tirto.id - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Puan Maharani mengingatkan kepada pemerintah agar menyiapkan diri menghadapi krisis Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertalite. BBM bersubsidi ini sudah membebani APBN dan perlu rencana cadangan (contingency plan) dalam penyalurannya.
“DPR berharap pemerintah bergerak cepat menyiapkan contingency plan saat kuota Pertalite benar-benar kritis,” seru Puan dalam siaran persnya, dikutip Sabtu (13/8/2022).
Dia mengatakan konsumsi Pertalite sudah mendekati batas kuota subsidi yang ditetapkan pemerintah, yaitu 23,05 juta kiloliter (KL). Cadangan yang ada diperkirakan hanya bisa disalurkan hingga September 2022. Adapun hingga Juli lalu, konsumsi Pertalite sudah mencapai 16,8 juta KL.
Tingginya konsumsi Pertalite terjadi akibat BBM jenis Premium ditiadakan. Untuk itu, lanjut Puan, contingency plan perlu dibarengi dengan penambahan anggaran subsidi BBM bagi rakyat yang memang sangat membutuhkan.
"Apalagi di sejumlah daerah sudah terjadi kelangkaan pertalite dan menyulitkan masyarakat,” ucap politisi PDI-Perjuangan tersebut.
Puan mengimbau pemerintah tidak mendiamkan fakta ini, agar masyarakat kelas menengah ke bawah bisa tetap mengakses BBM bersubsidi. “Tentunya, ini akan memberatkan masyarakat kecil, terutama yang mata pencahariannya sangat bergantung pada BBM jenis pertalite. Perlu ada langkah extra ordinary untuk mengatasi krisis pertalite,” sebut Puan.
Di sisi lain, subsidi BBM sebenarnya sudah menyedot APBN hingga Rp502 triliun dan terancam membengkak sebab angka konsumsi pertalite diprediksi akan bertambah. Mantan Menko PMK itu pun mendorong agar program pembatasan pembelian BBM bersubsidi segera dilaksanakan.
“Agar tidak semakin memberatkan APBN tapi juga tetap bisa digapai masyarakat menengah ke bawah, pembatasan pembelian BBM bersubsidi bisa menjadi solusi yang baik,” tutur Puan.
Puan meminta pemerintah bersama stakeholder terkait semakin masif mensosialisasikan program subsidi tepat sasaran. Selain itu, ia meminta pemerintah cepat mengeluarkan regulasi pembatasan BBM bersubsidi.
“Dengan begitu, subsidi dari pemerintah, termasuk alokasi tambahan anggarannya, betul-betul tepat sasaran diberikan kepada masyarakat yang berhak memperolehnya,” tutup Puan.
Sebelumnya, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting memastikan, stok Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk jenis Pertalite (RON 90) dan Pertamax (RON 92) masih aman. Hal ini merespon terjadinya kekosongan BBM kedua jenis tersebut di beberapa SPBU.
"Stok kita aman," kata Irto kepada Tirto, Kamis (11/8/2022).
Irto menuturkan saat ini ketahanan stok Pertalite ada di 18,3 hari, sementara Pertamax di 43 hari. Kedua produksi BBM tersebut bahkan terus diproduksi agar memenuhi kecukupan stok nasional.
"Artinya dari sisi stok aman," imbuhnya.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang