tirto.id - Cerebral palsy (CP) adalah sekelompok gangguan yang memengaruhi gerakan dan tonus otot atau postur tubuh.
Menurut laman Mayo Clinic, gangguan ini disebabkan oleh adanya kerusakan pada otak yang belum matang dan belum berkembang. Kerusakan ini paling sering terjadi sebelum seseorang dilahirkan.
Menurut CDC, cerebral palsy merupakan disabilitas motorik yang sering terjadi pada masa kanak-kanak dan memengaruhi kemampuan seseorang dalam mengontrol ototnya .
Cerebral sendiri berarti berhubungan dengan otak. Sementara palsy sendiri berarti kelemahan atau masalah dalam penggunaan otot.
Apa Saja Gejala Cerebral Palsy?
Tanda dan gejala cerebral palsy menurut Mayo Clinic sangat bervariasi pada setiap orang.
Cerebral palsy dapat memengaruhi seluruh tubuh, atau hanya memengaruhi satu maupun dua anggota badan, atau hanya satu sisi tubuh.
Berikut adalah beberapa gejala cerebral palsy secara umum:
1. Cerebral palsy yang memengaruhi gerakan dan koordinasi.
- Otot kaku dan refleks berlebihan ini merupakan gangguan pergerakan yang paling umum.
- Variasi tonus otot, seperti terlalu kaku atau terlalu lemas.
- Otot kaku dengan refleks normal.
- Kurang keseimbangan dan koordinasi otot (ataksia).
- Tremor atau gerakan tersentak-sentak yang tidak disengaja.
- Gerakan menggeliat yang lambat.
- Hanya mampu menggunakan satu sisi tubuh saja, misalnya hanya menggapai dengan satu tangan atau menyeret kaki sambil merangkak.
- Mengalami kesulitan berjalan, di antaranya:
* berjalan dengan jari kaki
* gaya berjalan jongkok
* gaya berjalan seperti gunting dengan lutut menyilang
* gaya berjalan lebar
* gaya berjalan asimetris
- Kesulitan dalam keterampilan motorik halus, seperti mengancingkan baju atau mengambil peralatan.
2. Cerebral palsy yang memengaruhi bicara dan kemampuan makan.
- Keterlambatan dalam perkembangan bicara.
- Kesulitan berbicara.
- Kesulitan dengan menghisap, mengunyah atau makan.
- Memproduksi air liur berlebihan atau masalah dengan menelan.
3. Cerebral palsy yang memengaruhi perkembangan seseorang.
- Keterlambatan dalam mencapai keterampilan motorik, seperti duduk atau merangkak.
- Mengalami kesulitan belajar.
- Cacat intelektual.
- Pertumbuhan yang tertunda, akibatnya ukuran tubuh lebih kecil dari yang diharapkan.
4. Cerebral palsy yang memengaruhi masalah lain.
- Kejang (epilepsi).
- Kesulitan mendengar.
- Masalah dengan penglihatan dan gerakan mata yang tidak normal.
- Merasakan sensasi sentuhan yang tidak normal atau sensasi nyeri yang abnormal.
- Masalah kandung kemih dan usus, termasuk sembelit dan inkontinensia urin.
- Memiliki kondisi kesehatan mental, seperti gangguan emosi dan masalah perilaku.
Penyebab Cerebral Palsy
Melansir CDC, cerebral palsy disebabkan oleh perkembangan otak yang tidak normal atau kerusakan pada otak yang sedang berkembang.
Akibat kerusakan pada otak ini memengaruhi kemampuan anak dalam mengontrol ototnya.
Dulu, banyak orang mengira, cerebral palsy disebabkan oleh kekurangan oksigen selama proses kelahiran. Saat ini, setelah ilmu kedokteran semakin maju, para ilmuwan berpikir, bahwa kekurangan oksigen ini hanya menyebabkan sejumlah kecil kasus cerebral palsy.
Mayoritas kasus cerebral palsy atau sekitar 85% hingga 90% adalah penyakit bawaan. Dalam banyak kasus, penyebab spesifiknya tidak diketahui.
Namun, sebagian kecil kasus cerebral palsy disebabkan oleh perkembangan otak yang tidak normal atau kerusakan yang terjadi lebih dari 28 hari setelah lahir. Ini disebut ‘cerebral palsy yang didapat’. Biasanya, ‘cerebral palsy yang didapat’ ini terjadi akibat adanya infeksi (seperti meningitis) atau cedera kepala.
Cara Mencegah Cerebral Palsy
Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah cerebral palsy, sebagaimana dilansir dari laman Cerebral Palsy Guide:
1. Untuk mencegah cerebral palsy selama masa kehamilan, seorang ibu harus mengubah gaya hidup atau kebiasaannya menjadi lebih sehat.
2. Melakukan kunjungan rutin ke dokter selama masa kehamilan. Kunjungan rutin ini berfungsi untuk mengetahui potensi komplikasi yang akan memengaruhi perkembangan anak saat berada di dalam kandungan. Bila ada masalah, seperti golongan darah yang tidak cocok, maka hal ini dapat diobati agar risiko anak terkena cerebral palsy dapat dikurangi.
3. Menghindari paparan infeksi atau virus yang berdampak pada kesehatan janin, seperti Campak Jerman, Cytomegalovirus, atau Zika.
4. Melakukan vaksinasi secara benar dan rutin.
5. Mengontrol masalah kesehatan, seperti tekanan darah, diabetes, dll.
6. Menghindari minuman beralkohol, rokok, narkoba, serta mengonsumsi obat resep yang dapat menimbulkan risiko selama masa kehamilan.
7. Mengidentifikasi potensi ketidakcocokan Rh antara ibu dan anak.
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Nur Hidayah Perwitasari