tirto.id - Payudara adalah bagian penting pada tubuh perempuan. Sebab, hanya melalui payudara seorang ibu bisa menyalurkan air susunya kepada si buah hati. Tak hanya itu, sebagai organ seksual, bentuk payudara yang indah diidamkan oleh tak sedikit perempuan agar lebih percaya diri.
Dikutip dari WebMD, payudara adalah jaringan yang melapisi otot dada (pectoral). Pada perempuan, payudara memiliki jaringan kelenjar susu dan jaringan lemak.
Jaringan susu pada payudara dibagi menjadi 15 hingga 20 bagian bernama lobus. Di setiap lobus, terdapat struktur yang lebih kecil yang disebut lobulus, tempat susu diproduksi. Susu akan mengalir melalui saluran yang terhubung dan bergabung menjadi saluran yang lebih besar, yang keluar dari kulit di puting. Di sekitar puting terdapat daerah gelap yang disebut areola.
Selain itu, payudara juga mengandung pembuluh darah, pembuluh limfa, dan kelenjar getah bening.
Ukuran payudara tiap perempuan berbeda-beda, bahkan ukuran payudara kiri dan kanan pun berbeda. Perbedaan ukuran dipengaruhi oleh jaringan lemak. Dilansir Healthline, "asimetri payudara" bisa dilihat dari ukuran, volume, posisi, atau bentuk yang berbeda dari yang lain.
Asimetri payudara terjadi pada hampir semua perempuan dan disebabkan oleh trauma, pubertas, atau perubahan hormonal.
Mengapa Bisa Berbeda?
Artikel berjudul “Why Are My Breasts Uneven? 4 Reasons Boobs Can Be Asymmetrical” yang terbit di Bustle pada 2015 mendedah empat alasan mengapa payudara perempuan berbeda ukuran, yakni variasi anatomi normal manusia, perubahan hormonal selama masa puber, benjolan pada payudara, dan kanker payudara.
Tubuh manusia memang tidak simetris. Mulai dari alis hingga kaki dan tangan saja, tak ada kesamaan antara sisi kiri dan kanan. Demikian pula payudara.
Perubahan hormon selama masa puber juga berpengaruh pada perbedaan ukuran payudara perempuan, sebab biasanya salah satu payudara akan lebih dahulu tumbuh dari yang lainnya.
Wawancara berjudul “My Breast Are Different Sizes-Am I Normal?” yang dilakukan oleh University of Utah Health Hospital and Clinics bersama Dr. Kirtly Jones menjelaskan bahwa tak seorang pun perempuan yang memiliki payudara simetris. Jones menjelaskan bahwa kadang payudara yang satu lebih cepat tumbuh ketimbang lainnya. Pertumbuhan tersebut menjadi tidak normal ketika salah satu payudara tidak tumbuh sama sekali.
“Sayu payudara mungkin menggantung sedikit lebih rendah, tidak ada payudara perempuan muda yang menggantung, namun jika satu payudara tampak sedikit lebih rendah daripada yang lain, itu juga normal,” ungkap Jones.
Masih menurut Jones, payudara normal pada kisaran perbedaan 15 hingga 20 persen. Biasanya perempuan akan menyadari perbedaan tersebut saat menggunakan bra, sebab bra didesain untuk payudara simetris.
Penyebab asimetri lainnya adalah benjolan, yakni jaringan yang tumbuh berkembang di dalam payudara. Beberapa benjolan bisa berkembang menjadi kanker. Lainnya bersifat jinak, atau tumbuh karena cedera traumatis.
Hal lain yang membuat beda ukuran adalah kanker payudara. Harus diwaspadai jika asimetri bertambah besar. Perlu diketahui, salah satu gejala kanker payudara adalah perubahan mendadak pada ukuran, bentuk, dan penampilan payudara.
Pada 1994, Anders Pape Moller, Manuel Soler, dan Randy Thornhill pernah merilis makalah berjudul “Breast Asymmetry, Sexual Selection, and Human Reproductive Succes” (PDF) berdasarkan penelitian yang melibatkan 172 perempuan di Spanyol dan Amerika Serikat. Studi tersebut menunjukkan bahwa faktor lain yang penyebabkan ketidakstabilan pertumbuhan payudara adalah ukuran payudara dan usia.
Selain ukuran dan usia, payudara bisa berbeda ukuran karena kehamilan dan laktasi. Dalam dua proses tersebut, ukuran payudara akan membesar.
Pemeriksaan Payudara
Jika Anda merasa perbedaan ukuran payudara Anda sudah tidak normal, cepat-cepat periksakan ke dokter. Nantinya, dokter akan menggunakan mammogram untuk mengevaluasi struktur internal pada payudara. Seperti ditulis dalam Healthline, jika pada pengujian mammogram menunjukkan bahwa payudara Anda asimetris, maka dokter harus melakukan pemeriksaan lanjutan untuk meneliti perubahan bentuk dan kepadatannya.
Langkah pertama yang harus dilakukan dokter adalah membandingkan gambar mammogram sebelumnya untuk mengetahui perubahan bentuk dan kerapatan. Jika sebelumnya payudara Anda simetris dan berubah menjadi asimetris dengan terus mengalami peningkatan perbedaan, maka biasanya dokter akan meminta USG payudara.
Dalam tahap ini, dokter akan mendiagnosis temuan abnormal dari citraan mammogram yang tak bisa tergambar jelas. Melalui USG payudara, dokter bisa menentukkan apakah ada gumpalan jinak di payudara, kista yang berisi cairan, hingga potensi kanker.
Tahap selanjutnya adalah Magnetic Resonance Imaging (MRI) yang dilakukan untuk mendeteksi kanker payudara dan kelainan lainnya. Tahapan ini akan membantu meneliti risiko terkena kanker payudara pada orang yang berpotensi mengidap kanker secara genetis.
Jika hasil tes menunjukkan bahwa payudara abnormal atau ada dugaan munculnya kanker, maka langkah selanjutnya adalah melakukan biopsi. Jika hasil biopsi negatif, maka dokter akan meminta Anda untuk rajin memeriksa payudara.
Editor: Windu Jusuf