Menuju konten utama

7 Cara Menangani Anak dengan Cerebral Palsy dengan Baik

Setiap keluarga maupun pengasuh sebaiknya mengetahui cara menangani anak dengan cerebral palsy dengan baik dan benar tanpa kekerasan.

7 Cara Menangani Anak dengan Cerebral Palsy dengan Baik
Ilustrasi penyakit lumpuh otak. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Kondisi cerebral palsy (CP) dapat memengaruhi setiap orang, baik anak-anak maupun dewasa, dengan cara yang berbeda. Umumnya, anak dengan kondisi bisa tumbuh dewasa dengan baik seperti anak-anak lainnya.

Tentu dibutuhkan dukungan orang-orang sekitar, khususnya orang tua agar anak-anak dengan cerebral palsy dapat tumbuh dengan baik. Oleh karena itu, setiap keluarga maupun pengasuh sebaiknya mengetahui cara menangani anak dengan cerebral palsy dengan baik dan benar tanpa kekerasan.

Belakangan ini ramai kasus kekerasan terhadap anak dengan cerebral palsy di media sosial. Kasus ini terjadi pada anak dari presenter sekaligus model Javier Justin yang dianiaya oleh pengasuhnya. Peristiwa penganiayaan sang putri Shannuel, oleh pengasuhnya dibagikan oleh Javier melalui media sosial pribadinya.

"Orang ini mandiin Shan dengan air dingin sampe Shan bibirnya biru dan mengigil, waktu mandi Shan diguyur terus (jadi Shan gelagepan gasping for air, panik ga karuan, plus sudah pasti air masuk ke mulut hidung)," tulis Javier melalui Instagram @Javierjustin.

Tidak hanya itu, menurut pengakuan Javier, sang pengasuh juga menggulingkan anaknya hingga jatuh ke lantai kamar mandi, menutup hidungnya saat makan, hingga menjambak rambut putrinya. Akibat perlakuan kasar itu, sang pengasuh kini telah diberhentikan dan dipulangkan.

Apa Itu Cerebral Palsy?

Cerebral palsy sendiri adalah kelainan motorik yang memengaruhi pergerakan pada postur otot. Dikutip dari Mayo Clinic, kondisi cerebral palsy umumnya sudah bisa dideteksi ketika masa balita, khususnya pada usia 2-3 tahun

Ini ditandai dengan beberapa indikasi mulai dari refleks abnormal, kaku anggota tubuh, postur yang tidak normal, gerakan yang tidak disengaja, berjalan tidak stabil, atau kombinasi semuanya.

Akibatnya, anak-anak dengan cerebral palsy mengalami beberapa masalah mulai dari kesulitan berbicara dan makan, menggerakan anggota, penurunan kemampuan intelektual, dan masalah kesehatan tertentu seperti kejang.

Apakah Cerebral Palsy Bisa Sembuh?

Prostetis dan ortotis dari Rehabilitasi Medis Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), Fakhri Rekha Utama mengungkapkan bahwa cerebral palsy bukanlah kondisi yang bisa disembuhkan.

Namun, jika kondisi tersebut terdeteksi sejak dini dan langsung diberikan terapi, maka akan mencegah kecacatan yang lebih parah.

"Jadi seharusnya kalau sudah melihat ada keanehan seperti bayinya lemas, enggak gerak, enggak nangis, panas, kejang, langsung bawa ke dokter. Jangan dibiarkan, karena outcome-nya akan lebih parah dibandingkan yang sudah terdeteksi lebih dini," ujar Fakhri.

Sejalan dengan hal itu, dosen prostetik dan ortotik dari Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Feryanda Utami menambahkan bahwa kesembuhan penderita cerebral palsy diukur dari bagaimana dia bisa berdiri sendiri menggunakan alat bantunya.

"Untuk itu, orang tua harus ekstra sabar dan disiplin, serta paham bahwa sembuhnya anak dengan cerebral palsy itu berarti dia bisa berdiri sendiri dengan alat bantunya, bisa belajar melangkah. Dia enggak pakai kursi roda aja udah bagus," kata Feryanda.

"Tapi kalau dibiarkan atau tidak ketahuan sejak awal, ini akan lebih susah karena sudah kaku banget. Goals memakai alat bantu bukan untuk koreksi lagi. Kalau koreksi kan masih bisa dibenerin, tapi kalau ini bukan lagi koreksi, tapi mengakomodasi," imbuhnya.

Cara Menangani Anak dengan Cerebral Palsy

Meskipun cerebral palsy tidak bisa disembuhkan, namun anak yang memiliki kondisi ini tetap bisa memiliki kualitas hidup yang baik. Tentu penanganan anak dengan cerebral palsy sedikit berbeda dengan anak-anak lainnya.

