Menuju konten utama

Kemenag Buka Beasiswa Non-Degree Santri ke Beberapa Negara

Kemenag menawarkan beasiswa non-degree di Maroko, Amerika Serikat dan Inggris.

Kemenag Buka Beasiswa Non-Degree Santri ke Beberapa Negara
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas memberikan keterangan pers terkait Sidang Isbat penetapan 1 Syawal 1444 H di Kemenag, Jakarta, Kamis (20/4/2023). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/YU

tirto.id - Kementerian Agama (Kemenag) membuka beasiswa non-degree bagi santri. Melalui program beasiswa tersebut, santri dapat menempuh kuliah di perguruan tinggi berbagai benua.

Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas, menyebutkan, program beasiswa santri non-degree merupakan hasil kerja sama antara Kemenag dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan. Anggaran beasiswa tersebut dialokasikan dari Dana Abadi Pesantren 2024.

Menurut Yaqut, program tersebut dirancang untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM) di lingkungan pesantren, membuka peluang bagi santri, mahasantri, ustadz/ustadzah, mudir, dan pengasuh pondok pesantren untuk memperluas wawasan, meningkatkan keilmuan, serta menjalin jaringan internasional.

Program ke berbagai dunia ini menawarkan empat beasiswa non-degree, yaitu, Penulisan Karya Ilmiah Turots di Maroko, Penguatan Kapasitas Manajemen Sanad Keilmuan Mahad Aly di Maroko, Micro Credential di Amerika, dan Santri International Fellowship di Inggris.

“Setiap program memiliki tujuan spesifik yang selaras dengan kebutuhan zaman dan tantangan yang dihadapi oleh dunia pesantren,” sebutnya, dalam keterangan yang diterima, Kamis (5/9/2024).

“Segera daftar. Kesempatan ini dibuka dari 3-7 September 2024,” sambungnya.

Yaqut menerangkan, Kemenag terus berupaya mengoptimalkan pemanfaatan Dana Abadi Pesantren untuk melakukan akselerasi peningkatan kualitas SDM di lingkungan pesantren.

"Dana Abadi Pesantren adalah investasi dan akselerasi peningkatan kualitas SDM di bidang pendidikan melalui skema beasiswa degree dan non-degree kepada para santri dan pendidik di pesantren. Kami ingin memastikan bahwa santri kita mendapat pendidikan berkualitas di dalam dan luar negeri," ujarnya.

Hal senada disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Abu Rohmad. Menurut Abu, akselerasi kualitas santri dan pendidik di pesantren penting dilakukan melalui keterlibatan program internasional.

"Ini adalah kesempatan emas bagi para santri untuk belajar langsung dari para cendekiawan dunia dan menunjukkan bahwa Islam di Indonesia adalah Islam yang moderat, inklusif, dan berkontribusi dalam membangun peradaban dunia," ucap Abu.

“Kita semakin dapat melakukan akselerasi di bidang pendidikan dengan skema pembiayaan melalui Dana Abadi Pesantren. Ini dibuktikan pada 2023 hingga 2024, kita sudah merekrut kurang lebih 2000 santri di program beasiswa santri berprestasi. Sekarang kita membuka peluang lagi bagi para santri dan pendidik di pesantren melalui program non-degree,” lanjut dia.

Abu mengatakan, program beasiswa non-degree ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk mencetak generasi santri yang unggul secara intelektual dan memiliki integritas tinggi.

"Kami ingin memastikan bahwa para santri ini tidak hanya belajar di dalam negeri, tetapi juga perlu ke luar benua agar memiliki wawasan dan komitmen kuat untuk pengembangan keilmuan di pesantren," ujarnya.

Abu menuturkan, pentingnya program Micro Credential di Amerika Serikat dan Penulisan Karya Ilmiah Turots di Maroko dalam peningkatan kapasitas akademik santri dan pendidik pesantren.

"Program Micro Credential memberikan kesempatan bagi para santri dan pendidik untuk memahami moderasi beragama secara lebih mendalam melalui pertukaran gagasan di tingkat internasional. Kita ingin santri kita belajar untuk meningkatkan pemahaman dan produktivitas dalam penulisan turots di Maroko," kata dia.

Abu juga menekankan pentingnya program Penguatan Kapasitas Manajemen Sanad Keilmuan Mahad Aly di Maroko dan Santri Internasional Fellowship ke Inggris. Menurut dia, manajemen pesantren harus terus diperkuat agar mampu menjawab tantangan zaman tanpa meninggalkan nilai-nilai tradisional yang menjadi akar pendidikan pesantren.

“Sanad keilmuan adalah mata rantai yang menghubungkan kita dengan sumber asli keilmuan,” sebutnya.

“Program fellowship ke Inggris dirancang untuk memberikan pengalaman langsung bagi para santri dalam lingkungan internasional, sekaligus memperkuat kapasitas mereka dalam berbagai bidang, baik akademik maupun non-akademik," sambung Abu.

Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag, Basnang Said, menyampaikan, program ini diharapkan menjadi model pengembangan pendidikan pesantren di masa depan dengan terus beradaptasi pada perubahan zaman tanpa meninggalkan akar tradisionalnya.

“Kemenag dan LPDP optimistis bahwa langkah ini akan menghasilkan SDM unggul dari kalangan pesantren yang tidak hanya berprestasi di tingkat nasional, tetapi juga mampu mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional”. Ucap Basnang Said.

Basnang menambahkan, setiap program memiliki durasi pelaksanaan yang berbeda-beda. Penulisan Karya Ilmiah Turots di Maroko selama dua bulan. Penguatan Kapasitas Manajemen Sanad Keilmuan Ma'had Aly di Maroko selama satu bulan. Micro Credential di Amerika Serikat selama dua bulan. Sedangkan, Santri International Fellowship di Inggris akan berlangsung salama satu bulan.

Basnang berharap, program ini akan semakin banyak melahirkan santri-santri berprestasi yang tidak hanya cakap secara akademik, tetapi juga memiliki wawasan global dan kemampuan manajerial yang kuat.

Hal ini menjadi langkah nyata dalam membangun generasi santri dan pendidik di pesantren yang siap berkontribusi bagi kemajuan bangsa dan peradaban dunia, sembari tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kepesantrenan yang telah menjadi identitas mereka sejak dahulu kala.

Pendaftaran non degree dari 3-7 September 2024 dapat dilakukan melalui aplikasi PUSAKA Superapps Kementerian Agama yang bisa diunduh di play store atau App Store atau dengan mengakses https://pendaftaran-beasiswa.kemenag.go.id.

Baca juga artikel terkait BEASISWA atau tulisan lainnya dari Muhammad Naufal

tirto.id - Edusains
Reporter: Muhammad Naufal
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Andrian Pratama Taher