Menuju konten utama

Kisruh di Filipina Duterte Minta Marcos Mundur, Ini Alasannya

Rodrigo Duterte terlibat kisruh dengan Ferdinand Marcos Jr. Apa yang membuat eks presiden dan penguasa Filipina saling berseteru?

Kisruh di Filipina Duterte Minta Marcos Mundur, Ini Alasannya
Presiden Filipina Rodrigo Duterte berbicara selama pertemuan dengan Satuan Tugas Antar-Lembaga untuk Penyakit Menular yang Muncul di istana kepresidenan Malacanang di Manila, Filipina pada Selasa 24 Agustus 2021. King Rodriguez/ Divisi Fotografer Kepresidenan Malacanang via AP

tirto.id - Kisruh yang terjadi di Filipina saat ini melibatkan Rodrigo Duterte (eks presiden) dengan Ferdinand Marcos Jr alias Bongbong sebagai penguasa.

Rodrigo Duterte adalah mantan Presiden Filipina periode 2016-2022. Duterte berasal dari partai PDP–Laban.

Sedangkan Ferdinand Marcos Jr merupakan pengganti Duterte. Marcos Jr kerap disebut Bongbong dan mulai berkuasa sejak 2022 hingga sekarang.

Keduanya kini terlibat kisruh lewat sejumlah umpatan. Duterte menuding Marcos Jr ingin merubah konstitusi dan bisa digulingkan. Termasuk tuduhan pengguna narkoba yang justru bisa naik menjadi presiden.

Di lain sisi, Marcos Jr menilai Duterte terkena dampak fentanil (obat opioid) hingga bersikap demikian.

Kisah Kisruh Duterte & Marcos Jr

Puncak perseteruan antara Duterte dan Marcos Jr terjadi pada Minggu, 28 Januari 2024, malam hari waktu setempat, di Davao City, Filipina.

Mantan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, dilaporkan memaki-maki Presiden Ferdinand Marcos Jr di depan para pendukungnya.

Duterte berkali-kali menyebut Marcos Jr sebagai seorang pecandu narkoba lewat aksi demonstrasi yang digelar bersama para simpatisan.

"Bongbong, dia sedang teler. Itu sebabnya aku memberitahumu. Bongbong Marcos sedang teler saat itu. Sekarang dia adalah presiden, dia masih teler," ucap Duterte, dikutip situs web Rappler.com.

"Kalian yang ada di militer, terutama yang ada di Malacañang, kalian tahu itu. Angkatan Bersenjata Filipina, Anda tahu itu. Kami memiliki seorang pecandu narkoba sebagai presiden! Anak pelacur itu!" sambungnya.

Mengutip laman AP News, Rodrigo Duterte turut menuding para sekutu legislatif Marcos berencana mengamandemen konstitusi.

Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk mencabut batas masa jabatan presiden. Alhasil, Duterte mengancam siap untuk menggulingkan sang penguasa, seperti yang dialami ayah Marcos Jr, yakni Ferdinand Marcos (1986).

Tudingan Rodrigo Duterte lantas ditanggapi santai oleh Marcos Jr. Ia menjawab dengan melakukan kunjungan kenegaraan ke Vietnam.

Bongbong menyebutkan pihaknya tidak akan menanggapi tuduhan tersebut. Namun, ia mengklaim Duterte telah menggunakan fentanil, yaitu sebuah opioid yang kuat.

"Saya kira itu adalah (efek) fentanil. Fentanil adalah obat pereda rasa sakit terkuat yang bisa Anda beli. Setelah lima, enam tahun, itu pasti mempengaruhinya, itulah mengapa saya pikir inilah yang terjadi," beber Marcos Jr.

Periode 2016 atau sebelum menjabat presiden, Duterte mengaku pernah menggunakan fentanil. Ia memanfaatkan obat tersebut untuk meringankan rasa sakit yang disebabkan luka akibat kecelakaan motor.

Salvador Panelo, pengacara Duterte, pada Senin, 29 Januari 2024, mengatakan kliennya sudah berhenti menggunakan fentanil sebelum diangkat menjadi Presiden Filipina pada tahun 2016.

Baca juga artikel terkait FILIPINA atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Politik
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Dipna Videlia Putsanra