Menuju konten utama

Jonan Target Bauran EBT 23% dalam RUPTL 2019-2028

Upaya menggenjot target bauran energi baru terbaharukan ditempuh dengan berbagai cara seperti pemfaatan gas pada kendaraan dan panel surya di rumah.

Jonan Target Bauran EBT 23% dalam RUPTL 2019-2028
Menteri ESDM Ignasius Jonan bersiap memberikan konferensi pers capaian kinerja Kementerian ESDM di Jakarta, Jumat (4/1/2019). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

tirto.id -

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menargetkan penggunaan energi baru terbarukan (EBT) dalam penyediaan tenaga listrik nasional bisa mencapai 25 persen pada 2025.
Hal tersebut dituangkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) periode 2019-2028.
"Pemerintah menetapkan energi baru terbarukan dalam bauran energi minimal 23 persen pada 2025. Ini tantangan yang amat besar, sehingga pemerintah memutuskan inisiatif pembangkit EBT di bawah 10 MW tidak perlu ada dalam RUPTL. Tujuannya mengejar bauran energi yang berasal dari EBT," ungkap Jonan di auditorium PT PLN (Persero) Jakarta, Senin (18/3/2019).

Hal itu dilakukan, kata Jonan, dengan berbagai terobosan. Salah satunya memanfaatkan gas untuk mengganti bahan bakar jenis solar atau diesel yang selama ini banyak digunakan pembangkit listrik berukuran kecil di wilayah terpencil.
"Kami ingin di wilayah jauh, pulau yang dulu pakai minyak diesel itu diganti dengan gas atau dengan renewable mana yang lebih fit lah," jelas dia.
Jonan juga mencontohkan penggunaan minyak sawit sebagai pengganti diesel untuk meningkatkan EBT.

Mungkin, kata dia, butuh penyesuaian pada mesin pembangkit dengan pemasangan converter agar mesin yang semula menggunakan bahan bakar diese, juga beroperaai dengan minyak sawit alias crude palm oil (CPO).

"Mengenai renewable itu kan macam-macam, PLTD yang dimiliki dan dioperasikan sendiri oleh PLN bisa dengan gas atau CPO, itu bisa dimasukkan ke mesin diesel yang bisa mengkonsumsi CPO langsung. Mungkin perlu ada sedikit alat converter," papar dia.
Ia melanjutkan, strategi lainnya adalah dengan mendorong pemanfaatan panas bumi, angin hingga tenaga matahari atau surya.
Penerapan tenaga surya, kata dia, bisa dimulai di rumah, sehingga rumah tangga bisa memenuhi kebutuhan listriknya sendir.

Namun PLN, kata dia, tak perlu khawatir listrik yang diproduksinya tidak laku karena banyak rumah yang pakai panel surya.
"PLN tak perlu khawatir ada saingan baru. Ini kan cuma soal jualan saja," terang dia.

Baca juga artikel terkait LISTRIK atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Bisnis
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Zakki Amali