tirto.id - Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Kemenkumham mencatat total ada 4 orang (1 petugas dan 3 narapidana) dari Lapas Klas IIB Cianjur menjadi korban akibat gempa 5,6 M di Cianjur, Senin (21/11/2022).
“Petugas yang luka langsung mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Cianjur, sedangkan ketiga narapidana telah mendapatkan perawatan,” kata Kabag Humas dan Protokol Ditjen Pemasyarakatan, Rika Aprianti dalam keterangan, Selasa (22/11/2022).
Rika menambahkan, bangunan lapas juga mengalami kerusakan akibat gempa. Ia mencatat, tembok keliling sisi barat roboh sepanjang 70 meter persegi, tembok keliling sisi timur roboh sepanjang 90 meter persegi, pos jaga 3 atas runtuh, dan retakan di kantor maupun bangunan blok hunian.
Rika menuturkan, penghuni lapas saat kejadian mencapai 775 orang. Mereka pun langsung dibawa ke lapangan untuk diamankan dari bahaya gempa bumi Cianjur pada saat kejadian. Kini, mereka sudah berkomunikasi dengan pemerintah terkait soal situasi Lapas.
“Koordinasi juga telah dilaksanakan dengan aparat penegak hukum untuk meningkatkan keamanan, serta berkoordinasi dengan Dinas PUPR Kabupaten Cianjur terkait renovasi bangunan yang mengalami kerusakan," kata Rika.
Di saat yang sama, Ditjen PAS berduka atas kejadian alam di Cianjur tersebut. “Kami atas nama keluarga besar Ditjenpas menyampaikan turut berduka cita bagi seluruh korban terdampak. Kami mohon doa rekan-rekan media serta masyarakat Indonesia untuk keselamatan, serta agar pelayanan Pemasyarakatan dapat segera pulih," tutup Rika.
Dalam keterangan terbaru, Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Reynhard Silitonga sudah meninjau Lapas Kelas IIB Cianjur, Selasa (22/11). Reynhard juga menyerahkan bantuan pascagempa berkekuatan 5,6 magnitudo tersebut.
Dalam peninjauan yang dipandu oleh Kepala Divisi Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Barat, Maulidi Hilal dan Kepala Lapas Cianjur, Tomi Elyus, ia menerima laporan seperti kerusakan fasilitas di pemasyarakatan.
Gempa juga mengakibatkan satu petugas yang tengah berada bertugas di pos jaga yang rubuh dilaporkan mengalami luka berat dan delapan warga binaan luka ringan. Mereka pun telah mendapat perawatan di rumah sakit terdekat dan di klinik Lapas.
Dalam kunjungannya tersebut, Reynhard berdialog dengan warga binaan yang berada di posko evakuasi Lapas Cianjur. Ia menyampaikan ucapan duka cita dan berharap agar warga binaan selalu dalam kondisi yang aman.
“Kami turut merasakan dampak dari bencana alam yang yang tidak bisa kita hindari. Akibat gempa ini, terjadi beberapa gangguan terutama pada sarana dan prasarana Lapas. Ada warga binaan dan petugas yang terluka. Saya turut berduka atas musibah ini,” tuturnya di lokasi.
Ia berpesan agar jajaran petugas dan warga binaan Lapas Cianjur tetap siaga bencana dan mengikuti imbauan dari pemerintah daerah.
“Tetap siaga dan berlindung di tempat-tempat aman. Gunakan tempat evakuasi yang sudah disediakan. Jangan pernah berpikir untuk lari, yang penting selamatkan jiwa terlebih dahulu. Jangan berbuat hal yang tidak perlu atau negatif,” ujarnya.
Sebagai catatan, gempa Cianjur berkekuatan 5,6 M, Senin (21/11/2022). Gempa ini sempat menutup akses jalan Puncak-Cianjur. Selain itu, beberapa akses desa juga tertutup akibat longsor. Jokowi sendiri jalan ke Cianjur dengan menggunakan kendaraan roda empat untuk memastikan jalur darat bisa diakses kembali.
Berdasarkan klaim pemerintah lewat Menko PMK Muhadjir Effendy, total korban meninggal mencapai 162 orang. Akan tetapi, berdasarkan data BNPB per per Selasa (22/11) pukul 09.55 WIB dilaporkan 103 orang meninggal dunia.
“Mayoritas warga meninggal karena tertimpa reruntuhan bangunan yang ambruk saat peristiwa terjadi," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Selasa.
377 orang luka-luka di Kabupaten Cianjur, 1 orang luka sedang di Kabupaten Bandung, 1 orang luka berat dan 9 orang luka ringan di Kabupaten Sukabumi, dan 2 orang luka ringan di Kabupaten Bogor.
“Selain itu, 31 orang masih dilaporkan hilang. Pencarian masih terus dilakukan hingga hari ini," kata Abdul.
Warga mengungsi bertambah menjadi 7.060 jiwa yang tersebar di beberapa titik. Selain itu, 8 KK mengungsi di Kabupaten Sukabumi dan 4 jiwa mengungsi di Kabupaten Bogor.
Sementara untuk kerusakan infrastruktur tercatat sebanyak 3.075 rumah rusak ringan, 33 unit rumah rusak sedang, dan 59 rumah rusak berat.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz