tirto.id - Menteri Agama, Nasaruddin Umar, meninjau langsung lokasi ambruknya bangunan di Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (30/9/2025).
Dalam kunjungan itu, Menag menyalurkan bantuan sebesar Rp610 juta untuk penanganan dan menyiapkan upaya agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
“Musibah yang terjadi sore kemarin, selain berdoa, kita juga memberi bantuan yang segera diperlukan dalam rangka menyelamatkan keadaan yang ada di sini supaya kondisinya menjadi lebih baik,” ujar Nasaruddin dalam keterangan resminya dikutip Rabi (1/10/2025).
Menag Nasaruddin berharap para santri yang berada di pondok pesantren tersebut tak mengalami trauma berat dan bisa tetap melanjutkan pendidikannya seperti biasa. Dia meyakini bahwa para pihak terkait dapat melakukan penyelamatan dengan baik.
“Insya Allah, Basarnas, BPBD, TNI, dan Polri, 24 jam berusaha menyelamatkan apa yang bisa diselamatkan. (korban) Yang lain sudah di rumah sakit. Bersama Pemda Jatim, sudah diberikan fasilitas,” kata Menag.
Nasaruddin juga menilai salah satu yang penting untuk dilakukan adalah menstabilkan emosi dan kondisi agar semua pihak dapat berpikir secara objektif dan positif. Dia mengaku telah bertemu dengan pihak pengasuh pesantren hingga orang tua para korban untuk berdialog.
“Sebab, kalau kita berada dalam suasana sangat genting, tidak bisa memberikan solusi terbaik. Kami juga mendatangi tokoh masyarakat sekitar, termasuk Pemda Jawa Timur, termasuk mengunjungi para orang tua yang korban, bagaimana menerima kenyataan ini sebagai sebuah musibah,” tutur Imam Mesjid Istiqlal itu.
Selain itu, pria yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal ini berharap peristiwa bagunan ambruk di Pesantren Al Khoziny ini bisa menjadi bahan pelajaran agar tidak terulang. Kemenag, katanya, akan mengambil langkah untuk meminimalisir potensi terjadinya Kembali kejadian serupa.
“Karena itu kami selaku Menteri Agama tentu juga akan menciptakan suatu ketentuan khusus bahwa pembangunan pondok pesantren dan madrasah dan apapun juga, sebaiknya kita mengindahkan peraturan yang berlaku sebagaimana yang ditetapkan pemerintah dalam bidang pembangunan,” kata Menag.
Lebih jauh, Menag mengaku akan segera menggelar pertemuan dengan para pihak terkait, seperti para ahli di bidang Pembangunan. Hal ini dinilainya penting untuk merumuskan kebijakan yang bisa dijadikan panduan saat akan membangun gedung atau lainnya.
“Tekad kami jangan lagi ada peristiwa yang sama terjadi di masa yang akan datang. Sesegera mungkin (kami) akan mengadakan pertemuan dengan pihak terkait karena kami bukan ahli bangunan. Nanti kami akan bekerja sama dengan pihak terkait,” katanya.
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Andrian Pratama Taher
Masuk tirto.id


































