tirto.id - Ketegangan antara Israel dan Iran makin memanas setelah keduanya meluncurkan serangan, Minggu (15/6/2025) kemarin. Melansir Reuters, serangan tersebut menewaskan dan melukai warga sipil serta memicu kekhawatiran akan meluasnya konflik di kawasan.
Kanselir Jerman, Friedrich Merz, berharap ketegangan ini dapat diredam dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang diikuti oleh negara-negara maju G7 di Kananaskis, Kanada, pada 16-17 Juni. Termasuk, kedua negara mencapai kesepakatan agar konflik tak meningkat.
Berbeda dengan harapan itu, Iran menyampaikan kepada mediator dari Qatar dan Oman bahwa mereka tidak terbuka melakukan negosiasi gencatan senjata dengan Amerika Serikat selama masih berada di bawah serangan Israel.
Warga sipil di kedua negara tersebut juga diimbau untuk menjauhi area-area strategis yang berpotensi menjadi sasaran serangan lanjutan. Militer Israel memperingatkan warga Iran yang tinggal di sekitar fasilitas militer untuk segera mengungsi. Pada Senin dini hari, Israel mengeklaim telah menggempur sejumlah situs peluncur rudal di Iran bagian tengah.
"Iran akan membayar harga yang mahal atas pembunuhan warga sipil, wanita, dan anak-anak," kata Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Sebagai balasan, militer Iran juga mengimbau warga Israel untuk menjauhi wilayah-wilayah strategis demi keselamatan mereka.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, Hossein Kermanpour, mengatakan jumlah korban tewas sejak dimulainya serangan Israel telah meningkat menjadi 224 orang dan lebih dari 1.200 orang terluka, 90% di antaranya adalah warga sipil.
Ledakan mengguncang Tel Aviv pada sore hari saat Iran melancarkan serangan rudal siang hari pertamanya sejak Israel menerang pada hari Jumat. Setidaknya 10 orang, termasuk anak-anak, telah tewas sejauh ini, menurut otoritas Israel.
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama
Masuk tirto.id


































