tirto.id -
Di sisi lain, pemerintah memilih menghapus obat kanker trastuzumab dari daftar obat yang ditanggung BPJS Kesehatan pada Juli 2018 kemarin. Sementara itu, pengobatan kanker payudara dengan trastuzumab harus dilakukan sebanyak 16 kali yang di setiap sesinya, biaya yang harus dikeluarkan bisa mencapai Rp25 juta. Mahalnya biaya pengobatan inilah yang menjadi permasalahan yang sempat diperdebatkan sejumlah pihak.
Untuk mencegah perkembangan kanker ke stadium lanjut, kita butuh mendeteksi semenjak dini, salah satunya dengan program pemeriksaan payudara sendiri.
Terkait hal ini Dokter spesialis bedah umum konsultan onkologi dari rumah sakit Pondok Indah-Bintaro Jaya, dr. Rachmawati, Sp.B(K) Onk menyarankan beberapa hal yang bisa dilakukan ketika mendeteksi payudara sendiri.
"Jangan lupa periksa area puting. Dipencet, diperhatikan ada tidak cairan yang keluar dari area puting. Tanda kanker payudara, puting mengeluarkan cairan," ujar dia dalam diskusi media di Jakarta, sebagaimana dilansir Antara.
Menurutnya, cairan yang keluar biasanya adalah darah dan ini muncul spontan selama empat minggu berturut-turut.
Selain cairan, puting payudara yang masuk ke dalam juga bisa menjadi pertanda kanker, walau memang harus ada pemeriksaan seksama oleh ahli kesehatan untuk memastikannya.
"Puting tertarik (ke dalam) juga bisa karena radang. Pasti ada tanda seperti nyeri atau kulit kemerahan. Kalau kanker biasanya ada benjolan keras di bagian puting," tutur Rachmawati.
Secara umum, ada empat bagian payudara yakni luar atas, luar bawah, dalam atas dan dalam bawah. Dari keempat area ini, kejadian kanker sering terjadi pada bagian luar atas, yakni 40 persen.
"Makanya raba juga bagian luar atas. Paling sedikit kejadian di bagian dalam, karena sudah dekat tulang, jaringan payudara menipis. Angka kejadiannya sekitar 6 persen," kata dia.
Saat melakukan pemeriksaan, gunakan tiga jari tangan yakni telunjuk, jari tengah dan jari manis serta dua ruas pertama telapak tangan karena paling sensitif.
"Arah perabaan tergantung nyamannya saja. Bisa dari arah luar ke dalam, dalam ke luar atau atas ke bawah," tutur Rachamawati.
Penyakit kanker timbul akibat pertumbuhan tidak normal sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Sel menjadi tumbuh tak terkendali dan pembelahannya melebihi batas normal, menyerang jaringan biologis di dekatnya, bermigrasi ke jaringan tubuh lain melalui sirkulasi darah, atau sistem limfatik.
Kanker payudara adalah salah satu jenis kanker yang tumbuh dan menyerang jaringan payudara, misalnya di saluran keluar air susu, lobulus atau pabrik penghasil air susu, dan jaringan lainnya.
Tahap-tahap kanker payudara terdiri dari 4 stadium, mulai dari 0 hingga 4. Dilansir dari salah satu situs kesehatan AS WebMD, stadium I, fase ketika kanker payudara disebut invasif, atau telah rusak dan gampang menyerang jaringan yang sehat. Stadium satu memiliki dua jenis diagnosis, disebut stadium IA dan stadium IB. Pada stadium IA, kanker telah menyebar ke dalam jaringan lemak payudara.
Ciri kedua adalah warna kulit payudara yang berubah menjadi kemerahan, seperti terjadi iritasi, dan tekstur kulit terasa seperti kulit jeruk. Ciri terakhir adalah munculnya perubahan pada bagian puting disertai rasa nyeri, ditandai dengan keluar cairan tidak normal dari puting atau puting melesak. Antisipasi sejak dini bagi para wanita jadi kunci untuk menekan risiko buruk dari kanker payudara.
Editor: Yulaika Ramadhani