tirto.id - Momen-momen penting seringkali bertransformasi menjadi nostalgia. Dalam gelaran Piala Dunia 1994 lalu momen-momen itu berserakan di mana-mana. Menariknya, meski Brasil merupakan juaranya, penampilan Nigeria berhasil mencuri perhatian, dan bahkan diingat sampai cukup lama.
Saat itu Nigeria baru pertama kali lolos ke Piala Dunia. Di pertandingan pertama, mereka langsung membuat semua orang melotot memandangnya: Nigeria menghajar Bulgaria tiga gol tanpa balas.
Gol-gol Nigeria di pertandingan itu mempunyai cerita-cerita. Rashidi Yekini, pencetak gol pertama Nigeria di Piala Dunia, melakukan selebrasi histeris di jala gawang Bulgaria. Daniel Amokachi menari-menari setelah mencetak gol kedua Nigeria. Dan terakhir, Emmanuel Amunike mencetak gol ketiga Nigeria dengan indah: ia setengah terbang saat menanduk bola masuk ke dalam gawang Bulgaria.
Setelah kemenangan itu, setelah sempat kalah 1-2 Argentina, Nigeria kembali bercerita. Kali ini melalui Finidi George. Goerge, yang saat itu menjadi salah satu pahlawan kemenangan Nigeria atas Yunani, melakukan perayaan yang akan selalu diingat oleh Nick More, penulis sepakbola asal Inggris.
Untuk salah satu gol favoritnya di Piala Dunia 1994 itu, More menulis, “Seolah-olah belum cukup mempermalukan mereka (Yunani), Finidi yang sinting kemudian merayakan gol tersebut dengan merangkak menggunakan kedua kaki dan tangannya seperti anak anjing yang tengah bergembira.”
Perjalanan Nigeria di Piala Dunia 1994 memang harus berakhir saat Roberto Baggio mencetak gol ke gawang mereka pada babak 16 besar. Namun, selain gol-gol indah dan selebrasi nyentrik dari para pemainnya, ada satu hal lagi yang membuat kiprah Nigeria di Piala Dunia 1994 terlihat begitu menyenangkan untuk diceritakan sampai sekarang: Nigeria mempunyai desain jersey yang unik, lain daripada yang lain -- mereka seolah ingin mendorong batas desain jersey Piala Dunia yang sebelumnya terlihat kaku.
Bekerja sama dengan Adidas, Nigeria menyertakan pola kultural di bagian bawah leher pada jersey kandangnya yang didominasi warna hijau. Pada jersey tandang yang berwarna putih, pola kulutral itu bahkan menjadi bagian inti.
“Jersey yang benar-benar khas, dan jersey yang layak untuk pengenalan pertama Generasi Emas (Nigeria) ke khalayak global,” kata Ed Dove, penulis ESPN, mengenai kostum Nigeria dalam gelaran Piala Dunia 1994 tersebut.
Sekitar 24 tahun setelahnya, Nigeria kemudian mencoba mengenang kiprah mereka di Amerika Serikat tersebut. Dalam gelaran Piala Dunia 2018 ini, Nigeria kembali menggunakan desain jersey yang tak kalah unik dan menarik.
Konsep Naija dalam Jersey Nigeria
Februari 2018 lalu empat pemain pilar Nigeria, Wilfred Ndidi, Alex Iwobi, Jon Obi Mikel, dan Kelechi Iheancho, diberi kesempatan untuk melihat jersey yang akan mereka gunakan pada Piala Dunia 2018. Saat jersey kandang mereka yang serba hijau diperlihatkan, mereka sangat senang.
Kelechi Iheancho, yang tak bisa menyembunyikan kekagumannya, mengatakan, “Wow, saya menyukai yang satu ini.” Pun demikian dengan Jon Obi Mikel, “Saya rasa para pemain (Nigeria) akan gila karena dengan yang satu ini.”
Namun saat jersey tandang Nigeria yang didominasi pola kultural (motif sayap elang) diperlihatkan, reaksi mereka tiba-tiba menjadi lebih hidup daripada sebelumnya. Jon Obi Mikel tersenyum. Ia lalu maju untuk menyentuh jersey tersebut. Setelah itu ia mengatakan bahwa “jersey itu bisa membuatnya menjadi lebih kuat”.
Setelah mengatakan, “Jersey itu bagus, ini sangat kultural dan saya tidak sabar untuk mengenakannya,” senyum juga mengembang di wajah Wilfred Ndidi. Tangan Ndidi yang terus menepuk-nepuk lengannya seolah benar-benar memperlihatkan bahwa dia memang sudah tidak sabar untuk mengenakan jersey tersebut.
