tirto.id - Direktur Utama PT Karya Citra Nusantara (KCN), Widodo Setiadi, menegaskan tanggul beton yang berada di pesisir Cilincing, Jakarta Utara, berbeda dengan pagar laut yang pernah ramai dibahas di wilayah Tangerang.
Menurutnya, tanggul beton milik PT KCN itu tidak saling terkait dengan pagar laut di Tangerang, karena lokasinya saling berjauhan.
“Tentu proyek [tanggul beton] ini tidak ada kaitannya dengan tanggul bambu zaman dulu yang sekarang orang suka bingung, apakah ini bagian dari tanggul bambu yang dahulu ramai di PIK? Bukan. Lokasinya pun jauh,” ujar Widodo di fasilitas pelabuhan milik PT KCN, Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (12/9/2025).
Selain memiliki lokasi yang berjauhan dengan pagar laut di Tangerang, tanggul beton di Cilincing juga didirikan dengan tujuan pembangunan pelabuhan.
Sehingga Widodo menegaskan, tanggul beton itu tidak dibangun untuk tujuan komersial seperti menjual kavling atau perumahan.
“Jadi ini kami bukan bikin misalnya pulau lalu kami kavling-kavling, dijual, bikin perumahan, tidak. Kami bikin pelabuhan. Kami enggak bisa jual apa pun, ini bukan milik kami, tapi milik pemerintah,” tegasnya.
Widodo menjelaskan alasan pembangunan tanggul beton dari sisi teknis. Menurutnya, pemasangan sheet pile diperlukan agar proses reklamasi yang dilakukan PT KCN untuk keperluan pembangunan pelabuhan tidak merusak lingkungan.
“Semua [tanggul beton] ini waktu dibangun tentu dipasang sheet pile dulu. Karena kalau tidak, pada waktu direklamasi, pengerukan, ini akan mencemari. Semua jatuh kembali materialnya ke laut. Nah, dengan adanya [tanggul beton] ini, menahan sedimen dan semua hal bisa dilakukan dengan baik,” jelas Widodo.
Sebagai informasi, keberadaan tanggul beton di laut Cilincing tersebut pada awalnya beredar di media sosial Instagram. Seorang pengguna dengan nama akun @arie_ngetren mengunggah video yang menampilkan tanggul itu.
Dari suara salah seorang yang berada pada video itu, panjang tanggul beton itu diduga sekitar 2-3 kilometer. Tanggul itu awalnya disebut sebagai perlintasan nelayan.
"Jadi nelayan kesulitan mencari ikan. Dia harus memutar jauh dengan adanya tanggul beton ini," kata salah seorang dalam video yang diunggah pada Senin (8/9/2025).
Penulis: Naufal Majid
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama
Masuk tirto.id


































