Menuju konten utama

Juli 2023, BI Bakal Terbitkan Proof of Concept Digital Rupiah

Digital Rupiah akan diterbitkan dalam dua jenis. Yaitu Digital Rupiah wholesale (w-Digital Rupiah) dan Digital Rupiah ritel (r-Digital Rupiah).

Juli 2023, BI Bakal Terbitkan Proof of Concept Digital Rupiah
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan arah kebijakan BI tahun 2023 dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2022 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (30/11/2022). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/YU

tirto.id - Bank Indonesia (BI) akan menerbitkan proof of concept Digital Rupiah pada Juli 2023. Gubernur BI Perry Warjiyo mengklaim sudah bertemu dengan pemain-pemain potensial untuk menjadi wholesaler Digital Rupiah.

"Insya Allah nanti sekitar Juli kami akan keluarkan proof of concept untuk Digital Rupiah mempersiapkan Indonesia sebagai negara Indonesia maju dengan digital, digitalisasi pembayaran dan juga digitalisasi rupiah," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam acara peluncuran Laporan Transparansi dan Akuntabilitas Bank Indonesia (LTABI) 2022 dikutip dari Antara, Senin (30/1/2023).

Digital Rupiah akan diterbitkan dalam dua jenis. Pertama, Digital Rupiah wholesale (w-Digital Rupiah) dengan cakupan akses yang terbatas dan hanya didistribusikan untuk melayani transaksi wholesale. Kedua, Digital Rupiah ritel (r-Digital Rupiah) dengan cakupan akses yang terbuka untuk publik dan didistribusikan untuk transaksi ritel.

"Kami sudah ketemu dengan pemain-pemain besar yang kami pandang punya kemampuan untuk menjadi wholesaler," ujar Perry.

Digital Rupiah diharapkan memiliki kualitas yang lebih aman dan efisien dibandingkan kualitas uang kartal fisik dan rekening giro di Bank Indonesia. Untuk diketahui sebelumnya, pada 30 November 2022, BI meluncurkan desain pengembangan digital rupiah yang terangkum dalam white paper atau buku putih yang menguraikan rumusan Central Bank Digital Currency (CBDC) Indonesia beserta pertimbangan manfaat dan risikonya.

Penerbitan buku putih tersebut merupakan langkah awal "proyek garuda" yaitu proyek yang memayungi berbagai inisiatif eksplorasi atas berbagai pilihan desain arsitektur digital rupiah. Pengembangan Proyek Garuda Digital Rupiah meliputi desain konseptual, integrasi infrastruktur dan teknologi.

Pengembangan Digital Rupiah terdiri dari tiga tahap. Pada tahap pertama, pengembangan akan dimulai dengan w-Digital Rupiah untuk use case penerbitan, pemusnahan, dan transfer dana antar pihak.

Pada tahapan berikutnya, use case w-Digital Rupiah akan diperluas dengan tambahan yang mendukung transaksi di pasar keuangan. Terakhir, konsep integrated end-to-end w-Digital Rupiah to r-Digital Rupiah akan diujicobakan.

Pendekatan itu memungkinkan eksplorasi berbagai alternatif desain Digital Rupiah guna memastikan nilai tambah yang paling optimal. Digital Rupiah akan dibangun dalam fitur desain yang tangguh dan memungkinkan pengembangan model bisnis baru yang inovatif, inklusif, dan mendorong efisiensi.

Digital Rupiah akan dilengkapi dengan berbagai fitur yang memastikan resiliensi, baik dalam konteks keamanan maupun ketersediaan. Seperti offline functionality, yang juga memastikan perluasan inklusi keuangan di daerah tertinggal.

Digital Rupiah juga akan dilengkapi fitur programmability yang memungkinkan pengembangan inovasi dan efisiensi keuangan, misalnya smart contract. Tokenisasi surat berharga juga akan dikembangkan di dalam platform Digital Rupiah untuk membuka peluang-peluang baru bagi pendalaman pasar keuangan.

Gagasan pengembangan Digital Rupiah dilandasi oleh tiga penggerak utama, yakni kebutuhan BI sebagai otoritas tunggal dalam menerbitkan mata uang untuk menyikapi perkembangan digital di sektor ekonomi dan keuangan yang cepat. Langkah tersebut diperlukan untuk menjaga kedaulatan mata uang rupiah di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada era digital.

Bank Indonesia juga perlu mengembangkan rupiah digital untuk memperkuat peranannya di kancah internasional karena Digital Rupiah akan menempatkan Indonesia dalam peta pengembangan CBDC global.

Baca juga artikel terkait EKBIS atau tulisan lainnya dari Antara

tirto.id - Ekonomi
Penulis: Antara
Editor: Intan Umbari Prihatin