tirto.id - Calon Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Kamala Harris, dikabarkan unggul secara elektabilitas saat ini dibanding Calon Presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump.
Berdasarkan hasil survei daring yang dilakukan Reuters/Ipsos dalam kurun waktu dua hari setelah petahana, Joe Biden, mundur dari kursi pencapresan, Senin (22/7/2024) lalu, Kamala Harris, yang kini menjabat sebagai Wakil Presiden AS, unggul dengan persentase 44 persen daripada Trump yang diperkirakan memperoleh 42 persen.
Akan tetapi, tim kampanye Trump meragukan kredibilitas hasil survei tersebut. Analis politik sekaligus surveyor Trump, Tony Fabrizio, mengakui popularitas Kamala Harris akan naik akibat pemberitaan media. Hal ini tidak lepas kandidat Presiden AS kerap mendapat dorongan elektabilitas setelah pemberitaan konvensi. Namun survei tidak menunjukkan kenaikan signifikan.
“Lonjakan tersebut kemungkinan akan mulai terlihat dalam beberapa hari ke depan dan akan berlangsung selama beberapa waktu,” ujar Fabrizio dalam memo sebagaimana dikutip dari media Reuters, Rabu (24/7/2024).
Kamala Harris sebelumnya menyatakan kesiapan untuk maju sebagai calon presiden dalam Pilpres 2024 sebagai pengganti Joe Biden yang mundur dari kursi capres. Kamala, yang disebut sebagai kandidat presiden perempuan kulit hitam pertama di AS, mengucapkan terima kasih atas kesediaan Biden menawarkan kursi pencalonan pemilu mendatang.
Kamala Harris sudah memulai kampanyenya di negara Wisconsin pada Selasa (23/7/2024) waktu setempat. Ia pun mendapat dukungan positif dan mendapat perhatian tentang siapa pendampingnya dalam Pilpres AS 2024 mendatang.
Sejumlah nama pun dikabarkan akan menjadi pendamping Kamala Harris seperti Menteri Transportasi AS, Pete Buttigieg, Gubernur California, Gavin Newsom, Senator Amerika Serikat, Mark Kelly, atau Gubernur Kentucky, Andy Beshear.
Survey dilakukan oleh Reuters/Ipsos pada 1.241 warga AS secara nasional, termasuk 1.018 orang yang akan menjadi pemilih dengan angka margin of error 3 persen.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Andrian Pratama Taher