Menuju konten utama

Kasus COVID-19 di Jakarta Naik, Dinkes: Masih Terkendali

Ada sedikit kenaikan kasus COVID-19 di Jakarta tapi sangat terkendali dan 95 persen bergejala ringan dan orang tanpa gejala (OTG).

Kasus COVID-19 di Jakarta Naik, Dinkes: Masih Terkendali
Petugas kesehatan Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran menyiapkan ruangan IGD di Tower 6 RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Sabtu (31/12/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/nym.

tirto.id - Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Ngabila Salama, mengatakan ada lonjakan kasus COVID-19 di Jakarta. Lonjakan kenaikan kasus terjadi pada periode Mei-Juni 2023.

“Ada sedikit kenaikan kasus COVID-19 di Jakarta tapi sangat terkendali dan 95 persen bergejala ringan dan orang tanpa gejala (OTG),” kata Ngabila dalam keterangan resmi, Jakarta, Selasa (5/12/2023).

Meski terjadi lonjakan kasus COVID-19, kata Ngabila, tapi tidak ada kenaikan angka perawatan rumah sakit.

Sejak Juni 2023, Indonesia sudah masuk fase endemi COVID-19. Menurutnya, lonjakan kasus COVID-19 dapat terjadi setiap enam bulan sekali.

“Polanya seperti ISPA terutama terjadi lonjakan saat pancaroba dan musim penghujan,” katanya.

Ngabila mengimbau masyarakat melakukan pencegahan terpapar COVID-19 dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Selain itu, ia menyarankan agar rutin melakukan imunisasi.

"Pastikan anak-anak, mulai dari bayi mendapat imunisasi lengkap. Ada 15 imunisasi gratis dari pemerintah mulai dari anak-anak hingga dewasa," tutur Ngabila.

"Untuk usia 18 tahun ke atas bisa mendapatkan vaksin COVID-19 dosis 1 hingga 4 secara gratis di Puskesmas dan RSUD terdekat," lanjut Ngabila.

Ngabila menganjurkan pemberian booster vaksin sebanyak empat kali diutamakan untuk kelompok rentan seperti ibu hamil, ibu menyusui, usia lanjut, dan tenaga kesehatan.

"Saya juga memberi masukan untuk tim ahli vaksin Indonesia untuk memberikan booster dosis kelima kepada kelompok rentan seperti tenaga kesehatan dan atau lansia. Namun saat ini capaian dosis 4 saja masih rendah. Ini yang harus dioptimalkan," kata Ngabila.

Ngabila juga merekomendasikan pencegahan komplikasi dengan deteksi dini. Misalnya, pemeriksaan antigen dan PCR untuk yang bergejala dan atau kontak erat dengan pasien terkonfirmasi.

"PCR dan antigen masih gratis di semua Puskesmas kecamatan DKI Jakarta untuk warga yang berdomisili, beraktivitas, atau KTP DKI Jakarta," jelas Ngabila.

Jika dari hasil PCR atau antigen dinyatakan positif COVID-19, maka pasien akan mendapatkan obat secara gratis dari Puskesmas terdekat atau mendapatkan perawatan Rumah Sakit dengan skema BPJS.

Selain itu, Ngabila juga menyarankan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS). Pemeriksaan WGS dilakukan untuk mendeteksi dan mengetahui varian COVID-19 yang menyebabkan kenaikan di sejumlah negara di dunia.

"Ini perlu dilakukan terutama kasus perawatan RS dan bisa diaktifkan juga untuk kasus yang tidak dirawat dengan CT value < 30," tukas Ngabila.

Baca juga artikel terkait PEMERIKSAAN COVID 19 atau tulisan lainnya dari Iftinavia Pradinantia

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Iftinavia Pradinantia
Penulis: Iftinavia Pradinantia
Editor: Reja Hidayat