tirto.id - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia menyebutkan akan terjadi gelombang pensiun guru yang cukup besar pada 2022 mendatang, yakni sebanyak 85.650 guru yang akan pensiun.
Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Kemendikbud Didik Suhardi. Ia mengatakan, mayoritas guru yang pensiun berasal dari tenaga ajar di Sekolah Dasar.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, ia mengaku akan melakukan koordinasi lebih lanjut dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB).
"Kami akan berkoordinasi terus dengan KemenpanRB, agar guru yang pensiun pada 2022 itu nanti bisa dipenuhi dari rekrutmen," ujarnya pada Tirto, Rabu (13/3/2019).
Ia menyatakan, untuk melakukan proses rekrutmen biasanya akan dilihat dari tiga faktor. Antara lain untuk memenuhi kekurangan guru, memenuhi penambahan akses, saat ada pembangunan unit sekolah baru dan kelas baru, karenya guru baru dibutuhkan untuk memenuhi guru yang pensiun.
Proses rekrutmen tersebut, menurutnya, akan dilakukan secara bertahap dan salah satunya dengan membuka kesempatan bagi 7.600 guru honorer kategori Kategori II (K2).
Permasalahan kekurangan dan distribusi guru yang tak merata, bahkan membuat Kemendikbud mendayagunakan TNI sebagai tenaga ajar cadangan. Sebanyak 900 anggota militer dilatih dan akan ditempatkan di daerah terluar, tertinggal, dan terdepan (3T).
"Ini sebagai menjaga-jaga karena ketika sekolah tidak ada gurunya atau siswa ingin belajar tidak ada gurunya, justru merekalah [TNI AD] yang memfasilitasi," ujar Direktur Jenderal (Dirjen) GTK Kemendikbud Supriano, di kantornya, Jakarta Selatan, Rabu (27/2/2019) lalu.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno