tirto.id - Pada Oktober 1986, kabar mengejutkan dari Freddie Mercury, vokalis band Queen. Wartawan Inggris melaporkan bahwa Freddie menguji darahnya untuk memastikan gejala HIV/AIDS di klinik Harley Street.
Freddie membantah, tetapi wartawan terus mencari informasi mengenai kabar yang terlanjur tersebar luas itu. Kecurigaan bertambah ketika tubuh Freddie makin kurus dan absen beberapa kali dari konser Queen.
Ditambah lagi dengan pernyataan mantan kekasihnya di berbagai majalah yang menyebut kondisi Freddie makin memburuk. Freddie tetap membantah dan berkilah bahwa ia tidak mengidap HIV.
Ia memilih menutup status HIV-nya kepada publik selama beberapa tahun, meskipun rumor tersebut telah tersebar luas di media. Freddie akhirnya mengungkapkan penyakit yang dideritanya.
"Setelah dugaan besar di media, saya ingin menegaskan bahwa saya telah diuji HIV positif dan AIDS. Saya merasa benar untuk menjaga informasi ini untuk melindungi privasi orang di sekitar saya,” katanya kepada The Guardian, November 1991.
"Namun, sekaranglah waktunya untuk teman-teman saya dan penggemar di seluruh dunia untuk mengetahui kebenaran, dan saya berharap semua orang akan bergabung dengan saya, dokter saya dan semua orang di seluruh dunia dalam memerangi penyakit yang mengerikan ini." lanjutnya.
Sebelum laporan The Guardian muncul, Freddie memang nampak kurus. Pada Mei 1991, tubuh Freddie tampak ceking di video klip "These Are the Days of Our Lives". Video tersebut sekaligus menjadi penampilan terakhirnya di depan kamera.
Beberapa lama setelah itu, tepatnya pada 24 November 1991, Freddie tutup usia di rumahnya di Kensington. Penyebab resmi kematian adalah bronkopneumonia akibat AIDS.
Nama Besar Setelah Meninggal
Meskipun telah meninggal, namanya tetap abadi. Dalam sebuah jajak pendapat BBC ia berada di urutan ke 58 dari 100 warga Inggris terbaik. Pada tahun 2005, ia menyandang predikat sebagai penyanyi laki-laki terbesar sepanjang masa dalam jajak pendapat yang diselenggarakan oleh Blender dan MTV2.
Tiga tahun berikutnya penyunting Rolling Stone meletakkannya di nomor 18 dari 100 penyanyi terbaik sepanjang masa. Karya-karyanya abadi, bahkan sampai saat ini lagu-lagu masih sering terdengar.
Dalam sebuah wawancara, ibunya, Yer Bulsara mengatakan "Saya masih merasa dia [Freddie] berada di sekitar karena musiknya begitu sering dimainkan. Ini meyakinkan saya bahwa ia masih dicintai oleh orang di seluruh dunia. " katanya seperti dikutip dari Telegraph.
Tidak hanya itu, “We Are The Champions” juga selalu hadir di setiap kesempatan berkenaan dengan sebuah kompetisi, bahkan di panggung politik sekalipun. Selain itu, jejak karier Freddie dan Queen diangkat ke layar lebar.
Sejak dirilis pada 23 Oktober 2018 lalu di Amerika Serikat, film berjudul "Bohemian Rhapsody" itu menjadi film pekan pertama box office terbesar kedua sepanjang masa untuk kategori biografi musik.
Sebagaimana dilansir Forbes pada Senin, (5/11/2018) lalu, film biopik yang menceritakan tentang kisah perjalanan grup band Queen ini, dalam minggu perdananya di box office berhasil meraup 50 juta dolar AS atau sekitar Rp747,6 miliar (dengan kurs Rp14.800) di Amerika Serikat. Sementara untuk untuk skala internasional, film ini memperoleh 141 juta dolar AS atau Rp2 triliun.
Editor: Agung DH