Menuju konten utama

Kepala BGN Sebut Gizi Buruk Bisa Jadi Alasan PSSI Sulit Menang

Dadan berharap program Makan Bergizi Gratis bisa memperbaiki kualitas gizi sumber daya manusia di Indonesia.

Kepala BGN Sebut Gizi Buruk Bisa Jadi Alasan PSSI Sulit Menang
Seorang siswa bersiap menyantap sajian dalam program Makan Bergizi Gratis di SMP Negeri 61, Slipi, Jakarta, Senin (6/1/2025). Pj Gubernur Teguh menyebutkan Pemprov DKI Jakarta akan membangun 153 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tersebar di seluruh Jakarta pada 2025 ini untuk menyukseskan program Makan Bergizi Gratis. ANTARA FOTO/Reno Esnir/app/foc.

tirto.id - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengatakan rendahnya kualitas gizi sejak kecil dapat memengaruhi performa seorang atlet, sehingga menjadikan Indonesia sulit memenangkan laga pertandingan olahraga. Menurut Dadan, banyak pemain sepak bola di Indonesia yang memiliki performa buruk karena masalah stamina, imbas dari kurangnya kualitas gizi yang diterima saat kecil.

“Jadi jangan heran kalau PSSI itu sulit menang. Karena main 90 menit berat, kenapa? Karena gizinya tidak bagus, banyak pemain bola lahir dari kampung,” ujar Dadan dalam sambutannya dalam acara penandatanganan MoU BGN dengan Kementerian Pekerjaan Umum di Kantor Kementerian PU, Jakarta pada Sabtu (22/3/2025).

Meskipun demikian, menurut Dadan, saat ini kondisi pemain sepak bola Indoensia sudah lebih baik karena memiliki atlet berdarah Belanda. Namun, dia menilai, hal ini masih belum bisa menyaingi kondisi Australia dan Jepang yang sumber daya manusianya memiliki kecerdasan tinggi.

“Nah sekarang PSSI sudah agak baik karena 17 pemainnya merupakan produk makan bergizi di negeri Belanda. Meskipun, belum mampu mengalahkan Australia dan Jepang, apalagi Jepang yang makan bergizinya sudah 100 tahun,” tutur Dadan.

Dadan menambahkan selain harus cakap dalam permainan, atlet juga harus memiliki kecerdasan untuk dapat membaca gerak-gerik lawan main. Oleh karenanya, dengan program Makan Bergizi Gratis ini dia berharap kualitas gizi masyarakat dapat diperbaiki dan sumber daya manusia semakin berkualitas.

Di sisi lain, menurut Dadan sumber pertambahan penduduk mayoritas berasal dari kalangan miskin dan rentan miskin. Hal ini, kata dia menjadi keresahan yang dikhawatirkan Presiden Prabowo Subianto dalam kecukupan gizi bagi generasi mendatang.

“Di situlah sumber pertumbuhan penduduk Indonesia dari dulu sampai sekarang dan yang akan datang. Jadi Pak Presiden gelisah kalau kita tidak intervensi ini kelompok ini 60% tidak pernah melihat menu dengan gizi seimbang,” kata dia.

Baca juga artikel terkait MAKAN BERGIZI GRATIS atau tulisan lainnya dari Rahma Dwi Safitri

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Rahma Dwi Safitri
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Bayu Septianto