tirto.id - Thailand menjadi sorotan setelah kasus penembakan massal di sebuah pusat penitipan anak (day-care) pada Kamis yang menewaskan 34 orang. 23 korban di antaranya adalah anak-anak. Lantas siapa pelakunya dan bagaimana cerita lengkapnya?
Reuters melaporkan, pelakunya adalah seorang mantan polisi. Selain dengan senjata, dia juga membunuh para korban di tempat penitipan anak di Uthai Sawan, dengan pisau dan ditikam sampai mati.
Tidak cukup sampai di sana, setelah membunuh orang-orang, pelaku pulang ke rumah, menembak mati istri dan anaknya. Dia tewas setelah mengarahkan senjata pada dirinya sendiri.
Berdasarkan catatan, ini adalah salah satu korban kematian anak terburuk di dunia atas pembantaian yang dilakukan secara tunggal.
Menurut keterangan pejabat setempat, rentang usia anak-anak yang dititipkan di sana berkisar antara dua hingga lima tahun.
Siapa Pelaku Penembakan Massal di Thailand?
BBC melaporkan, menurut pihak kepolisian setempat, pelaku penyerangan itu adalah mantan anggota polisi yang dipecat dari jabatannya pada Juni. Dia dituduh dalam kasus penggunaan narkoba dan sedang menghadapi persidangan.
Sehari sebelumnya, mantan perwira berusia 34 tahun itu telah diadili, tetapi dia pergi menjemput anaknya di pusat penitipan. Demikian sebagaimana disampaikan oleh juru bicara polisi Paisal Luesomboon.
Sesampai di sana, dia tidak menemukan anaknya dan langsung memulai aksi pembunuhan secara massal. "Dia mulai menembak, menebas, membunuh anak-anak di pusat penitipan anak Uthai Sawan," kata Paisal.
Sampai saat ini, belum diketahui motif penyerangan itu. Menurut Kepala Sekolah Nanticha Panchum, pelaku sering mengantar anaknya. Dia selalu sopan dan cerewet.
Biasanya, kata Panchum, ada lebih dari 90 anak yang dititipkan, tetapi yang masuk saat itu lebih dari 20 karena cuaca buruk dan kerusakan bus sekolah.
Jidapa Boonsom, seorang pejabat setempat mengatakan, penembakan itu terjadi sekitar waktu makan siang. Pelaku menembak empat atau lima petugas di pusat penitipan anak terlebih dahulu. Salah satunya adalah seorang guru yang sedang hamil delapan bulan.
"Awalnya orang mengira itu kembang api," katanya. Dia menambahkan, pria itu kemudian memaksa masuk ke ruangan terkunci di mana anak-anak sedang tidur.
Usai melakukan olah TKP, kata Kapolsek Damrongsak Kittiprapat, polisi menemukan bahwa pelaku mencoba masuk dan diamenggunakan pisau untuk melakukan kejahatan dengan membunuh sejumlah anak kecil.
"Kemudian dia keluar dan mulai membunuh siapa pun yang dia temui di sepanjang jalan dengan pistol atau pisau sampai dia tiba di rumah. Kami mengepung rumah dan kemudian menemukan bahwa dia bunuh diri di rumahnya."
Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha menggambarkan insiden itu sebagai "peristiwa yang mengejutkan".
Piyalak Kingkaew, seorang pekerja darurat yang mengepalai tim responden pertama, mengatakan kepada Reuters mengatakan: "Ini adalah pemandangan yang tidak ingin dilihat siapa pun. Dari langkah pertama ketika saya masuk, rasanya mengerikan."
"Kami pernah mengalaminya sebelumnya, tetapi insiden ini paling mengerikan karena mereka masih anak-anak."
Editor: Iswara N Raditya