Menuju konten utama

Ketahui Cara Mengatur Pola Tidur Bayi Agar Tidak Begadang

Cara mengatur pola tidur bayi agar tidak begadang salah satunya adalah atur siklus tidur bayi saat siang dan malam.

Ketahui Cara Mengatur Pola Tidur Bayi Agar Tidak Begadang
Ibu yang menggendong bayi laki-lakinya yang baru lahir di pelukannya. (FOTO/iStockphoto)

tirto.id - Tidur adalah kebutuhan yang amat penting dalam kehidupan setiap orang, terutama pada bayi.

Menurut lamanIDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), tidur menjadi aktivitas utama otak, sepanjang awal perkembangan bayi. Kemudian, seiring dengan bertambahnya usia, kebutuhan tidur pada bayi akan semakin berkurang.

Tidur adalah aktivitas yang memegang peranan penting dalam maturasi otak in utero dan ekstra uterin.

Ketika manusia terjaga, fungsi otak manusia pada masa anak, dewasa dan masa tua, terus dipertahankan oleh berbagai interaksi dengan lingkungan sekitar baik yang sifatnya positif maupun negatif.

Sementara ketika tidur, berbagai pengalaman yang tidak diinginkan, terutama yang negatif, dapat diendapkan, lalu dibuang.

Manfaat tidur pada bayi

Pada intinya, tidur adalah sebuah aktivitas yang tidak bisa dihindari, karena memiliki sejumlah manfaat yang amat vital. Beberapa manfaat tidur pada bayi seperti dilansir dari laman IDAI adalah:

1. Mengendapkan dan membuang berbagai ingatan tentang pengalaman yang tidak diinginkan.

2. Berperan besar dalam perkembangan kematangan otak pada tahun-tahun pertama kehidupan.

3. Tidur berfungsi restoratif sehingga dapat memelihara daya tahan tubuh dan pertumbuhan fisik.

4. Tidur dapat menghilangkan kelelahan fisik.

5. Tidur dapat memperbaiki fokus dan konsentrasi.

Fase tidur pada bayi

Terdapat dua fase yang sama-sama penting bagi bayi, seperti dilansir dari laman IDAIberikut ini:

1.Fase tidur REM (rapid eye movement)

Fase REM disebut juga fase tidur aktif. Bayi akan mengalami berbagai hal ini ketika berada dalam fase REM:

- Pada fase ini nafas bayi menjadi tidak teratur

- Tubuh bayi cenderung tegang

- Bola mata bergerak-gerak di bawah kelopak mata

- Bayi mudah terbangun dari tidurnya

Fase ini berfungsi untuk merestorasi emosi dan kognitif bayi. Pada usia 1 bulan, fase REM bayi berkisar 50 persen dari seluruh jam tidurnya.

Kemudian, fase ini akan berkurang seiring bertambahnya usia bayi hingga, hanya mencapai 20 persen ketika ia mencapai usia 3 tahun.

2. Fase non-REM

Fase ini disebut juga sebagai fase tidur tenang atau tidur nyenyak. Pada fase ini bayi akan mengalami:

- Bayi berada dalam kondisi yang sangat santai, dan rileks

- Bayi berbaring tenang dengan gerak jantung dan tarikan nafas yang teratur

- Bayi hampir tidak bermimpi

- Bayi sulit untuk dibangunkan dari tidur

Fase ini berfungsi dalam restorasi fisik bayi. Dalam fase ini terjadi pelepasan hormon pertumbuhan.

Seiring bertambahnya usia, yang semula hanya 50 persen dari total tidur bayi, berangsur-angsur akan bertambah menjadi 80 persen hingga ia mencapai 3 tahun.

Cara mengatur pola tidur bayi agar tidak begadang

Setiap manusia mempunyai pola tidurnya masing-masing, sesuai dengan usia dan kebutuhannya sendiri.

Bagi Anda yang memiliki buah hati yang masih bayi, perlu mengetahui bagaimana cara mengatur pola tidur, agar buah hati Anda tercukupi kebutuhan tidurnya.

Tujuannya, tentu saja, agar bayi Anda tidak terjaga saat malam, atau begadang, karena bisa mengakibatkan buah hati Anda rewel, dan lama kelamaan bisa mengalami gangguan kesehatan.

Berikut adalah caranya seperti dilansir dari lamanWebMD:

1. Mengenali tanda-tanda kelelahan pada bayi Anda

Buah hati Anda akan memberi tahu kalau ia sudah lelah dan butuh istirahat. Biasanya buah hati Anda akan melakukan beberapa hal ini jika ia sudah kelelahan:

- Mengusap mata

- Menguap

- Berpaling dari Anda

- Rewel

Segera kenali tanda-tanda ini, jangan sampai menunggu sampai bayi Anda benar-benar lelah, dan menjadi amat rewel. Biasanya bayi yang amat kelelahan akan sulit untuk ditidurkan, dan sulit untuk tidur dengan nyenyak.

2. Atur siklus tidur bayi saat siang dan malam

Pada usia 2 minggu, mulai ajari bayi Anda, bahwa malam adalah waktunya tidur, dan siang adalah waktunya untuk bermain.

Ketika siang hari, sebisa mungkin, ajak bayi Anda untuk terus aktif. Bermainlah dengan bayi Anda, dan buatlah mereka tetap terjaga sesaat sesudah mereka makan, walaupun bayi Anda pasti ingin segera tidur.

Ketika malam, cobalah menjadi orang tua yang lebih santai. Beri makan bayi Anda di ruangan yang lebih gelap, dan jangan terlalu banyak melakukan aktivitas. Perlahan bayi Anda akan belajar tentang siklus siang dan malam itu.

3. Pisahkan waktu makan dan waktu tidur

Ketika Anda memberi makan bayi Anda, jangan sampai bayi Anda tertidur. Jika bayi Anda tetap tertidur ketika Anda memberi makan, maka hentikan aktivitas makan itu, dan segera tidurkan bayi Anda.

Lantas, yang perlu Anda ingat adalah, jangan memberikan botol susu di mulut bayi Anda ketika bayi Anda tertidur. Jika Anda melakukan hal ini, maka bayi Anda bisa tersedak atau terkena infeksi telinga.

4. Setelah bayi berusia 2 bulan, jangan bangunkan bayi Anda untuk makan

Jika berat badan bayi Anda sudah mencukupi, maka Anda tidak perlu membangunkan bayi Anda saat malam hari untuk menyusu. Bayi Anda harus menemukan sendiri jadwal tidur mereka. Ketika mereka sudah cukup menyusu di siang hari, mereka tidak perlu lagi dibangunkan untuk menyusu ketika malam hari.

Anda perlu membangunkan bayi Anda ketika:

- Bayi Anda tidur lebih banyak pada saat siang hari daripada saat malam, sehingga mereka kehilangan waktu bermain

- Jangan biarkan bayi Anda tidak menyusu sama sekali selama lebih dari 4 jam saat siang hari

5. Jadilah orang tua yang sabar

Pada beberapa bulan pertama, pola tidur bayi bisa sangat tidak teratur. Cobalah tidur ketika bayi Anda tidur, karena ini mungkin satu-satunya waktu istirahat Anda.

Kalau pola tidur bayi Anda tiba-tiba berubah, bisa jadi ini adalah gejala untuk gangguan kesehatan, semisal infeksi telinga. Oleh karena itu, tetaplah bersabar, dan perhatikan pola tidur bayi Anda pada bulan-bulan pertama kehidupan bayi Anda.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Nur Hidayah Perwitasari