tirto.id - Putri Presiden Joko Widodo, Kahiyang Ayu bulan ini menjalani operasi Caesar untuk kelahiran anak keduanya. Operasi dilakukan pada Senin, 3 Agustus 2020, di Rumah Sakit YPK Mandiri.
Dalam konferensi pers sehari kemudian, Bobby Nasution, suami Kahiyang Ayu, menyebut bahwa alasan medis menjadi pertimbangan bayi istrinya dilahirkan lebih cepat melalui operasi Caesar.
"Alhamdulillah saya dan keluarga mengucapkan syukur kepada Allah Swt. pada tanggal 3 Agustus 2020 pukul 20.21, istri saya melahirkan anak kami yang kedua berjenis kelamin laki-laki," ujar Bobby dalam konferensi pers yang disiarkan saluran Youtube Sekretariat Presiden, pada Selasa (4/8/2020).
Bayi laki-laki cucu keempat Jokowi itu dalam kondisi sehat, sebagaimana diungkapkan oleh Bobby dan dokter yang mendampinginya. "[Lahir dengan] berat badan 3,4 kilogram serta tingginya 49,5 centimeter," kata Bobby.
Melahirkan lebih cepat dari waktunya melalui operasi caesar, seperti yang dijalani oleh Kahiyang, sebenarnya bukan barang langka. Banyak ibu hamil lainnya pernah menjalani hal serupa, dengan beragam alasan.
Di Amerika Serikat, angka melahirkan dengan operasi caesar cukup tinggi. Data CDC, yang dilansir laman American Pregnancy, menunjukkan tingkat melahirkan dengan operasi Caesar di AS pada tahun 2005 saja sudah mencapai 29,1 persen. Artinya, rata-rata 1 dari 4 perempuan hamil di AS cenderung membutuhkan operasi caesar saat melahirkan.
Operasi caesar adalah proses melahirkan yang terjadi melalui sayatan di dinding perut dan rahim, bukan melalui vagina. Operasi ini biasanya direncanakan ketika dokter sudah mengetahui kondisi medis tertentu yang dialami oleh ibu maupun bayi dalam kandungan.
Biasanya, rencana caesar lebih cepat dibanding jadwal melahirkan normal. Menurut informasi pada laman Healthline, posisi bayi yang tidak ideal saat mendekati hari kelahiran menjadi alasan medis paling umum yang mendasari keputusan dokter melakukan operasi caesar.
Namun, operasi caesar sebenarnya tidak disarankan untuk alasan-alasan nonmedis. Sebab, operasi ini juga berisiko, seperti dapat memicu pendarahan hebat, kerusakan organ, reaksi alergi terhadap anestesi hingga infeksi. Oleh karena itu, semestinya operasi caesar dilakukan atas pertimbangan medis tertentu.
Jenis alasan medis untuk melakukan operasi caesar juga beragam. Berikut sejumlah alasan medis melakukan operasi caesar yang dirangkung dari laman Parents dan American Pregnancy:
1. Pembukaan jalan lahir tidak bertambah.
2. Kepala bayi terlalu besar untuk melewati panggul, ini disebut disproporsi sefalopelvis.
3. Kondisi kesehatan bayi, masalah dengan detak jantungnya.
4. Pasokan oksigen bayi telah terganggu oleh prolaps tali pusat — suatu kondisi di mana tali pusat tergelincir melalui leher rahim dan menyebabkan bayi tertekan.
5. Plasenta mulai terpisah dari dinding rahim (solusio plasenta), yang menyebabkan perdarahan hebat dan komplikasi pada bayi.
6. Bekas luka bagian C sebelumnya robek terbuka (uterus pecah).
7. Herpes genital aktif pada ibu. Dalam kondisi ini, operasi caesar dilakukan untuk mencegah bayi terpapar virus saat melewati jalan lahir.
8. Diabetes. Jika ibu mengalami diabetes gestasional selama kehamilan maka bayi cenderung lebih besar atau mengalami komplikasi lainnya.
9. Preeklamsia. Ini adalah suatu kondisi yang melibatkan tekanan darah tinggi selama kehamilan. Kondisi ini bisa mencegah plasenta mendapatkan jumlah darah yang dibutuhkan dan menurunkan aliran oksigen ke bayi.
10. Cacat lahir. Jika bayi telah didiagnosis dengan cacat lahir, operasi caesar dapat dilakukan untuk membantu mengurangi komplikasi lebih lanjut selama persalinan.
11. Kelahiran ganda. Anak kembar dapat dilahirkan secara normal, tergantung pada posisi mereka, perkiraan berat badan, dan usia kehamilan. Namun, jika bayi memiliki berat badan yang tidak ideal maka biasanya akan dilakukan operasi Caesar.
Penulis: Meigitaria Sanita
Editor: Addi M Idhom