tirto.id - Novita Kurnia Putri adalah seorang wanita berusia 25 tahun asal Indonesia yang menjadi korban penembakan di San Antonia, Texas, Amerika Serikat. Lantas bagaimana kronologi kasusnya dan mengapa dia ditembak?
Express Newsmelaporkan, peristiwa itu terjadi ketika Novita sedang di depan komputernya di kediamannya sekitar pukul 12.40 WIB, Selasa waktu setempat. Tiba-tiba, dua anak laki-laki dengan masing-masing berusia 14 dan 15 tahun diduga melaju dengan kendaraan curian.
Menurut Sheriff di Kabupaten Bexar County, Javier Salazer, kedua anak itu langsung menembakkan lebih dari 100 peluru. Dia mengatakan, sebenarnya rumah Novita bukanlah sasaran mereka, tetapi dia terkena peluru dan meninggal setelah mengalami luka di kepalanya.
Kala itu, Novita sedang menjamu tamu di rumahnya di blok 14000 Bald Mountain Drive. Tamunya juga ikut terluka karena terkena tembakan.
Akan tetapi, juru bicara kantor pemeriksa medis mengatakan, kematian Novita tetap dinyatakan sebagai pembunuhan.
“Sungguh memilukan bahwa sekarang seorang wanita muda kehilangan nyawanya bukan karena kesalahannya sendiri," kata Javier Salazer.
Kesaksian Tetangga Novita Kurnia Putri
Seperti dikutip ksat.com, berdasarkan keterangan Mario Flores, tetangga Novita di lingkungan Bald Mountain Drive, walaupun dua remaja yang jadi tersangka itu sudah ditahan, tetapi tidak bisa menghilangkan ketakutan orang-orang yang tinggal di wilayah itu.
“Saya melompat -- saya mendorong istri saya ke belakang, dan saya seperti, 'Hei, kita harus turun ke lantai.' Kami tidak tahu apa yang terjadi,” kata Mario Flores.
Mario sudah tinggal di Bald Mountain Drive sejak Januari lalu dan mengaku tidak pernah melihat kasus seperti itu sebelumnya. Dia mengaku mendengar tembakan selama 1-2 menit.
“Itu berlangsung selama 1 menit hingga 2 menit berturut-turut dari apa yang terdengar seperti pistol dan tembakan senapan campuran,” kata Flores.
Selain itu, Mario juga mendengar mobil melaju di jalan. Dia yakin kedua pelaku itu melepaskan tembakan dan berputar balik sebelum menembaki rumah itu lagi.
Sementara itu, Abde Acosta yang hanya berjarak berapa rumah dari Novita mengatakan, ketika mendengar tembakan itu, yang terlintas dalam pikirannya adalah keselamatan bayi dan suaminya.
“Kami belum pernah mengalami situasi seperti ini. Ini pertama kalinya, jadi kami shock. Kami, seperti, takut untuk semua orang,” kata Abde Acosta.
“Saya berlari ke kamar bayi saya dan tinggal di sana. Suami saya berlari ke kamar, menanyakan kabar kami,” kata Acosta.
Menurut penyidik kepolisian, peluru yang ditembakkan kedua pelaku ke dalam rumah Novita mencapai 100 peluru. Polisi mengatakan, mereka telah menyasar orang yang salah.
Editor: Iswara N Raditya