tirto.id - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyatakan bahwa pesawat latih yang jatuh di BSD, Tangerang Selatan, tidak memiliki kotak hitam.
Menurut Kasubkom Penerbangan KNKT, Nurcahyo, jenis pesawat latih seperti itu memang tidak diwajibkan memiliki kotak hitam. Namun, dia memastikan pengumpulan data masih terus dilakukan.
“Kami masih mengumpulkan data dan belum bisa menduga penyebab kecelakaan. Pesawat sejenis ini tidak diwajibkan memiliki black box,” ungkapnya kepada reporter Tirto, Senin (20/5/2024).
Lebih lanjut dia memaparkan, kondisi pesawat saat jatuh sangat parah. Pihaknya akan melakukan pemeriksaan kepada pesawat dalam waktu dekat. Kendati demikian, belum dapat dipastikan waktu tepatnya.
“Akan dijadwalkan pemeriksaan pesawat,” tutur Nurcahyo.
Dalam kasus jatuhnya pesawat latih ini tiga orang meninggal dunia, yakni Suwondo, Farid Ahmad, dan Pulung. Ketiganya kini telah diserahkan kepada pihak keluarga.
Karumkit RS Polri, Brigjen Hariyanto, menjelaskan pemeriksaan tim medis hanya dilakukan melalui identifikasi sidik jari untuk memastikan identitas korban. Namun, tidak dilakukan autopsi.
“Saya pikir ini termasuk identifikasi yang tidak terlalu sulit karena kecelakaannya sendiri termasuk plus disaster, artinya siapa korbannya itu sudah diketahui identitasnya, jadi kita hanya memastikan,” tutur Hariyanto di RS Bhayangkara Polri, Jakarta Timur, Senin (20/5/2024).
Menurut Hariyanto, pemeriksaan fisik dari ketiga jenazah juga dilakukan. Disimpulkan bahwa penyebab meninggal dunia karena benturan di sejumlah bagian.
“Jadi kondisi jenazah penyebab kematiannya akibat benturan ya, benturan hampir semuanya sama, yaitu kepala, dada, tungkai, dan lengan,” ungkap Hariyanto.
Penulis: Ayu Mumpuni
Editor: Irfan Teguh Pribadi