Hal ini karena orang tua atau pengasuh sangat terlibat dalam berbagai aspek kehidupan anak-anak. Menurut WebMD ada beberapa cara yang dapat dilakukan orang tua dalam menangani anak dengan cerebral palsy, sebagai berikut:

1. Prioritaskan perawatan anak

Beberapa anak dengan cerebral palsy kemungkinan membutuhkan perawatan tertentu tergantung tingkat keparahan kondisinya.

Anak kemungkinan membutuhkan pengobatan untuk mengatasi kejang hingga pemasangan selang nastro gastric tube (NGT) untuk makan.

Jika terjadi hal seperti ini orang tua sangat dianjurkan untuk selalu memantau kondisi anak melalui dokter. Ini dilakukan agar anak memperoleh rekomendasi perawatan yang tepat.

Biaya perawatan yang diperlukan bisa jadi tidak sedikit. Oleh karena itu orang tua juga sebisa mungkin telah mempersiapkan asuransi kesehatan untuk melindungi anak.

2. Pelajari metode terapi

Anak-anak dengan kondisi cerebral palsy menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga dari pada perawat dan terapis. Maka dari itu, minta dokter atau terapis untuk mengajarkan metode terapi yang bisa dilakukan di rumah saat sedang senggang.

Upaya ini tentu dapat memaksimalkan keberhasilan terapi yang sedang dilakukan anak. Ada banyak metode terapi yang sebetulnya bisa dilakukan di rumah, mulai dari cara meregangkan otot, cara membangun keseimbangan, hingga cara berbicara dan mengunyah.

Selain itu, mempelajari metode terapi juga penting dilakukan untuk mengantisipasi saat-saat darurat. Sebagai contoh, ketika anak kejang pijatan apa yang bisa dilakukan orang tua untuk memberikan pertolongan pertama.

3. Dukung anak untuk selalu aktif

Sama seperti anak-anak lainnya, anak cerebral palsy sebisa mungkin selalu aktif. Menjadi aktif penting dilakukan anak-anak cerebral palsy untuk mengurangi kejang otot hingga mencegah obesitas.

Meskipun mereka mungkin terbatas dalam menggerakan anggota tubuh, namun orang tua bisa membantu mereka bergerak dengan kemampuan terbaiknya.

Ini dapat dilakukan dengan membantu anak berjalan, bermain, atau bergerak sebanyak mungkin. Ajari anak keterampilan baru seperti menggenggam, melambaikan tangan, dan sebagainya.

4. Ajak anak memperluas wawasan

Anak-anak cerebral palsy tidak memiliki batasan dalam mengenal dunia.

Anak-anak cerebral palsy tetap bisa diarahkan untuk memperluas wawasannya seperti pergi ke museum, ikut berpartisipasi dalam proyek seni, hingga mendengarkan musik.

Bahkan masih menurut WebMD memberikan anak pengalaman baru semacam ini akan membantunya mempelajari keterampilan baru.

5. Beri anak gizi sesuai kebutuhan

Pastikan untuk memberikan anak gizi sesuai dengan kebutuhannya. Beberapa anak dengan cerebral palsy membutuhkan konsumsi nutrisi seperti vitamin dan mineral tertentu untuk memperkuat otot.

Jika ragu, konsultasikan ke dokter atau ahli gizi terkait kebutuhan nutrisi anak. Pada kondisi tertentu, anak mungkin akan diberikan rekomendasi vitamin atau susu formula dengan kandungan tertentu untuk mencukupi gizinya.

6. Fokus pada kemajuan positif

Orang tua maupun pengasuh anak dengan cerebral palsy harus memfokuskan diri pada kemajuan yang positif.

Hal ini karena pertumbuhan dan perkembangan anak cerebral palsy bisa jadi berbeda dengan anak-anak lain yang sehat maupun dengan kondisi serupa.

Percaya bahwa setiap anak istimewa dan memiliki tahap pertumbuhannya masing-masing. Alih-alih kecewa anak belum bisa melakukan beberapa hal, fokuslah kepada beberapa kemampuan yang dimiliki anak saat ini.

Tanpa disadari anak mungkin sudah bisa mengomunikasikan keinginannya, tidak lagi rewel jika ditinggal, atau melakukan hal-hal yang dulu mereka belum bisa. Ini semua adalah kemajuan dan orang tua perlu selalu optimis atas hal tersebut.

7. Berkenalan dengan orang tua lainnya

Orang tua yang mengasuh anak dengan kondisi istimewa umumnya membutuhkan kelompok pendukung dari orang-orang yang sama. Oleh karena itu, pertimbangkan untuk mencari teman dengan latar belakang sama.

Orang tua dengan anak spesial bisa ditemui di forum dukungan online hingga ruang tunggu di rumah sakit maupun pusat terapi. Selain memberi semangat, mereka mungkin akan memberikan nasihat dan tips mengasuh anak berkebutuhan khusus yang efektif.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yantina Debora