tirto.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan subvarian Omicron BA.5.3.1 atau yang dijuluki Bad Ned belum masuk ke Indonesia. Meski begitu, Kemenkes tetap mewaspadai subvarian baru Omicron ini.
“Sampai saat ini belum terdeteksi subvarian tersebut. Kalau sudah ada, nanti di-publish [diumumkan]. Kewaspadaannya sama dengan subvarian sebelumnya,” kata Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril kepada reporter Tirto, Rabu (13/7/2022).
Syahril mengatakan Kemenkes mewaspadai subvarian Omicron BA.5.3.1 dengan memerhatikan mobilitas dari negara yang sudah melaporkan kasus tersebut. Lalu pemerintah meningkatkan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) untuk mendeteksi subvarian tersebut.
Dalam keterangan terpisah, Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengatakan penyebabaran subvarian baru Omicron seperti BA.5.3.1 tinggal menunggu waktu masuk ke Tanah Air. Apalagi Indonesia tidak menutup pintu masuk dari Cina, negara pertama yang melaporkan temuan subvarian yang dijuluki Bad Ned tersebut.
Dicky menekankan pentingnya penguatan sistem kesehatan oleh Pemerintah Indonesia dalam mengantisipasi penularan sejumlah subvarian baru Omicron.
“Nah, artinya kalau bicara [apakah BA.5.3.1] ada di Indonesia, kita tinggal menunggu kemampuan deteksi kita. Kecuali, kita negara yang menutup diri, kan enggak,” sambung Dicky.
Menurut Dicky, persoalan saat ini adalah bagaimana pemerintah merespons, memitigasi, hingga memperkuat sistem kesehatan. Sejumlah upaya yang bisa dilakukan pemerintah di antaranya dengan 3T atau pengetesan COVID-19 (testing), penulusuran kontak erat (tracing), dan perawatan pasien COVID-19 (treatment) hingga meningkatkan cakupan vaksinasi hingga dosis ketiga (booster).
Ia menambahkan 5M atau memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas bagi masyarakat masih penting digalakan dalam mencegah penularan COVID-19.
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Gilang Ramadhan