tirto.id - Cerebral palsy (CP) adalah kelainan motorik yang memengaruhi pergerakan pada postur otot. Kelainan ini banyak terjadi pada anak ketika masa balita, khususnya pada usia 2-3 tahun.
Namun, seringkali orangtua terlambat menyadari kelainan ini pada anak penderita cerebral palsy.
Cerebral palsy dapat disebabkan dari sisa suatu penyakit infeksi otak yang serius, trauma fisik, atau kekurangan oksigen berat ke otak. Faktor ini paling sering terjadi sebelum kelahiran.
Cerebral palsy dapat menyebabkan gangguan gerak yang terkait dengan refleks abnormal, kecerobohan atau kaku anggota tubuh, postur yang tidak normal, gerakan yang tidak disengaja, berjalan tidak stabil, atau kombinasi semuanya.
Kondisi ini terjadi bila otak berkembang secara tidak normal atau mengalami kerusakan pada sebelum (prenatal), selama (perinatal), atau sesaat setelah lahir (neonatal).
Dilansir dari Mayoclinic, beberapa anak yang menderita cerebral palsy dapat berjalan dan menunjukkan kecerdasan normal atau mendekati normal.
Namun, beberapa lainnya memutuhkan bantuan dalam berjalan dan memiliki cacat intelektual, epilepsi, kebutaan ataupun kemungkinan tuli. Proses diagnosis cerebral palsy tidak selalu mudah.
Dikutip dari cerebral palsy, dokter yang menangani cerebral palsy berkemungkinan menduga jika bayi mengalami perkembangan motorik lambat, memiliki otot yang kaku atau lemah, atau menampilkan postur yang tidak biasa.
Berikut beberapa gejala yang terjadi pada anak yang mengidap kelainan Cerebral Palsy (CP).
- Kecenderungan menggunakan satu sisi tubuh ketika melakukan aktivitas
- Keseimbangan dan koordinasi tubuh yang kurang
- Perkembangan kemampuan gerak
- Postur dan gerakan tubuh yang tidak terkontrol (tremor)
- Kekakuan otot (spastic)
- Kelemahan otot (flaccid)
- Pembentukan otot yang abnormal
- Kesulitan berjalan
- Memiliki masalah dengan menelan
- Kesulitan menghisap atau makan
- Kesulitan belajar
- Kesulitan berbicara
- Kejang
Gejala yang terjadi dapat memengaruhi area yang berbeda pada tubuh dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda pula pada setiap anak penderita cerebral palsy.
Ketika anak mengalami gejala tersebut, penting bagi orangtua untuk mendapatkan diagnosis secara cepat lalu mengunjungi dokter untuk mendiagnosa lebih detail mengenai kondisi anak.
Penulis: Destri Ananda Prihatini
Editor: Dhita Koesno