tirto.id - Korban meninggal dunia dari KMP Tunu Pratama Jaya bertambah menjadi lima orang. Sekitar pukul 14.30 WITA, korban bernama Fitri April Lestari (33) ditemukan dalam kondisi sudah meninggal dunia di sebelah timur Pantai Pebuahan, Jembrana.
“Data terakhir yang terverifikasi, korban sebanyak 34 orang terdiri dari korban selamat 29 orang dan korban meninggal lima orang,” ungkap Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Ariasandy, kepada Tirto, Kamis (03/07/2025).
Korban selamat terdiri atas empat orang anak buah kapal (ABK) dan 25 orang pengguna jasa. Sementara itu, terhitung pukul 16.23 WITA, jumlah korban yang belum ditemukan berjumlah 32 orang dengan keterangan 23 pengguna jasa dan delapan orang ABK.
Korban selamat bernama Eka Toniansyah asal Sukowidi, Banyuwangi, bercerita tentang peristiwa tragis yang menimpanya. Dia bersama ayahnya, Eko Sastriyo, hendak mengirim material semen dari Banyuwangi menuju Singaraja dengan menggunakan truk.
Saat menyebrang, kapal sempat miring dan memincu kepanikan penumpang. Ayahnya ditemukan meninggal dunia akibat peristiwa ini.
“Kapalnya miring, mungkin bocor. Saya di atas kapal, ngambil pelampung, rebutan. Langsung tenggelam, miring. Saya dua orang, sama orang tua. (Ayah) meninggal,” ucap Eka di Jembrana, Kamis (03/07/2025).
Sementara itu, Direktur RS Umum Negara, Ni Putu Eka Indrawati menyatakan ada lima jenazah korban meninggal. Dua jenazah sudah dikonfirmasi oleh pihak keluarga dan hendak dipulangkan, sementara tiga jenazah lainnya masih menunggu.
Bersama dengan jenazah, pihak rumah sakit juga menerima dua orang korban selamat untuk dirawat di unit gawat darurat (UGD). Kondisi dua orang tersebut sudah membaik dan diantarkan kembali oleh Dinas Sosial Kabupaten Jembrana kembali ke ASDP Gilimanuk.
“Kalau korban yang selamat dan sudah dipulangkan itu laki-laki. Kemudian jenazahnya dua laki-laki dan tiga perempuan. Tinggal menunggu keluarga. Sudah siap semua (kepulangan jenazah),” ungkap Eka di RS Umum Negara, Kamis.
Pencarian Masih Terus Dilakukan
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Surabaya, Nanang Sigit PH, mengungkapkan bahwa korban selamat kebanyakan ditemukan di wilayah selatan perairan hingga ke arah Pelabuhan Gilimanuk. Beberapa orang ditemukan menggunakan sekoci, sementara terdapat korban yang terdampar di pantai dengan menggunakan life jacket (jaket pelampung).
“Dari awal, enam jam pertama, kami menggunakan pola untuk di enam nautical mile (mil laut) lokasi kejadian. Kemudian kita berkembang dengan adanya penemuan-penemuan korban, kita bergeser mulai keluar dari enam nautical mile tersebut. Tentunya, kalau hari ini tidak ditemukan semua, kami akan memperluas areal pencarian,” ungkap Nanang kepada wartawan.
Nanang mengungkap, perluasan areal pencarian tersebut disebabkan karena arus dan gelombang yang mengakibatkan pergeseran target. Saat ini, sebagian besar korban selamat dikumpulkan di ASDP Gilimanuk. Korban-korban tersebut berada dalam kondisi kelelahan dan dehidrasi.
“Kondisi kapal tenggelam sepenuhnya. Artinya ada kemungkinan ada yang memang di dalam kapal, tapi tentunya saat ini kami fokus di permukaan air dulu,” jelasnya.
Pencarian untuk korban-korban yang hilang masih terus dilakukan dengan menggerakan 15 kapal, termasuk KM SAR Permadi dari Surabaya dan KM SAR Arjuna dari Denpasar. Namun, Nanang mengatakan pihaknya juga mengimbau kapal-kapal yang melintas di Selat Bali dan nelayan untuk melaporkan apabila terdapat korban yang ditemukan.
“Alat lainnya, kami juga menggerakkan helikopter. Kemungkinan di sore ini sampai di Ketapang untuk melakukan pencarian area dari ketinggian. Tentunya mungkin visibility-nya lebih jelas untuk melihat ke bawah air, di berapa meter dari air itu pada kondisi yang terang akan tembus, juga tentunya untuk area pencarian yang lebih luas,” pungkasnya.
Penulis: Sandra Gisela
Editor: Siti Fatimah
Masuk tirto.id


































