Menuju konten utama

Kenapa Etnis Rohingya di Myanmar Ditolak oleh Mayoritas Buddha?

Kenapa pengungsi Rohingya diusir dari Myanmar? Rohingya adalah penduduk minoritas di Myanmar, kenapa mereka ditolak?

Kenapa Etnis Rohingya di Myanmar Ditolak oleh Mayoritas Buddha?
Sejumlah anak-anak imigran etnis Rohingya berjalan memanggul barang saat terdampar di pantai di kawasan Gampong Baro, Kecamatan Baitussalam, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Minggu (8/1/2023). ANTARA FOTO/Khalis Surry.

tirto.id - Etnis Rohingya mulai meninggalkan Myanmar karena ditolak oleh mayoritas warga. Etnis ini tidak diakui sebagai kelompok di Myanmar.

Rohingya merupakan etnis minoritas yang menempati bagian pesisir Selatan Myanmar. Penduduknya memiliki agama yang berbeda dengan mayoritas penduduk Myanmar yang beragama Buddha.

Selain itu mereka juga memiliki ciri fisik yang berbeda. Perbedaan inilah yang memicu penduduk Myanmar melakukan diskriminasi terhadap Rohingya.

Perbedaan ini disebabkan oleh faktor geografis dan historis. Faktor geografis dikarenakan Myanmar merupakan negara di Asia Tenggara yang saling terhubung lewat jalur darat dan laut sehingga dilewati manusia dari berbagai benua.

Oleh karena itu, beragamnya etnis manusia yang pindah dan singgah di wilayah Asia Tenggara yang membentuk generasi baru dengan genetik yang berbeda.

Mengapa Etnis Rohingya Mendapat Penolakan di Myanmar?

Rohingya merupakan kelompok etnis yang tinggal di negara bagian Rakhine. Sejak 1982 mereka tidak memiliki kewarganegaraan sehingga tidak memiliki perlindungan dari suatu negara. Oleh karena itu, etnis ini menjadi populasi tanpa kewarganegaraan terbesar di dunia.

Pemimpin de Facto Myanmar, Aung San Suu Kyi berpidato terkait adanya badai kritik di negara mereka atas perlakuan Myanmar terhadap Rohingya.

Saat ini Myanmar diberitakan terkait krisis tuduhan pembersihan etnis atau dugaan pembantaian. Bahkan hanya sedikit orang di Yangon, kota terbesar di Myanmar, yang menggunakan istilah "Rohingya" melainkan "Bengali" yaitu istilah yang digunakan untuk imigran ilegal.

Alasan penduduk Myanmar tidak menyukai Rohingya karena mereka tidak berasal dari negara Myanmar sehingga memiliki ciri fisik dan agama yang berbeda dari mayoritas penduduk lainnya.

Merujuk pada laman CNN, setelah Myanmar merdeka pemerintah memutuskan untuk tidak memasukkan Rohingya ke dalam kelompok etnis di negara tersebut.

Kelompok ini beragama Islam karena sejarahnya agama ini dibawa oleh pedagang Arab sehingga Muslim Rohingya mulai menanamkan nilai-nilai Islam. Padahal di Myanmar 90 persen mayoritas penduduk beragama Buddha. Hal inilah yang membuat mereka diasingkan.

Selain itu, ciri fisik yang berbeda. Kelompok Rohingya memiliki ciri fisik yang berbeda dengan penduduk Myanmar yaitu memiliki kulit gelap, mata bundar, dan hidung bulat. Sedangkan penduduk asli berkulit kuning langsat-sawo matang, bibir tipis dan mata kecil.

Apa yang Sebenarnya Terjadi di Rohingya?

Merujuk pada laman The Conversation, Kedatangan kelompok Rohingya ke Myanmar diawali saat Inggris memerintah Myanmar.

Saat itu Inggris menjanjikan tanah terpisah kepada Rohingya yaitu wilayah Muslim sebagai imbalan atas dukungan mereka kepada Inggris pada perang dunia kedua.

Namun pada tahun 1948 Myanmar memperoleh kemerdekaan dari Inggris. Dari sinilah etnis Rohingya tidak diakui oleh Myanmar secara undang-undang negara.

Oleh karena itu, hingga kini penduduk Myanmar tidak menyukai etnis Rohingya karena merupakan imigran ilegal dan secara resmi tidak mendapatkan pendidikan maupun fasilitas dari negara karena tidak memiliki kewarganegaraan.

Baca juga artikel terkait ROHINGYA atau tulisan lainnya dari Wulandari

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Wulandari
Penulis: Wulandari
Editor: Dipna Videlia Putsanra