Menuju konten utama
Informasi Kesehatan

Ketahui Tanda-Tanda Demam pada Anak dan Kapan Harus ke Dokter?

Berikut ini tanda-tanda demam pada anak yang perlu diketahui dan waktu tepat harus ke dokter.

Ketahui Tanda-Tanda Demam pada Anak dan Kapan Harus ke Dokter?
Ilustrasi Anak Demam. foto/IStockphoto

tirto.id - Demam adalah kenaikan suhu tubuh yang bersifat sementara. Kondisi ini merupakan salah satu respon dari sistem kekebalan tubuh.

Seorang anak bisa mengalami demam, menurut Mayo Clinic, biasanya disebabkan oleh infeksi yang terjadi di dalam tubuh anak.

Demam bisa menyebabkan ketidaknyamanan pada sebagian besar anak, juga orang dewasa.

Namun, hal ini biasanya tidak akan terlalu mengkhawatirkan. Berbeda jika demam terjadi pada bayi, terkadang demam yang tidak terlalu tinggi pada bayi bisa menjadi indikator adanya infeksi yang serius.

Demam pada umumnya akan hilang beberapa hari. Anda bisa menggunakan obat yang dijual bebas untuk menurunkan demam pada anak Anda.

Namun, jika demam yang anak Anda alami tidak terlalu parah dan tidak terlalu menimbulkan ketidaknyamanan, maka Anda tidak perlu memberikan obat kepada anak Anda.

Penyebab Demam pada Anak

Berikut adalah beberapa hal, sebagaimana dilansir dari Kids Health, yang bisa menyebabkan demam pada anak Anda.

1. Adanya infeksi dalam tubuh

Demam membantu tubuh melawan infeksi dengan merangsang sistem kekebalan tubuh. Selain itu, sejumlah dokter juga berpendapat bahwa suhu yang lebih tinggi akan membuat kuman lebih sulit tumbuh.

2. Berpakaian berlebihan

Jika seorang bayi, diberi pakaian berlebihan, dibungkus dalam selimut, atau berada di lingkungan yang panas, maka ia bisa demam karena suhu tubuh bayi belum dapat diatur sebaik anak yang lebih besar.

3. Imunisasi

Bayi dan anak-anak terkadang mengalami demam ringan yang berlangsung sekitar sehari setelah divaksinasi.

4. Tumbuh gigi

Seorang anak yang sedang tumbuh gigi mungkin mengalami sedikit peningkatan suhu tubuh. Namun, bisa jadi bukan karena tumbuh gigi, bila suhunya lebih tinggi dari 37,8°C.

Tanda-Tanda Demam pada Anak

Beberapa tanda atau gejala demam pada anak, di antaranya adalah:

  • Berkeringat dan menggigil
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Kehilangan selera makan
  • Bertindak berbeda (mereka mungkin cerewet atau rewel, atau lebih pendiam dari biasanya)
  • Tubuhnya terasa hangat dan kulitnya memerah
  • Bernapas sedikit lebih cepat atau detak jantung lebih cepat dari biasanya
Jika Anda melihat gejala-gejala ini, maka segeralah mengukur suhu tubuh anak Anda dengan termometer. Cara terbaik untuk mengukur suhu tubuh, adalah:

  1. Untuk anak-anak berusia 3 tahun ke bawah: suhu rektal
  2. Untuk anak-anak berusia 4 tahun atau lebih: suhu oral (melalui mulut)
  3. Untuk segala usia: di bawah ketiak (aksila), di arteri temporal (dahi), dan di tympanic (di telinga)
Setelah mengukur suhu tubuh dengan termometer, maka anak Anda dikatakan demam bila suhunya berada pada atau di atas salah satu dari tingkat berikut:

  1. Suhu rektal (di bawah), timpani (di telinga), atau arteri temporal (di dahi): 38°C
  2. Oral (di dalam mulut): 37,8°C
  3. ketiak (di bawah lengan): 37,2°C

Kapan Harus Ke Dokter Saat Anak Demam?

Menurut laman Parents, Anda harus ke dokter jika anak mengalami sejumlah kondisi ini:

1. Jika suhu tubuh bayi Anda yang berusia di bawah 3 bulan melebihi 38 derajat Celcius, apa pun gejalanya. Bayi berusia di bawah 3 bulan, lebih rentan terkena beberapa jenis infeksi tertentu, seperti bakteri meningitis dan pneumonia.

2. Jika anak Anda yang berusia antara 3 bulan dan 6 bulan, suhu tubuhnya melebihi 38,3 derajat Celcius.

3. Jika anak yang berusia lebih dari 6 bulan, suhunya mencapai 39,4 derajat Celcius.

Kecuali jika anak Anda memiliki gejala mengkhawatirkan seperti; lesu, lekas marah, sakit tenggorokan, sakit telinga, muntah, diare, buang air kecil yang tidak nyaman, ruam yang tidak dapat dijelaskan, leher kaku, atau tanda-tanda dehidrasi seperti jarang buang air kecil dan kurang air mata, maka Anda tak perlu menunggu suhunya mencapai 39,4 derajat Celcius.

4. Anak Anda yang demam memiliki kondisi kesehatan kronis, seperti asma atau diabetes.

Baca juga artikel terkait KAPAN atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Dhita Koesno