tirto.id - Tradisi Mudik 2018 akan semakin terasa dengan suguhan tambahan infrastruktur baru oleh pemerintah yang bakal memanjakan pengguna terutama di Jawa dan Sumatera. Khusus di Jawa, perkembangan penyelesaian proyek Tol Trans Jawa dari tahun ke tahun menunjukkan capaian signifikan.
Tahun lalu, titik terjauh barat-timur tol fungsional Trans Jawa sampai ke pintu keluar Desa Gringsing, Weleri,Kabupaten Batang—110 km lebih jauh ke timur dari titik Brexit yang sempat jadi fenonemal pada musim mudik 2016 silam.
Tahun ini, setidaknya untuk kali pertama, pemudik yang menggunakan jalan bebas hambatan bisa merasakan sensasi melintasi tol Trans Jawa nyaris tak terputus. Namun, bukan berarti ruas-ruas tol yang akan dilewati sudah mulus sempurna. Selain masih banyak ruas yang fungsional dengan kondisi jalan lean concrete, aspal, atau bahkan sudah rigid pavement.
“Kami mohon maaf Jembatan Kenteng masih belum kita selesaikan untuk mudik Lebaran 2018. Kementerian PUPR akan membangun jalan rigid pavement yang akan melintasi di bawah Jembatan Kenteng,” kata Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Jumat (4/5/2018).
Tantangan di Kali Kuto
Pemudik yang ke arah Jakarta tentu akan mudah melintasi tol operasional sampai Brebes Timur hingga Pemalang. Tol Pemalang-Batang sepanjang 39,2 km sudah bisa dilalui arus mudik tahun 2018 nyaris operasional.
Namun, setelah itu, tantangan siap menyapa pemudik. Selain kondisi jalan yang masih fungsional dengan kondisi sebagian aspal, atau hanya lean concrete (LC). Pada jalur menjelang Semarang akan dihadapkan pada kondisi titik kritis pertama yaitu Jembatan Kali Kuto, yang jadi bagian tol fungsional Batang-Semarang.
Jembatan yang memakai konstruksi baja pelengkung ini awalnya tuntas setelah lebaran. Namun, dalam rangka mudik, pengerjaannya dipercepat dikebut siang dan malam. Konsekuensinya, saat kegiatan konstruksi ruas-ruas tol fungsional lain dapat selesai H-10 Lebaran, tapi untuk pembangunan Jembatan Kali Kuto akan tetap dilanjutkan. Targetnya pada H-2 atau H-3 Lebaran, baru bisa dilewati pemudik. Artinya pemudik yang melintas ruas ini sebelum H-2 pastinya tak bisa melintas jembatan ini.
Saat Jembatan Kali Kuto belum dibuka, kendaraan dapat keluar Simpang Susun Gringsing menuju jalur nasional. Namun, pemudik harus melewati lintasan jalan non tol sejauh kurang lebih 1 Km, kemudian masuk kembali ke ruas tol. Di lokasi ini, potensi kemacetan sangat besar karena ada pertemuan dua arus kendaraan pada lintasan sebidang.
Kali Kenteng, Titik Kritis Sebelum Solo
Kabar tak sedap bagi pemudik yang akan melintasi Tol Trans Jawa terutama yang akan menuju Solo. Pada ruas tol fungsional Salatiga-Kartasura yang ditargetkan bisa dilalui sebagai jalur fungsional selama mudik Lebaran dipastikan terganjal pembangunan Jembatan Kali Kenteng. Pemasangan girder penghubung jembatan ini membutuhkan waktu lebih lama, sehingg tidak akan selesai sesuai target sebelum mudik Lebaran ini.
Jembatan yang berada di Desa Susukan, Kabupaten Semarang ini menjadi titik kritis jalur tol Salatiga-Kartasura yang jadi ruas tol fungsional alias digratiskan selama mudik Lebaran karena belum bisa operasional. Ruas Tol Salatiga-Kartasura ini sepanjang 32 kilometer yang merupakan bagian dari Seksi 4 dan 5 Ruas Tol Semarang-Solo.
Mengingat target tol Salatiga Kartasura yang harus diselesaikan sebelum mudik Lebaran, maka PT Jasamarga Solo Ngawi (PT JSN) selaku pelaksana proyek mengubah rencana dari pembangunan Jembatan Kenteng menjadi jalur darat di bagian bawah. Rencana perubahan ini disebut Plan B, menurut Staf Senior Pengendalian Proyek Tol Salatiga-Kartasura PT JSN, Muhammad Iqbal.
“Pengerjaan jembatan atas untuk beberapa pekerjaan yang tidak mengganggu mobilitas di jalur bawah masih dikerjakan. Namun fokus kita sekarang kebut untuk jalur bawah dulu,” ujarnya saat ditemui Tirto di lokasi proyek Jembatan Kali Kenteng, Susukan, Semarang, Selasa (22/5/2018).
Proyek akses jalan di bawah Jembatan Kenteng ditargetkan dapat selesai sekitar 29 Mei 2018. Saat kunjungan Menteri PU Basuki Hadimuljono pada Sabtu (26/5) kegiatan pengecoran lantai jalan di jalur bawah jembatan memang masih berlangsung. Bila sudah kering, maka sudah bisa dilalui pemudik.
“Jalur bawah ini seminggu lagi harus sudah selesai, sekarang progresnya sudah 75 persen. Kami bekerja 24 jam selama 7 hari untuk mengejar target itu dengan pergantian shift,” jelas Muhammad Iqbal.
Kontur tanah Desa Susukan yang berbukit-bukit dengan tanjakan dan turunan yang curam menjadi tantangan tersendiri proyek ini. Saat Tirto berkunjung ke lokasi proyek, material tanah tengah ditimbun untuk membuat jalur yang landai. Jadi jalur bawah sepanjang 493 meter ini akan ditimbun material tanah, lalu tanahnya dipadatkan dan dicor beton.