Nike sendiri mengungkapkan bahwa filosofi desain jersey tersebut berdasarkan karakteristik skuat timnas Nigeria di Piala Dunia 2018: “Audacious. Fast. Fun. Stylish” Selain itu, jersey tersebut juga mewakili konsep baru di Nigeria: Naija. Sebuah konsep yang mendefinisikan optimisme tertentu yang berfokus pada masa depan. Sebuah konsep yang mencerminkan kegembiraan, kebanggaan, dan perspektif baru tentang patriotisme.
“Kami mendesain jersey (Nigeria) ini dan perlengkapannya berdasarkan identitas keseluruhan para pemain,” kata Dan Faron, orang yang paling bertanggung jawab terhadap desain jersey Nigeria. “Kami mulai melihat tren dalam sikap dan energi yang menghubungkan atlet dengan musik, mode, dan lainnya. Mereka adalah bagian dari budaya yang sangat keren.”
Dalam sepakbola jersey bukan hanya sebuah perlengkapan yang digunakan untuk membedakan satu tim dengan yang lainnya. Jersey bisa menjadi kanvas bagi para desainer untuk membebaskan imajinasinya, juga bisa menjadi lahan uang bagi para pemilik modal untuk menambang uang. Namun ada yang lebih penting daripada itu semua: jersey adalah identitas. Melalui desain jersey terbaru Nigeria di Piala Dunia 2018, Nike mencoba membuktikan itu.
Nigeria kemudian menjajal jersey terbarunya saat itu (jersey tandang) menghadapi Inggris dalam laga uji coba pada Sabtu 2 Juni 2018 lalu. Saat itu Nigeria memang kalah 2-1. Namun, jersey Nigeria hari itu membuat kekalahan tersebut seperti patut untuk dirayakan.
Jersey Nigeria Laris Manis
Sehari sebelum Nigeria meladeni tuan rumah Inggris, Mike Sanz, salah seorang netizen, berkicau di Twitter: “Jika Piala Dunia berdasarkan kostum, Nigeria akan menang dengan mudah.” Saat itu, Ia tidak asal bicara.
Pada hari yang sama, banyak orang sudah antre di depan salah satu gerai Nike di Oxford Street, ,London, Inggris. Seorang calon pembeli bahkan mengaku bahwa antrean itu sudah terjadi sejak pukul enam pagi. Padahal gerai tersebut baru buka pada jam 10 pagi. Namun, mereka tetap sabar demi membeli jersey terbaru Nigeria dan perlengkapan lainnya yang sangat diidamkan.
Salah seorang calon pembeli kemudian menjelaskan alasannya mengapa ia rela antri hari itu, “Itu (jersey tandang Nigeriea) benar-benar kostum terbaik. Bukan hanya untuk Piala Dunia, melainkan juga untuk kostum terbaik pada saat ini.” Sementara itu, ada salah satu dari calon pembeli yang juga menyamakan antrean tersebut dengan antrean yang biasanya terjadi saat Apple mengeluarkan seri Iphone paling baru.
Beberapa saat kemudian, hanya dalam hitungan menit setelah gerai Nike tersebut dibuka, jersey terbaru Nigeria tersebut ludes terjual. Sementara itu, penjualan online jersey Nigeria tersebut laris manis. Ada 3 juta orang yang sudah melakukan pesanan saat jersey tersebut pertama kali diperkenalkan pada 25 Mei 2018 lalu.
Melalui akun Twitter resminya, Nike (Inggris) kemudian mengatakan bahwa “mereka tidak akan menyetok ulang pernak-pernik Nigeria di Piala Dunia 2018 dalam waktu dekat”. Para calon pembeli pun tak sedikit yang kecewa.
Apa yang terjadi di Lagos, Nigeria, tidak jauh berbeda dengan yang terjadi di Inggris. Malahan, saat jersey tersebut sudah tidak tersedia di gerai resmi Nike, jersey bajakan pun tak mengapa.
Jersey bajakan timnas Nigeria 2018 yang beredar di Lagos kebanyakan berasal dari Thailand. Harganya beragam, bergantung dari kualitasnya. Ada yang berharga 20 dolar, ada juga yang berharga 40 dolar. Yang kualitasnya paling buruk bisa dibayar dengan harga 5 dolar. Jersey bajakan itu juga laris terjual.
Hari itu (1/6/18), berkat jersey-nya, Nigeria seperti benar-benar “memenangkan” Piala Dunia 2018. Dan malam nanti, saat melawan Argentina, mereka akan mencoba membuktikan bahwa Nigeria tak hanya perkara jersey. Jika berhasil menang, atau menahan seri dan Islandia dikalahkan Kroasia, mereka akan melaju ke babak 16 Besar, menyamai pencapaian senior mereka, Yekini, dkk., di Piala Dunia 1994.
Editor: Aqwam Fiazmi Hanifan