Menuju konten utama

Kemenag Siapkan Tiga Skema Mobilisasi Jemaah Jelang Puncak Haji

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag, Hilman Latief, membeberkan sejumlah persiapan menjelang puncak ibadah haji.

Kemenag Siapkan Tiga Skema Mobilisasi Jemaah Jelang Puncak Haji
Jamaah calon haji dari berbagai negara melakukan Tawaf di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Jumat (30/5/2025). ANTARA FOTO/Andika Wahyu/nym.

tirto.id - Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag), Hilman Latief, membeberkan sejumlah persiapan menjelang puncak ibadah haji, terutama saat wukuf di Arafah.

Hilman mengatakan saat ini Kemenag telah mengelompokkan jemaah dengan cara membentuk kafilah atau kelompok jemaah sementara.

"Saat ini Kementerian Agama Republik Indonesia melakukan pengelompokan [jemaah yang] menuju Arafah, Muzdalifah, dan Mina, berdasarkan syarikat dan markaz. Yang tentu saja sudah dimodifikasi dengan adanya pembentukan kafilah ad-hoc," kata Hilman dalam konferensi pers yang digelar pada Senin (2/6/2025).

Dia menambahkan bahwa Kemenag juga telah membentuk operational room bersama Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), syarikah layanan, dan seluruh pemangku kepentingan, dengan supervisi langsung dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi.

Hilman mengungkapkan tiga skema utama mobilisasi jemaah menuju puncak haji. Untuk skema mobilisasi reguler, Hilman menyebut akan ada 67 persen jemaah yang berangkat.

"Yang pertama adalah reguler atau taraddudi yang akan diikuti setidaknya oleh 67 persen jemaah atau sekitar 136.000 orang,” kata Hilman.

Skema kedua adalah skema murur, yakni jemaah yang melakukan perjalanan langsung dari Arafah menuju Mina. Pada skema ini, ada lebih dari 60.000 jemaah yang berangkat tanpa melakukan mabit di Muzdalifah.

“Yang kedua adalah skema murur, yaitu skema perjalanan langsung dari Arafah menuju Mina yang memungkinkan diikuti oleh lebih dari 60.000 orang jemaah,” jelas Hilman.

Yang ketiga adalah skema tanazul, yakni skema dimana jemaah melakukan pelontaran jumrah pada tanggal 10 Dzulhijjah dan langsung kembali ke hotel tanpa melakukan mabit di Mina.

“Yang ketiga adalah tanazul yang ditargetkan akan diikuti oleh sebanyak lebih dari 30.000 jemaah yang akan melontar jumrah pada tanggal 10 Dzulhijjah dan langsung kembali ke hotel tanpa mabit di Mina,” ucap Hilman.

Bagi jemaah dengan kondisi khusus seperti sakit atau disabilitas, Kemenag juga menyiapkan skema khusus. Para jemaah dengan kondisi khusus akan melakukan skema safari wukuf khusus dengan pengawasan medis.

"Untuk jemaah lansia, disabilitas, dan komorbid, maupun jemaah yang masih dirawat di rumah sakit, mereka akan menggunakan skema safari wukuf khusus dengan pengawasan medis, pendamping ibadah, dan mereka akan tinggal di hotel transit,” sebutnya.

Hilman juga merinci skenario pergerakan jemaah selama fase Armina (Arafah, Muzdalifah, Mina). Perjalanan dari Makkah ke Arafah disebutnya akan terbagi menjadi tiga perjalanan, dengan keberangkatan terakhir pada pukul 12 malam tanggal 9 Dzulhijjah.

"[Perjalanan] dari Makkah ke Arafah akan dilakukan dalam tiga trip dan terakhir berangkat pukul 00 tanggal 9 Dzulhijjah waktu Saudi Arabia,” jelasnya.

Sedangkan untuk perjalanan dari Arafah ke Muzdalifah akan dimulai pada pukul 19.00 bagi jemaah program murur, dan pukul 22.00 bagi jemaah program reguler.

Untuk perjalanan dari Muzdalifah ke Mina akan dilayani dengan sistem taraddudi atau shuttle. Setelahnya, nafar awal dan nafar tsani akan kembali ke Makkah secara bertahap.

“Dari Muzdalifah ke Mina dilayani melalui sistem taraddudi atau shuttle hingga menjelang subuh. Stelah itu nafar awal dan nafar tsani akan diberangkatkan kembali ke Makkah,” kata Hilman.

Hilman menegaskan bahwa keseluruhan skema tersebut masih menyesuaikan dengan kapasitas layanan dan kondisi di lapangan.

“Semua pergerakan ini kami sesuaikan dengan kapasitas layanan syarikat dan realitas di lapangan,” pungkasnya.

Baca juga artikel terkait HAJI 2025 atau tulisan lainnya dari Naufal Majid

tirto.id - Flash News
Reporter: Naufal Majid
Penulis: Naufal Majid
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama