tirto.id - Berkat metode medis anyar bernama Enhanced Recovery After Cesarean Surgery (ERACS), kini waktu pemulihan persalinan caesar bisa diminimalisir.
Sejatinya tak ada perbedaan prosedur antara persalinan caesar biasa dengan ERACS.
Namun dengan metode ini dokter anestesi menggunakan beberapa jenis pereda nyeri yang berbeda dengan anastesi caesar biasa.
“Intinya untuk memperpendek masa perawatan pasien di rumah sakit,” papar Zeissa Rectifa Wismayanti, dokter kandungan dari Rumah Sakit Pondok Indah dalam paparan virtual, Jumat, (15/10/2021).
Biasanya pasien operasi caesar belum bisa menggerakkan badan selama 12 jam paska operasi. Setelahnya baru pemulihan dilakukan secara bertahap, mulai dari memiringkan badan ke kanan-kiri, duduk dalam jangka 24 jam paska operasi, baru berjalan.
Dengan metode ERACS, maksimal 24 jam pasca-operasi pasien diperbolehkan pulang ke rumah.
Keunggulan Metode ERACS
Menurut paparan dari dokter Zeissa, persalinan caesar dengan metode ERACS lebih nyaman karena beberapa aspek.
- Rasa mual lebih minim, manajemen nyeri lebih baik karena memotong penggunaan opioid hingga 30-50 persen. Opioid merupakan pereda nyeri yang membikin efek samping mual, muntah, kembung, konstipasi, dan ngantuk.
- Pemulihan ke aktivitas duduk hanya butuh 2 jam pasca-operasi. Kemudian pelepasan kateter dilakukan 6 jam pasca operasi. Sepuluh jam pasca-operasi pasien dapat berjalan ke kamar mandi sendiri.
- Dapat mulai pola makan normal 12 jam setelah operasi.
- Karena pemulihan lebih cepat maka pasien dapat segera berinteraksi dengan bayi, bahkan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) bisa dilakukan di ruang operasi.
- Dengan meminimalisir rasa nyeri dan mempercepat mobilisasi pasien, maka metode ini secara tidak langsung juga mengurangi kecemasan persalinan.
Meski ERACS sebagai metode manajemen rasa nyeri dapat menjadi pilihan nyaman untuk persalinan caesar, tindakan ini tidak bisa dilakukan pada semua pasien.
Berikut beberapa kondisi penyerta yang dilarang menjalani ERACS
- Ibu hamil dengan anemia: Sebanyak 50 persen perempuan hamil terkena anemia, kondisi ini dapat membikin risiko bayi premature, berat badan rendah, pasien mudah lelah, fatigue, hingga depresi postpartum. “Anemianya harus diperbaiki dulu sebelum persalinan,” kata Zeissa.
- Preeklamsia dan eklamsia
- Tekanan darah tidak terkontrol
- Diabetes tak terkontrol
- Gangguan kecemasan tinggi
- Pasien yang kurang kooperatif
Menurut Zeissa, ERACS saat ini sudah menjadi panduan umum persalinan caesar.
Meski tidak semua pasien bisa melakukannya, tidak menutup kemungkinan metode ini nantinya dapat diterapkan di semua persalinan caesar.
Editor: Dhita Koesno