Menuju konten utama

Komdigi Klaim Sistem SAMAN Bisa Kurangi Paparan Konten Judol

Komdigi menyoroti maraknya paparan konten negatif seperti iklan judi online yang berseliweran kian marak di media sosial.

Komdigi Klaim Sistem SAMAN Bisa Kurangi Paparan Konten Judol
Gedung Kementerian KOMINFO. FOTO/djppi.komdigi.go.id

tirto.id - Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menyoroti maraknya paparan konten negatif seperti iklan judi online yang berseliweran kian marak di media sosial. Komdigi mengklaim sistem internalnya bernama Sistem Kepatuhan Moderasi Konten atau SAMAN bisa mempersempit ruang persebaran konten negatif itu.

Melalui audiensi dengan 16 Penyelenggara Sistem Elektronik atau PSE, seperti Meta hingga Google pada Rabu (17/8/2025), Komdigi menggadang-gadang aplikasi SAMAN ini bisa memastikan para PSE mematuhi aturan untuk memoderasi konten yang berdampak buruk bagi masyarakat.

"Kita ketahui terkait dengan judi online ini banyak keluarga yang hancur. Jadi, kami melihat anak-anak kehilangan masa depan, orang tua kehilangan harta, bahkan rumah tangga runtuh," kata Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kementerian Komdigi, Alexander Sabar dalam konferensi pers di Komdigi, dikutip Kamis (18/9/2025).

Meski begitu, Alexander menjelaskan aplikasi SAMAN belum sepenuhnya sempurna. Sebab, sistem ini baru proses uji coba yang bakal selesai Oktober mendatang, setelah sistem dimatangkan setahun belakangan.

"Sistem ini dapat berjalan dengan baik, celah-celahnya bisa kita tutup, dan kemudian kita berharap di bulan depan sistem ini bisa berjalan secara penuh," ujar dia.

Namun, Alexander mengklaim implementasi SAMAN pada masa uji coba sejak Oktober 2024 hingga pertengahan September telah menangkal 2,8 juta konten negatif. Dari jumlah itu, sekira 2,1 juta konten didominasi paparan iklan perjudian. "Ini tentunya memberikan gambaran kepada kita bahwa ancaman yang kita hadapi itu sangat besar," ujar dia.

Sistem AMAN Komdigi dikatakan Alexander hanya ditujukan mempersempit paparan konten negatif mulai dari Judol, pornografi hingga terorisme. Sistem ini diklaim bukan untuk sensor konten-konten yang memuat kritik kebijakan atau segala hal yang menunjukkan hak berekspresi warga.

"Ini bukan untuk membungkam kritik atas aspirasi rakyat, demokrasi tetap kita jaga, kritik, aspirasi dan ekspresi yang sah tetap harus hidup," ujarnya.

Direktur SAFEnet, Nenden Sekar Arum, sempat mengatakan pemerintah masih saja berfokus melakukan pemberantasan masalah di hilir sehingga tidak menyentuh akar masalah di hulu.

“Belum kelihatan upaya efektif pemerintah mencari langsung sumber atau gembong utama dari judi online. Jadi, baru fokus di hilir, tetapi hulunya belum digarap dengan serius,” ujar dia.

Nenden menekankan bila cuma memblokir situs judol, tak serta-merta menihilkan. Sebab konten judol baru akan tetap bermunculan.

Baca juga artikel terkait JUDI ONLINE atau tulisan lainnya dari Rohman Wibowo

tirto.id - Flash News
Reporter: Rohman Wibowo
Penulis: Rohman Wibowo
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama