Menuju konten utama
Parenting

Kondisi Psikologi Anak Korban Bullying yang Harus Ortu Ketahui

Bagaimana psikologi anak korban bullying yang harus diketahui orang tua? Berikut penjelasannya.

Kondisi Psikologi Anak Korban Bullying yang Harus Ortu Ketahui
Ilustrasi Bullying. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Bullying adalah pola perilaku dan bukan insiden yang terjadi sekali-kali. Sebagai orang tua, Anda harus mengetahui tentang pola perilaku yang meresahkan ini, dan seringkali menghantui anak-anak.

Menurut Unicef, bullying dapat diidentifikasi melalui tiga karakteristik; disengaja (untuk menyakiti), terjadi secara berulang-ulang, dan ada perbedaan kekuasaan.

Jadi, seorang pelaku bullying memang bermaksud menyebabkan rasa sakit pada korbannya, baik menyakiti secara fisik atau kata-kata, dan seringkali melakukannya secara berulang kali.

Secara umum, anak laki-laki lebih mungkin mengalami bullying secara fisik, sedangkan anak perempuan lebih sering mengalami bullying secara psikologis, Namun, keduanya, cenderung saling berhubungan.

Masih dari UNICEF, anak-anak yang seringkali menjadi pelaku bullying adalah mereka yang berasal dari status sosial, atau posisi kekuasaan yang lebih tinggi, misalnya anak yang tubuhnya lebih besar, lebih kuat, dianggap populer, atau memiliki posisi ekonomi keluarga yang sangat mapan.

Lalu, anak-anak yang sangat rentan dan sangat mudah terkena risiko bullying adalah:

  • Mereka yang berasal dari keluarga dengan status sosial terpinggirkan;
  • Berasal dari keluarga berpenghasilan rendah;
  • Anak-anak dengan penampilan yang dianggap aneh;
  • Anak-anak yang ukuran tubuhnya yang berbeda;
  • Anak-anak penyandang disabilitas;
  • Anak-anak migran dan anak-anak pengungsi.

Kondisi Psikologis Anak Korban Bullying

Mendapatkan bullying atau perundungan dalam waktu lama, dan intens adalah hal yang sangat berdampak bagi anak-anak, terutama secara psikologis.

Beberapa dampak psikologis yang bisa ditimbulkan dari bullying, seperti dilansir dari laman RSJD Dr. Amino Gondohutomo, adalah:

  • Anak menjadi lebih pendiam dari biasanya;
  • Tidak mau menjawab pertanyaan, bila ditanya “Kenapa kamu berubah?” atau “Apakah ada yang salah?”
  • Menarik diri dari pergaulan dan keluarga;
  • Prestasi di sekolah dan prestasi pada banyak bidang bisa menurun;
  • Merasa tidak berharga;
  • Tidak bersemangat melakukan sesuatu;
  • Jika sudah sangat parah bisa jadi anak akan melukai diri sendiri (self-harm), misalnya menggores-gores tangan dengan senjata tajam;
  • Bila anak sudah terlalu sering menjadi korban bullying maka bisa saja ia akan melakukan percobaan bunuh diri.

Tanda-tanda Anak Dibully

Untuk menghindari berbagai dampak psikologis yang kurang menyenangkan ini, ada baiknya Anda mengetahui tanda-tanda bullying itu, dan segera mengantisipasi berbagai gejala yang mungkin muncul akibat bullying.

Berikut adalah tanda-tandanya:

  • Mengalami luka yang tak bisa dijelaskan;
  • Sering kehilangan barang-barang yang selama ini menjadi miliknya;
  • Barang-barang milik Anak Anda sering rusak;
  • Muncul perubahan pola makan;
  • Muncul perilaku yang tidak biasa, terkesan aneh, dan terkadang tanpa ada penjelasan;
  • Anak menjadi sulit tidur dan sering mimpi buruk;
  • Prestasi sekolah anak Anda tiba-tiba turun dengan drastis;
  • Anak Anda pun mogok pergi ke sekolah karena sangat ketakutan bila harus pergi ke sekolah;
  • Muncul perilaku destruktif, merusak dan terkadang perilaku anak Anda menjadi sangat agresif;
  • Anak Anda mengalami depresi dan kecemasan yang berlebihan;
  • Anak Anda menjadi amat rendah diri, dan sangat takut bila harus melakukan sesuatu yang baru, atau bertemu dengan orang baru.

Baca juga artikel terkait BULLYING atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Dhita Koesno