Menuju konten utama

Ketika Tas Dior Ikut Memicu Lengsernya Pejabat Korsel & Mongolia

Aksi bermewah-mewah keluarga pejabat tentu bikin rakyat muak. Akibatnya bisa jadi seperti dialami Yoon Suk Yeol dan Luvsannamsrain Oyun-Erdene.

Ketika Tas Dior Ikut Memicu Lengsernya Pejabat Korsel & Mongolia
Header Diajeng Tas Tangan Mewah. tirto.id/Quita

tirto.id - Mengoleksi tas mewah tidak mengejutkan untuk seorang Kylie Jenner, toh ia pernah memamerkan koleksi luxury bag di salah satu video YouTube-nya.

Namun, mengetahui kekasih Timothée Chalamet ini memiliki Hermès Birkin super langka dengan harga menyentuh Rp57 miliar pada 2025 tetap saja bikin tercengang.

Hermès Birkin Faubourg yang dipegang Kylie dalam salah satu foto liburan masuk top six tas Birkin termahal yang pernah dirilis.

Pada tahun 2022 seperti diulas Marie Claire, harga Faubourg bahkan lebih gila lagi, yaitu mencapai 400 ribu dolar AS atau setara Rp66 miliar.

"Hermès adalah investasi yang bagus," jelas Kylie di konten YouTube yang kolom komentarnya dibatasi.

Harga Hermès yang dimiliki Kylie mencapai 50 kali lipat dari pendapatan tahunan satu orang di Amerika Serikat yang berada di kisaran angka 60 ribu dolar AS atau Rp1 miliar.

Menariknya, kelakuan pamer bermewah-mewah Kylie cenderung tidak menimbulkan gelombang kritik dari masyarakat.

Sebagian besar netizen sepertinya paham bahwa pamer barang mewah adalah bagian dari bisnis sekaligus gaya hidup influencer.

Hal berbeda terjadi ketika pamer atau ketahuan menenteng luxury bag dilakukan oleh para wakil rakyat atau pejabat beserta keluarganya.

Tindakan ceroboh wakil rakyat bermewah-mewah tidak hanya memicu kemarahan publik—karena pejabat seharusnya mewakili kepentingan rakyat, digaji dengan uang rakyat pula—tetapi juga sampai bisa mengganggu stabilitas politik negara.

Masih segar dalam ingatan ketika mantan Ibu Negara Korea Selatan Kim Keon Hee terlibat skandal usai menerima tas tangan merek Christian Dior.

Handbag yang dibanderol seharga Rp36,9 juta itu diberikan oleh seorang pendeta bernama Choi Jae Young, beberapa bulan setelah pelantikan Presiden Yoon Suk Yeol pada Mei 2022.

Mengutip NPR, Korea Selatan melarang keluarga pejabat untuk menerima barang apa pun yang memiliki nilai lebih dari Rp12,3 juta (750 dolar AS).

Pertemuan antara Kim dan Choi pada September 2022 terekam dalam kamera tersembunyi yang dipasang oleh Choi di jam tangannya.

Sang pendeta sendiri yang menyebarkan video pemberian tas Dior tersebut melalui media Voice of Seoul.

Tidak hanya Dior, dalam laporan BBC, Kim juga dituding menerima dua tas Chanel dan satu kalung permata sebagai sogokan dari Gereja Unifikasi untuk kelancaran bisnis.

Skandal handbag Dior tersebut bergulir bak bola salju. Protes rakyat terhadap Kim juga dimanfaatkan untuk menyampaikan ketidakpuasan terhadap pemerintahan Yoon Suk Yeol. Demonstran yang turun ke jalan disinyalir mencapai 150 ribu orang.

Yoon Suk Yeol menghadapi pemakzulan, lantas resmi ditahan pada Januari 2025 usai mencoba melakukan penerapan darurat militer yang gagal.

Sementara itu, kasus Dior membawa Kim Keon Hee dalam penyelidikan lebih lanjut. Pada Agustus tahun ini, ia ditangkap atas tuduhan suap, manipulasi saham, hingga dugaan pemalsuan.

Bagaimana anak-anak muda Korsel menanggapi skandal handbag Dior yang terjadi?

Salah satu warga Seoul yang diwawancara oleh SCMP berpendapat bahwa eskalasi massa tidak akan sebesar ini jika pemerintah menjelaskan skandal Dior tersebut lebih cepat dengan narasi yang lebih empatik.

"Sangat disayangkan [Presiden Yook Suk Yeol] hanya menekankan skandal Dior sebagai manuver politik saja. Mungkin hal itu benar, tapi aku percaya mengakui bahwa ia memang menerima hadiah barang mewah adalah langkah penting," Moon Sel Ye, warga biasa, angkat bicara.

Korea Selatan bukan satu-satunya negara yang situasi politik goyah karena luxury handbag. Mongolia juga menghadapi persoalan sama.

Perdana Menteri Luvsannamsrain Oyun-Erdene mengundurkan diri pada Juni 2025 usai anak laki-lakinya ketahuan hidup bermewah-mewah.

Lewat unggahan sosial media, kekasih sang anak terlihat flexing berbagai hadiah handbag mewah. Lagi-lagi, tas Dior ditemukan di TKP.

Selain tas, barang lain yang dipamerkan mencakup cincin, mobil, acara pertunangan megah, aktivitas liburan, dan beberapa outfit.

Anak Oyun-Erdene sepertinya tidak menyangka bahwa sikap pamernya bakal memicu kemarahan rakyat Mongolia.

Ya, sang anak tidak punya kepekaan dan empati untuk melihat bahwa masyarakat yang dipimpin ayahnya tengah kesusahan karena biaya hidup yang tinggi.

"Banyak orang menghabiskan setengah dari pendapatan mereka untuk pajak, sementara total penghasilan tidak cukup untuk membeli makanan, sewa tempat tinggal, dan juga tagihan listrik. Sebagian besar tidak lagi hidup dari gaji ke gaji—tapi dari utang ke utang," dengan getir seorang demonstran membagikan kemarahannya, seperti diceritakan oleh CNN.

Sikap pamer tas mewah tersebut semakin irasional mengingat si anak berusia 23 tahun itu tidak memiliki sumber penghasilan yang jelas.

Selama menjabat, Oyun mencitrakan diri sebagai sosok sederhana dengan latar belakang asal kampung. Jadi, tentu saja, yang dilakukan oleh anak Oyun bak tamparan keras bagi orang-orang Mongol dan citra yang selama ini ia bangun.

Meski Oyun berjanji dirinya dan anaknya bersikap kooperatif selama investigasi oleh tim anti korupsi, pada akhirnya ia tetap kehilangan tingkat kepercayaan dari kalangan legislatif.

Dari political statement hingga barang bukti korupsi, handbag bagaikan koin dengan dua sisi. Rakyat sekarang semakin bersikap kritis terhadap konten-konten flexing barang mewah yang dilakukan pejabat dan keluarganya.

Pada akhirnya, pejabat-pejabat nirempati yang pamer kemewahan di tengah situasi ekonomi sulit hanya perlu menunggu sedikit waktu sampai posisinya dilucuti dan harga dirinya remuk diinjak-injak oleh rakyatnya sendiri.

Baca juga artikel terkait DIAJENG PEREMPUAN atau tulisan lainnya dari Erika Rizqi

tirto.id - Diajeng
Kontributor: Erika Rizqi
Penulis: Erika Rizqi
Editor: Sekar Kinasih