 4.545 kasus. Tahun ini 4.196 kasus. Ini mungkin salah satu indikator tingkat kesadaran sepeda motor ini meningkat semakin naik,” tutur Aan.

Ia melanjutkan, kelelahan fisik juga menjadi pemicu terjadinya kecelakaan lalu lintas. Hal ini menyebabkan pengemudi hilang konsentrasi dan berujung gagal menjaga jarak.

Aan menyebutkan, salah satu bentuk kecelakaan dari kelelahan fisik adalah tabrak belakang.

“Kalau kita lihat dari model kecelakaannya tabrak belakang ini kemungkinan ada kelelahan karena gagal menjaga jarak konsentrasi kurang, sehingga menabrak belakang ini menjadi salah satu faktor utama,” ucap dia.

Baca juga artikel terkait LEBARAN 2024 atau tulisan lainnya dari Muhammad Naufal

tirto.id - Hukum
Reporter: Muhammad Naufal
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Abdul Aziz