Menuju konten utama

Kenapa Yusuf Mansur Ikut Nimbrung di Bank Muamalat?

Bank Muamalat tetap optimistis dapat menggaet investor setelah batalnya pinangan PT Minna Padi Investama Tbk.

Kenapa Yusuf Mansur Ikut Nimbrung di Bank Muamalat?
Bank Muamalat. FOTO/ANTARA NEWS

tirto.id - Ustaz Yusuf Mansur mengajak ribuan jemaah mendatangi Kantor Pusat Bank Muamalat, di Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (28/2/2018). Yusuf Mansur mendorong para jemaah ikut berperan di Bank Muamalat dengan membuka rekening di bank syariah ini.

Yusuf Mansur yang juga pendiri PT Paytren Asset Management (PAM) mengklaim gerakan ini untuk membangkitkan kepercayaan masyarakat terhadap Bank Muamalat. Yusuf berupaya mendukung eksistensi bank syariah pertama di Tanah Air. Semenjak rencana akuisisi terhadap bank ini, kabar miring terhadap kondisi keuangan khususnya masalah permodalan Bank Muamalat makin santer.

“Kecintaan ini bukan soal berapanya. Tapi ini menunjukkan bahwa kami percaya Bank Muamalat sehat, bagus, tangguh, dan solid. Kalau tidak kita-kita, siapa lagi?” kata Yusuf Mansur di Kantor Bank Muamalat.

Jajaran direksi PT Bank Muamalat Tbk menyambut baik aksi Yusuf Mansur dan para jemaah yang terdiri dari anggota Paytren—layanan e-commerce milik Yusuf Mansur—dan Daarul Quran. Yusuf meyakini umat di Indonesia akan bersedia membantu Bank Muamalat.

Saat ini, nasib Bank Muamalat memang sedang terombang-ambing. Untuk memperkuat permodalannya, Bank Muamalat tengah berupaya melakukan rights issue dengan target perolehan dana hingga Rp4,5 triliun.

Pada pertengahan 2017, PT Minna Padi Investama Tbk sempat mengumumkan siap bertindak sebagai investor baru dan bakal menjadi pembeli siaga 51 persen saham PT Bank Muamalat Tbk. Namun, kesepakatan itu pun tidak tercapai karena Minna Padi gagal memenuhi kewajiban sebelum tenggat waktu yang ditentukan.

Apakah Yusuf Mansur calon investor baru karena dukungannya kepada Bank Muamalat? Ia secara tegas menampik akan menjadi investor Bank Muamalat.

“Enggak ada [rencana menjadi investor]. Enggak pernah bicara siapkan dana,” kata Yusuf di Kantor Bank Muamalat, Jakarta, seperti dikutip Antara, Rabu (28/2/2018).

Yusuf menegaskan masih fokus merangkul para jemaah untuk membuka rekening tabungan secara bersama-sama di Bank Muamalat. Selain itu, Paytren, perusahaan finansial berbasis teknologi (fintech) milik Yusuf juga akan bekerja sama dengan Muamalat. Namun, skema kerja sama itu masih dibicarakan antara kedua pihak.

Setelah Minna Padi Batal AkuisisiBank Muamalat

Setelah Minna Padi batal mengakuisisi saham mayoritas Bank Muamalat, Direktur Utama Bank Muamalat, Achmad Kusna Permana tetap optimistis dapat menggaet sejumlah investor lain.

Achmad mengklaim, terdapat sejumlah calon investor dari luar dan dalam negeri yang tertarik mengakuisisi saham perusahaannya. Namun, dia tidak memerinci calon-calon investor potensial yang dimaksud. Achmad hanya menyebutkan investor asing itu berasal dari Malaysia dan Timur Tengah.

“Alhamdulillah banyak [calon investor]. Tapi, kita perlu waktu untuk itu karena, baru dua minggu lalu Minna Padi menyatakan batal untuk itu [investasi]” kata Achmad, di Tower Muamalat, Jakarta, Rabu kemarin.

Menurut Achmad, Minna Padi batal menjadi pembeli siaga 51 persen saham senilai Rp4,5 triliun, dalam rencana rights issue Bank Muamalat. Alasannya ada beberapa masalah administrasi yang tidak diselesaikan.

Kepastian mengenai batalnya Minna Padi mengakuisisi saham mayoritas Bank Muamalat, secara otomatis menanggalkan status perusahaan itu sebagai ketua konsorsium, yang mencari investor selanjutnya dan menanamkan dana escrow—dana yang ditempatkan kepada pihak ketiga saat terjadi perjanjian antar pihak.