Jalur darat ini akan melewati dua sungai yakni Serang yang berdekatan dengan jalan tol arah Semarang dan Sungai Kenteng -lebih dikenal Kali Kenteng- di arah menuju tol Solo.
Jalur darat Kali Kenteng ini hanya bersifat sementara selama mudik Lebaran tahun ini. Jalan ini nantinya akan dipakai untuk jalan warga apabila pembangunan Jembatan Kali Kenteng yang posisinya berada di atas sudah selesai.
Manajer Operasi PT JSN Imam Zarkasih mengatakan pembangunan jembatan atas sudah sekitar 63 persen hingga 22 Mei 2018. “Untuk yang jalur atas memerlukan pemasangan girder [balok penghubung antar tiang/pilar jembatan], pengerjaannya ditinggal dulu, fokus ke jalur darat,” kata Imam saat ditemui Tirto di kantornya, di Tipes, Surakarta, Selasa (22/5/2018).
Melintas Kali Kenteng
Tirto berkesempatan mengunjungi proyek jembatan ini pada 22 Mei 2018 lalu, dengan berangkat dari Kota Surakarta sekitar 45 menit menuju lokasi. Setelah lewat Kota Boyolali, kami menuju Jalan Boyolali-Semarang melalui Jalan Raya Sruwen-Karanggede. Jalan menuju proyek sudah beraspal hingga Jalan Susukan Raya di sekitar area proyek.
Memasuki area proyek Jembatan Kali Kenteng yang berada di Desa Susukan, Kabupaten Semarang, jalan yang dilalui berupa tanah dengan kontur menurun. Mobil kami berhenti di dekat papan proyek dan di sebelah kanan terdapat kantor sementara PT Jasamarga Solo Ngawi (PT JSN), pelaksana proyek ini. Ada sekitar empat papan berjajar berisi penjelasan proyek Jembatan Kali Kenteng.
Dari lokasi papan penjelasan proyek itu, kami berjalan sekitar 200 meter ke kiri menuju tempat dimana kami bisa melihat secara keseluruhan proyek ini. Tempatnya berada di kontur tanah lebih tinggi, sehingga bisa melihat pengerjaan jalur akses sementara (Plan B) yang masih dikebut di bagian bawah.
Jalanan terus menurun hingga di antara Kali Serang dan Kali Kenteng, lalu akan naik lagi dengan kemiringan yang sama dengan ujung satunya yakni 10 persen, namun agak menikung. Jalan ini akan terhubung dengan jalan tol menuju kota Solo melewati Boyolali.
Yang paling dikhawatirkan dari proyek akses jalan sementara ini salah satunya tingkat kecuraman kontur tanahnya. Maka timbunan tanah dibuat sedemikian rupa hingga cukup landai dilalui kendaraan golongan I. Ketinggian timbunan tanah di jalan sementara ini sekitar 13 meter dari dasar.
Dari titik tinjau proyek di dekat pintu masuk menuju ke turunan dekat Kali Serang dan Kali Kenteng hanya bisa dilalui mobil 4WD atau minimal mobil yang bisa melintas di medan berat. Jalan proyek yang dilalui hingga menuju ke dekat Kali Serang dan Kali Kenteng sangat curam. Mobil 4WD yang membawa kami diparkir di dekat masjid yang terletak di tempat agak landai. Jalanan tanah ini sangat licin karena sehari sebelumnya sempat hujan di area proyek.
Dari sisi bawah dekat Kali Kenteng berjarak sekitar 200 meter, timbunan tanah sudah berbentuk jalan tinggal diratakan dan dipadatkan tanahnya, baru setelah itu dicor beton. Target pengecoran beton sekitar tanggal 28 dan 29 Mei ini.
Jika dari Kali Kenteng, jalan ini akan naik terus menuju jalan tol arah Solo dengan tingkat kemiringan sepuluh persen, sama dengan sisi sebelumnya. Di bagian ujung jalan yang menuju ke jalan tol arah Solo ini dibuat lebih panjang jalurnya dan menikung agar lebih landai. Bila dilihat secara keseluruhan, maka proyek jalur akses sementara ini berbentuk seperti cekungan yang cukup curam dengan titik terendah di Kali Serang dan Kali Kenteng.
Soal keamanan saat melintas jalur bawah Kali Kenteng, PT JSN tetap memperhatikan rambu-rambu jalan tol yang akan dipasang lengkap meliputi tolo-tolo, water barrier, pagar seng, rubbercon.
“Untuk Kali Kenteng ini memang kita usahakan lebih rapat, dan lebih banyak, karena kondisinya kan memang tidak senyaman jalur lain dan ini kan sifatnya jalan sementara,” kata Staf Senior Pengendalian Proyek Tol Salatiga-Kartasura PT JSN, Muhammad Iqbal saat ditemui di lokasi proyek, Selasa (22/5/2018).
Pemudik tak perlu khawatir soal kondisi darurat saat melintasi jalan bawah sementara di Kali Kenteng. Pihak PT JSN juga telah menyiapkan satu posko khusus di tepi jalur darat ini. “Buat Kali Kenteng ini nanti kita juga bikin ada pos sendiri, jadi nanti ada ambulans, derek. Posnya ada di bawah, di sekitar [tiang] P7, di deket Kali Kenteng,” tambah Iqbal.
Bagi pemudik yang akan mencoba Jalan Tol Trans Jawa ditargetkan bisa menikmati salah satu titik kritis di jalur Tol Trans Jawa di musim mudik 2018.
Editor: Suhendra