Minna Padi sebelumnya telah menyetor dana escrow Rp1,7 triliun untuk merealisasikan perjanjian jual beli bersyarat atau conditional share subscription agreement (CSSA) antara kedua belah pihak pada 31 Desember 2017 lalu.

Apakah dana escrow tersebut sudah ditarik kembali oleh Minna Padi atau masih di Bank Muamalat? Achmad enggan memberikan penjelasan dengan alasan informasi itu bersifat rahasia. “Dana pihak ketiga ada kerahasiaan. Jadi saya enggak bisa memberi konfirmasi," kata Achmad.

Achmad menambahkan, skema akuisisi saham Bank Muamalat oleh investor, untuk masa mendatang tidak harus berbentuk konsorsium. Opsi lainnya bisa dilakukan secara langsung atau business to business (B to B). Bank Muamalat menargetkan akan melakukan rights issue untuk menarik dana senilai Rp4,5 triliun pada kuartal I-2018

Berdasarkan penelusuran Tirto, saham Bank Muamalat terbesar dipegang oleh Islamic Development Bank dengan persentase 32,74 persen dan terdiri dari sebanyak 3,3 miliar lembar saham.

Selain itu, para pemegang saham Bank Muamalat lainnya antara lain Bank Boubyan, Atwill Holdings Limited, National Bank of Kuwait, dan BMF Holdings Limited, semuanya adalah badan usaha asing.

Total aset Bank Muamalat per September 2017 adalah sebesar Rp57,71 triliun. Angka tersebut tumbuh 3,46 persen dibandingkan saat September 2016 yang sebesar Rp55,78 triliun. Sedangkan untuk laba bersih tahun berjalan lebih rendah Rp34,17 miliar, dibandingkan pada September 2016 yang sebesar Rp37,95 miliar.

Dalam keterangan resminya, Bank Muamalat mengklaim kondisi likuiditas Bank Financing to Deposit Ratio (FDR) per September 2017 masih cukup kuat sebesar 86,14 persen. Rasio kecukupan pemenuhan modal minimum atau (CAR) Bank Muamalat juga tercatat 11,58 persen per September 2017 atau di atas batas minimal 8 persen. Nonperforming Financing (NPF) atau kredit bermasalah gross tercatat pada level 4,5 persen dan NPF net tercatat 3,07 persen, memang masih di bawah ketentuan batas yang ditetapkan regulator.

Pihak OJK tak secara gamblang mengungkapkan persoalan yang hidapi oleh Bank Muamalat. OJK menegaskan Bank Muamalat tak ada masalah dengan likuiditas tapi bukan berarti tak ada permasalahan yang mendera bank syariah ini. Kondisi NPF Bank Muamalat termasuk tinggi. CAR Bank Muamalat juga terbilang sangat rendah bila dibandingkan CAR perbankan umumnya yang mencapai 23 persen.

Keinginan Menjaga Bank Muamalat

Dewan Pengawas Syariah Bank Muamalat, Ma’ruf Amin mengimbau agar masyarakat terus memperkuat keberadaan emiten bursa ini. Ma'ruf menegaskan, Bank Muamalat tidak boleh dibiarkan mati.

“Bank Muamalat tidak boleh mati karena Bank Muamalat itu amanah dari pejuang-pejuang Majelis Ulama Indonesia,” kata Ma'ruf, di depan ribuan masyarakat yang sedang membuka rekening di Kantor Bank Muamalat, Jakarta, Rabu.

Ma'ruf yang juga Ketua Umum MUI mengatakan, Muamalat saat ini dalam kondisi sehat. Namun, banyak pihak-pihak yang melontarkan wacana negatif tentang kondisi Muamalat agar masyarakat tidak mempercayai pelopor industri keuangan syariah.

“Ada isu-isu miring yang membuat masyarakat tak percaya Muamalat. Muamalat adalah sistem perbankan syariah pertama di Indonesia. Dari Muamalat kita mulai membangun pasar modal syariah, asuransi syariah, perbankan syariah, sampai sekarang berdiri Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS)” kata Ma'ruf.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso sendiri pernah menyampaikan bahwa Bank Muamalat merupakan bank dengan DPK (Dana Pihak Ketiga) yang bagus, murah, serta dilirik banyak investor.

“Kalau banyak [investor tertarik] begitu kan artinya bagus,” ucap Wimboh di kantornya, Jakarta pada 15 Februari 2018.

Wimboh pun menambahkan, OJK dan pemegang saham kendali bakal selalu memberikan perlakuan yang sama kepada setiap investor yang berkeinginan mengambil alih saham Bank Muamalat. “Kalau ada orang yang mau masuk lagi, kami tanya sama, mana duitnya?” tanya Wimboh.

Baca juga artikel terkait BANK MUAMALAT atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Abdul Aziz